Regional

KPK  RI Minta Pemda Sikka dan Banggar Berhenti Bermain Proyek

MAUMERE,GlobalFlores.com-Kepala Satgas (Kasatgas) Direktorat V Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervise Komisi Pemberantasan Korupsi   Republik Indonesia (KPK RI ),  Dian Patria  meminta untuk segera menghentikan  permainan proyek antara Pemda dalam hal ini  TAPD dan Badan Anggaran di Kabupaten Sikka.

Hal ini disampaikan Dian, Senin (24/7/2023) usai rapat koordinasi akselerasi  pencegahan  korupsi Pemerintah Kabupateen Sikka tahun 2023, di lantai 4 Kantor Bupati Sikka.

“Main-main proyek, bagi-bagi, tim sukses harus dapat, ini dapat. Proyeknya belum selesai sudah lunas. Paling sering itu terjadi. Terus pajaknya tidak ditagih-tagih. Mau ke mana kita. Kasihan Sikka-nya,”kata Dian.

Dian yang mengaku baru pertama kali datang ke Kabupaten Sikka itu  menjelaskan bahwa dalam rapat akselerasi pencegahan  korupsi di Kabupaten Sikka  yang merupakan kabupaten tertua dibandingkan dengan kabupaten lain  di Flores, ditemukan adanya penunggakkan pajak hingga mencapai Rp 32 Miliar.

Selain adanaya penunggakan pajak, persoalan lainnya seperti tata kelola, kemiskinan dan bahkan adanya proyek yang bermasalah. 

Dian menyebut, angka kemiskinan di Kabupaten Sikka mencapai 12 persen lebih, di atas rata-rata nasional 9,57 persen.

“Di Kabupaten Sikka saat ini kemiskinan mencapai 12 persen  lebih  jauh diatas rata-rata nasional  yang hanya mencapai 9, 57 persen,”kata  Dian.

Berdasarkan data  Monitoring  Center for Prevention (MCP) Sikka masih lebih baik dari Kabupaten Nagekeo dan Ngada. 

Menurut Dian di Flores hingga Lembata terdapat 9 kabupaten  dan Kabupaten Sikka masuk pada nomor urut ketujuh yang lemah komitmen  oleh pimpinan daerah untuk berubah.

“Ada sembilan Pemda di sini berarti Sikka berada di nomor urut tujuh.  Kondisi ini artinya lemah komitmen oleh kepala daerah untuk berubah.  Berbuat kebaikan juga lemah,”kata  Dian.

 Dian juga menyebutkan bahwa  , kepatuhan terhadap regulasi  rendah. Bahkan dalam Survei Penilaian Integritas (SPI) mencatat, layanan publik Kabupaten Sikka terendah se-NTT.

Namun demikian Dian juga mengakui bahwa Kabupaten Sikka  memiliki potensi  pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Secara tata kelola, kabupaten Sikka hanya lebih baik dari Kabupaten Nagekeo dan Ngada.  Kalah dengan Kabupaten Flores Timur dan Lembata. Bila dibandingkan dengan kabupaten Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat.

Di Kabupaten Sikka Lanjut Dian ternyata masih banyak  yang harus dioptimalkan  khususnya berkaitan dengan pajak  Pemda Sikka, karena itu harus dilakukan pengecekan secara baik di lapangan. 

Dian juga meragukan Kabupaten Sikka akan berubah, karena anggarannya terbatas dan tata kelolanya rendah. Di daerah lain, lanjut Dian Pemda hanya bisa pasrah  apa yang dilaporkan wajib pajak  dan tidak pernah kejar.

“Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan sama pemda, sama pemerintah. Tentunya ini pilihan jawaban masyarakat perlu diedukasi jangan pilih pimpinan yang bermasalah. Ini bicara ke depan, kalau tidak maka jurang  kita akan semakin dalam,”katanya. (rel)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan