Jurnalisme Warga

Melihat Keunikan Belut Keramat Di Desa Boafeo: Penjaga Tradisi Dan Harmoni Alam

Oleh,  Karolina Keni, Mahasiswa STIPAR Ende

Desa Boafeo, yang terletak di Kecamatan Maukaro, Kabupaten Ende, menjadi sorotan berkat keberadaan belut keramat makhluk unik yang dipercaya memiliki nilai spiritual dan kekeramatan oleh masyarakat setempat.

Tradisi dan kepercayaan tentang belut keramat dengan panjang 90 cm ini telah menjadi bagian penting dari identitas budaya desa ini, menarik perhatian masyarakat lokal hingga wisatawan dari luar daerah.

Menurut Robertus Raja, salah satu tokoh adat Desa Boafeo, kehadiran belut-belut keramat ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan selalu dijaga keberadaannya.

 “Belut ini bukan sekadar hewan biasa. Kami percaya bahwa mereka adalah penjaga desa yang melindungi kami dari malapetaka dan membawa keberkahan. Karena itu, kami tidak pernah menangkap atau mengganggu mereka,” ungkap Robert saat diwawancarai pada Senin(20/01/2025).

Mata Air Sebagai Habitat Belut

Belut-belut ini tinggal di sebuah mata air yang dianggap sakral oleh masyarakat. Mata air ini terletak di lokasi yang dikelilingi oleh pepohonan rimbun, menciptakan suasana yang sejuk dan damai.

Airnya jernih, sehingga keberadaan belut-belut yang berenang di dalamnya dapat terlihat dengan jelas. Tempat ini dijaga kebersihannya dengan ketat oleh masyarakat, karena mereka percaya bahwa menjaga kemurnian mata air adalah bentuk penghormatan kepada leluhur dan alam.

Mata air ini juga terdapat nilai-nilai spiritualnya , Masyarakat Desa Boafeo percaya bahwa mata air ini memiliki kekuatan khusus yang bisa membawa berkah.

Belut-belut yang hidup di dalamnya dianggap sebagai makhluk pelindung desa yang menghubungkan warga dengan leluhur mereka. Saat mata air ini digunakan untuk ritual adat, masyarakat sering mempersembahkan sesaji, seperti sirih pinang atau hasil panen, sebagai tanda syukur dan penghormatan.

Menurut kepercayaan lokal, belut-belut di mata air ini juga menjadi “penanda alam.” Misalnya, kemunculan belut dalam jumlah tertentu diyakini sebagai pertanda datangnya musim panen yang baik atau peringatan akan bencana yang mungkin terjadi.

Pelestarian Alam dan Tradisi

Untuk menjaga keberlanjutan tradisi ini, masyarakat Desa Boafeo secara kolektif menjaga ekosistem di sekitar mata air. Aturan adat ditegakkan dengan ketat, termasuk larangan menangkap atau merusak habitat belut sakti.

“Kami percaya bahwa menjaga belut ini sama artinya dengan menjaga hubungan kami dengan leluhur dan alam,” tutur Robertus Raja.

Keunikan belut keramat di Desa Boafeo menjadi bukti bahwa kearifan lokal masih terjaga di tengah arus modernisasi. Tradisi ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang hubungan harmonis antara manusia, alam, dan budaya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan