Kesehatan

Penyakit DBD Di  Sikka Mengalami Peningkatan Hingga Mencapai 355 Kasus,Tiga Diantaranya Meninggal

MAUMERE, GlobalFlores.com – Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Sikka meningkat tajam, sejak Januari 2022 hingga Oktober 2022 mencapai 355 kasus.  Dari jumlah kasus tersebut 3 diantaranya orang meninggal dunia. 

Hal ini disampaikan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, Jumat ( 14/10/2022) di Maumere.

Herlemus menjelaskan bahwa akumulasi kasus DBD di Kabupaten Sikka sejak Januari hingga Oktober 2022 mencapai 355 kasus. Dari jumlah tersebut  3 orang diyatakan meninggal dunia.

Untuk penyebaran kasus dari 2019  hingga 2022 sangat tinggi.  Jika dihitung perbulannya  lanjut Herlemus, maka  kasus yang terbayak terjadi pada bulan Januari yakni 122 kasus,  bulan Februari  69 kasus,  bulan Maret 41 kasus,  bulan April 30 kasus, bulan Mei 22 kasus, bulan Juni 10 kasus, bulan Juli 10 kasus,  bulan Agustus  22 kasus, bulan Septemer 22 kasus, bulan Oktober  7 kasus, jika diakumulasikan mencapai  355 kasus DBD di  kabupaten Sikka.

Sementara dari sejumlah Puskesmas di kabupaten Sikka kata Herlemus juga menyampaikan  korban meninggal akibat DBD, diantaranya, Puskesmas Habibola  1 orang,  Puskesmas Kopeta 1 orang, dan Puskesmas Beru 1 orang.

Herlemus juga secara tegas akan menyampaikan kepada para  petugas untuk  mengecek langsung Angka Bebas Jentik (ABJ)  dari rumah kerumah setiap warga, jika masih ada jentik pada setiap rumah warga  maka akan segera dilakukan pencegahan.

Herlemus mengaku untuk melakuan pencegahan DBD harus segera dilakukan, bukan tergantung pada dana siap atau tidak.

“Pencegahan harus segera dilakukan, apapun soal dana ada atau tidak itu bukan alasan bagi saya, bahwa ini adalah tupoksi memang  harus ada dukungan dari berbagai stakeholder, namun menjadi pimpinan itu harus mampu mencari jalan keluarnya. Karena masyarakat tidak menunggu,  kita ada dana atau tidak ada dana,”kata  Herlemus.

Negara kata Herlemus,  harus hadir  untuk menuntaskan problem kesehatan di masyarakat. Setiap pemimpin harus mampu mencari jalan keluar, soal dana biarkan kepala dinas kesehatan berdiskusi dengn bupati dan anggota DPRD Sikka. namun tindakan pencegahan harus segera dilakukkan.

Heremus juga mengaku semua alat foging sejak tahun 2021 sudah didroping ke masing-masing Puskesmas di wilayah Kabupaten Sikka. Oleh karena itu lanjutnya, jika terjadi kasus di wilayah puskesmas maka petugas Puskesmas itu yang akan bergerak  untuk segera melakukkan pencegahan.   Jika dari puskesmas  mengalami kekurangan maka Dinas yang akan membantunya.

Setiap ambulance lanjut yang berada di setiap Puskesmas wajib memasang toa, untuk menghimbau kepada masyarakat pada setiap wilayah puskesmasnya agar berpola hidup sehat, dengan selalu menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing.

“Kepada setiap Puskesmas saya tegaskan bahwa saya tidak mau dengar tidak menjalankan tugas hanya karena tidak ada dana.  Cuma toa yang harga  Rp 300.000 tidak bisa dibeli, itukan tidak mungkin. Jadi Toa  pasda setiap ambulance itu wajib harus di pasang,”kata Herlemus.

Menurut Herlemus tidak semua hal kecil harus dibiayai oleh negara ini,  tetapi butuh pengabdian dan nilai tanggungjawab dari masing –masing pimpinan diwilayah masing-masing Puskesmas. 

DBD timbul lanjutnya, diakibatkan karena perilaku, jika lingkungan disekitar rumah warga tidak adanya genangan air, memperhatikan kebersihan dilingkungan rumah, jika semua bersih,  maka  dengan sendirinya sudah dapat menyelamatkan warga didalam keluarga dan juga tetangga disekitarnya.

Herlimus menghimbau kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Sikka untuk berpola hidup sehat dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan masing – masing,  jangan membiarkan air tergenang.

“Kalau hanya genangan air di rumah dan kebersihan lingkungan harus membutuhkan pemerintah atau negara hadir maka itu tidak rasional. Ini butuh kesadaran masyarakat untuk selalu berpola hidup sehat dengan tetap menjaga kebersihan lingkungannya,”kata Herlemus. ( rel )

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan