Jurnalisme WargaReligi

Harmoni Budaya Dalam Misa Jumat Agung di Paroki MBSM,Sumba Timur

Oleh Roswita Hubertine Tae,Mahasiswa STIPAR Ende

Suasana khidmat menyelimuti Paroki Maria Bunda Selalu Menolong (MBSM), Kambajawa, Sumba Timur, saat umat berkumpul untuk merayakan Misa Jumat Agung pada,Jumat 18 April 2025.
Misa yang dihadiri oleh umat dari berbagai daerah ini tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga menjadi ajang pelestarian budaya melalui penampilan koor etnis Nagekeo yang memukau.

Emilianus Yego, pelatih sekligus dirigen koor, mengungkapkan mereka menerima tugas dari seksi liturgi Paroki MBSM untuk menanggung koor pada hari Jumat Agung dan dengan senang hati mereka menerima tugas tersebut dan mereka mengenakan busana Etnis Kabupaten Nagekeo.
Koor etnis Nagekeo yang terdiri dari umat dengan latar belakang dan jenis suara yang beragam, berhasil menyatukan semangat dan kebersamaan dalam melayani Tuhan.

Koor etnis dalam perayaan liturgi ini, bukan baru terjadi sekali ini saja, melainkan sudah menjadi tradisi mendalam di Paroki MBSM. Terutama karena umat yang berasal dari berbagai daerah, seperti Sumba Timur, Sumba Barat, Bajawa, Ende, Manggarai, Nagekeo dan yang lainnya. Semuanya bersatu dalam semangat kebersamaan.

Romo Yosef, pemimpin misa sekaligus pastor rekan di Paroki MBSM, juga menekankan pentingnya koor etnis ini sebagai upaya melibatkan umat dalam misa.
“Koor etnis ini merupakan salah satu cara untuk melibatkan umat dan melestarikan budaya bangsa,” ujarnya saat ditemui di Pastoran Paroki MBSM.
“Etnis-etnis yang ada di Paroki kami ini adalah etnis yang aktif dan mau memberi diri, mau terlibat dalam gereja. Setiap pada perayaan besar, seperti Natal, Jumat Agung, Paskah, umat selalu senang dan bersedia jika diikut sertakan dalam kegiatan gereja,”kata Romo Yosef.

Dengan semangat kebersamaan, Misa Jumat Agung kali ini menjadi bukti bahwa iman dan budaya dapat berjalan beriringan, menciptakan keharmonisan yang indah dalam setiap ibadah.

Misa Jumat Agung kali ini bukan sekadar perayaan iman, tetapi juga simbol persatuan dan kekayaan budaya yang tumbuh dalam Paroki MBSM.

Adapun harapan agar semakin banyak umat Nagekeo terlibat di masa depan.

“Misa Jumat Agung di Paroki MBSM kali ini menjadi momen yang tak terlupakan, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga tradisi dan budaya dalam setiap langkah iman kita,”ujarnya.

Related Articles

2 Comments

  1. Sangat meninspirasi, bagian dari bagaimana kita terus melestarikan budaya bangsa sehingga tidak muda di kikis oleh budaya asing di era global saat ini,. Akar yang kuat akam mebuat budaya tumbuh semakin subur. terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan