Alasan Mengapa Yesus Meskipun Anak Allah Diserahkan Kepada Tuhan di Bait Allah

Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, Minggu (2/2/2025)
SEMANGAT PAGI, para saudaraku. Semoga saya menjumpai para sahabat dalam keadaan sehat dan bahagia. Pada hari ini Gereja Katolik sejagat merayakan pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 2: 22 – 40, yakni Yesus disunat dan diserahkan kepada Tuhan – Simeon dan Hana. Yesus diserahkan kepada Tuhan di Bait Allah oleh Maria dan Yusuf, tidak hanya sekedar untuk memenuhi hukum Taurat, melainkan suatu bentuk ucapan syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan Yesus kepada Maria dan Yusuf.
Maria dan Yusuf sangat sadar bahwa Yesus adalah anugerah yang terindah yang Allah percayakan kepada mereka berdua. Oleh karena itu, mereka pun menyerahkan Yesus kepada Allah di Bait Allah untuk dikuduskan.
Mungkin ada yang bertanya, mengapa Yesus Anak Allah dikuduskan? Bukankah Dia Anak Allah Yang Kudus ?.
Ada beberapa alasan mengapa Yesus, meskipun adalah Anak Allah, diserahkan kepada Tuhan di Bait Allah,
Pertama, Ketaatan terhadap Hukum Taurat: Maria dan Yusuf, sebagai orang Yahudi yang taat, mengikuti hukum Taurat yang mengharuskan setiap anak sulung laki-laki dipersembahkan kepada Tuhan (Keluaran 13:2, 12).
Kedua Penggenapan Nubuat, Yesus adalah penggenapan dari banyak nubuat dalam Perjanjian Lama. Kehadirannya di Bait Allah adalah bagian dari rencana Allah untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan (Lukas 2:25-38). Ketiga, Simbol Penyucian dan Pengudusan, Persembahan Yesus di Bait Allah melambangkan penyucian dan pengudusan. Ini menunjukkan bahwa Yesus, meskipun Anak Allah, namun Dia mengambil bagian dalam tradisi manusia dan menguduskan semuanya dengan kehadiran-Nya (Lukas 2:22).
Keempat Bentuk Solider Dengan Manusia : Yesus menjadi bagian dari umat manusia sepenuhnya, menunjukkan solidaritas-Nya dengan manusia dan mengikuti tradisi serta peraturan yang mereka jalani. (Lukas 2:21. 41-42).
Jadi, persembahan Yesus di Bait Allah adalah tindakan yang penuh makna, dan menunjukkan ketaatan terhadap hukum Taurat, penggenapan nubuat, simbol penyucian, serta solider dengan manusia.
Maka, mari kita belajar dari Maria dan Yusuf yang menyerahkan dan mempersembahkan Yesus di Bait Allah, sebagai ucapan syukur.
Kita pun harus bisa menyerahkan dan mempersembahkan diri kita secara total kepada Tuhan, melalui pengabdian dan komitmen, pengorbanan, ketaatan dan kepatuhan, pelayanan kepada sesama dan penghayatan nilai-nilai spiritual: kasih, pengampunan dan kerendahan hati. Semoga demikian. Selamat berhari Minggu.