INTROSPEKSI PARTAI POLITIK
Oleh, Faustinus Vasco, S. Sos
Sistem perpolitikan di Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tradisi kaderisasi partai politik, yang semula menjadi prinsip utama dalam merekrut calon pemimpin, sekarang telah dilampaui oleh faktor-faktor seperti popularitas, kekuatan finansial, dan hasil survei. Berikut adalah sebagian alasan mengenai hal ini:
Perubahan Prioritas:
Tradisi kaderisasi partai politik yang berfokus pada pendidikan dan pelatihan politik sekarang sudah tidak sepenting dulu. Partai politik cenderung lebih memprioritaskan calon yang memiliki popularitas dan ketenaran di masyarakat. Ini seringkali berdampak pada pemilihan calon pemimpin yang lebih dikenal oleh publik umum.
Ada artis, atlit , pelawak, Ustads dan siapapun yang memiliki nilai ”jual” akan direkrut. Begitupun birokrat karier juga bisa diambil dengan tawaran lebih menarik. Jadi ?
Kekuatan Finansial:
Faktor keuangan memainkan peran besar dalam politik Indonesia. Calon yang memiliki kekayaan pribadi atau yang mendapatkan dukungan finansial yang kuat dari kelompok tertentu memiliki keunggulan besar dalam pemilihan. Hal ini dapat memengaruhi persaingan politik dan menyisihkan calon yang mungkin lebih berkualifikasi tetapi kurang mendukung finansial.Secara gamblang kita bisa saksikan betapa banyaknya orang Kaya yang tiba tiba jadi petinggi Partai loncat dari pucuk partai A ke B.
Hasil Survey dan Elektabilitas:
Partai politik sering kali mengandalkan hasil survei opini publik untuk menentukan calon yang paling populer dan memiliki elektabilitas tinggi. Calon yang menduduki posisi teratas dalam survei cenderung lebih mendapatkan perhatian dari partai politik dan media massa. Bisakah kita melihat bahwa memang pak Ganjar jauh lebih menjual dari Mbak Puan?
Pengaruh Selebriti dan Tokoh Terkenal: Sejumlah artis, orang kaya, dan tokoh terkenal di Indonesia telah memasuki dunia politik tanpa melalui proses kaderisasi tradisional. Mereka seringkali memiliki daya tarik tersendiri dan dapat menggerakkan massa yang besar, yang membuat mereka menjadi kandidat yang menarik bagi partai politik.
Perubahan Budaya Politik:
Ini mencerminkan perubahan dalam budaya politik Indonesia, di mana popularitas dan ketenaran sering dianggap sebagai faktor penentu kualitas seorang pemimpin. Hal ini mungkin mengakibatkan kekurangan pemimpin yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mendalam dalam masalah-masalah politik dan pemerintahan
Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada reformasi dalam sistem politik Indonesia. Ini bisa termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan transparansi dalam pendanaan kampanye, mempromosikan pendidikan politik yang lebih baik, dan memperkuat peran partai politik dalam merekrut dan melatih kader yang berkualifikasi.
Jadi, kesalahan dalam sistem politik tidak hanya bisa disalahkan pada individu seperti ๐๐๐๐ง๐๐ฃ ๐๐๐ ๐๐๐ช๐ข๐๐ฃ๐ ๐๐๐ ๐ saja , karena faktanya banyak orang lain yang mendapatkan keuntungan. Harus ada upaya kolektif untuk memperbaiki dan mengubah arah politik Indonesia menuju sistem yang lebih sehat dan lebih demokratis.
Pengamat Sosial Politik
Tinggal di Maumere