MAUMERE, GlobalFlores.com – Dosen Universitas Surabaya (Ubaya), Marianus Gaharpung, menyebut insentif Nakes sifatnya Imperatif bukan tergantung kemampuan daerah.
Hal ini disampaikan Marianus Rabu ( 23/2/2022) di Maumere.
Menurut Marianus, jika ada pejabat yang mengatakan insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) tergantung kemampuan daerah itu pernyataan ngawur dan tidak bisa dipertanggungjawabkan karena insentif adalah sesuatu yang sifatnya imperatif ( memerintah atau harus dilaksanakan).
Dikatakannya, Pemberian insentif dan santunan kematian tersebut telah ditetapkan Menteri Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/278/2020. Hal itu berarti pemberian insentif nakes adalah imperatif (harus dilaksanakan) bukan tergantung pada kemampuan daerah.
Insentif Nakes harus dibayar, jika tidak maka Itu sama saja, kalau ada uang diberi jika tidak ada uang tenaga kesehatan harus legowo menerima kenyataan,ujar Marianus.
Padahal kata Marianus, sumber pendanaan insentif dan santunan kematian bagi tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dikatakan sasaran pemberian insentif dan santunan kematian lanjutnya, tenaga kesehatan baik Aparatur Sipil Negara (ASN), non ASN, maupun relawan yang menangani Covid-19 dan ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan atau pimpinan institusi kesehatan, diantaranya, rumah sakit yang khusus menangani Covid 19, rumah sakit milik pemerintah pusat, termasuk rumah sakit milik TNI/Polri atau pemerintah daerah, rumah sakit swasta, yang ditetapkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
“Pejabat di daerah jangan sekali- kali mengeluarkan statemen yang meresahkan tenaga kesehatan bahwa insentif Nakes sangat tergantung kemampuan daerah tetapi bagaimana caranya para pejabat di daerah berusaha agar kewajiban negara dalam hal pemberian insentif nakes segera terealisasi, “kata Marianus. ( rel)
