Renungan Sabtu (9/4/2022)
Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao.
SEMANGAT PAGI, dalam Injil hari ini dikisahkan tentang Persepakatan Untuk Membunuh Yesus (Yoh. 11: 45 – 56). Dalam hidup sehari-hari, barangkali kita pernah mendengar peribahasa kambing hitam. Kambing hitam artinya orang yang menanggung kesalahan yang tidak diperbuatnya. Atau selain istilah kambing hitam juga kata tumbal. Tumbal bisa berupa orang, atau hewan untuk tumbal, demi terjadinya keselarasan sosial yang telah rusak. Rene Girard menyebut Yesus menjadi “kambing hitam atau tumbal”, agar seluruh bangsa diselamatkan. Dan dalam Injil hari ini, orang orang Yahudi, sangat terancam oleh kehadiran Yesus. Tak bisa disangkal bahwa daya tarik dan daya pikat Yesus sangat kuat, sehingga popularitas Yesus jauh melebihi popularitas imam imam kepala, orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat. Oleh karena itu, mereka melakukan konspirasi, “apakah yang harus kita buat?”. Sebab, orang itu (Yesus), membuat banyak mukjizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada Nya, lalu orang orang Roma akan datang, dan merampas tempat suci kita serta bangsa kita. Menghadapi konflik sosial itu, Imam Agung Kayafas memberikan solusi dengan pola “kambing hitam”. Ia berkata ” lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa. Lebih baik, Yesus dijadikan kambing hitam atau pun tumbal. Bagaimana dengan kita? Kita pun seringkali juga mengkambinghitamkan orang lain. Kita pun sering kali seperti Pilatus yang cuci tangan terhadap kesalahan yang kita buat. Dan memang kecenderungan kita manusia adalah melemparkan kesalahan. Dan ternyata pola kambing hitam ini, sudah ada sejak manusia pertama. Kita bisa baca, dalam kitab kejadian, bab 3, ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Mereka tidak mau di persalahkan. Mereka berdua saling melemparkan kesalahan dan akhirnya ular dijadikan kambing hitam oleh Hawa yang menggodanya. Ular tidak bisa berkutik. Maka, mari dimasa prapaskah ini, kita berbenah diri untuk mengekang bahkan memutuskan rantai kecenderungan kita akan pola kambing hitam, atau cuci tangan atau melemparkan kesalahan atau tanggung jawab kepada orang lain. Semoga demikian. Selamat Berakhir Pekan 🙏🙏