Kesehatan

Kadis Kesehatan Kabupaten Ende,Stunting Merupakan Masalah Bersama Bukan Hanya Pada Sektor Kesehatan

ENDE,GlobalFlores.com-Stunting merupakan permasalahan bersama tidak hanya pada sektor kesehatan. 

Untuk menurunkan angka stunting, pemantauan pertumbuhan bayi dan balita juga ibu hamil dan ibu bersalin dan nifas serta  anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja, usia produktif dan lansia wajib dilaksanakan setiap bulan sebagai upaya deteksi dini permasalahan kesehatannya.

Hal ini dikatakan Kadis Kesehatan Kabupaten Ende dr Aries Dwi Lestari pada kegiatan Rembuk Stunting tingkat Kabupaten Ende di Aula Hotel Flores Mandiri, Kamis (20/6/2024

Hal ini sejalan dengan program Kementerian Kesehatan melalui transformasi di bidang kesehatan.

 Aktifkan posyandu yaitu melakukan gerakan untuk mengaktifkan posyandu sehingga dapat dikategorikan sebagai Posyandu Aktif. Gerakan tersebut bertujuan untuk percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan di posyandu dengan sasaran sesuai siklus kehidupan.

Dikatakan Dinas Kesehatan Kabupaten Ende melaksanakan kegiatan gerakan aktifkan posyandu untuk cegah stunting dan gerakan percepatan penurunan Angka kematian ibu dan bayi yang melibatkan seluruh komponen masyarakat termasuk di dalamnya unsur pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk mendeteksi resiko stunting serta memberikan penanganan dini bagi masyarakat yang ditemukan sesegera mungkin sehingga dapat meminimalkan kasus gizi buruk, gizi kurang, stunting, Ibu hamil dan Catin, KEK serta Anemia pencegahan dini penyakit tidak menular pada usia produktif serta lanjut usia.

Dikatakan  data prevalensi stunting kabupaten Ende tahun 2023 sebesar 6,8 persen atau sebanyak 1.241 kasus stunting. Prevalensi stunting Februari 2024 8,2 persen sebanyak 1.448 kasus. Khusus kecamatan Ende Timur, prevalensi stunting mengalami peningkatan dari 33 balita stunting tahun 2023, naik menjadi 66 balita stunting tahun 2024.

 Tentang kasus kematian ibu dan anak tahun 2024 kematian ibu sampai saat ini tidak ada dan kematian bayi sebanyak 12 kasus. Dan untuk Kecamatan Ende Timur sampai bulan ini belum ada kasus kematian bayi.

Dikatakan transformasi layanan primer melalui kegiatan posyandu siklus hidup mulai dari ibu hamil, bersalin dan nifas, bayi balita, usia pra sekolah, remaja, usia produktif dan lanjut usia. 

“Kami sampaikan pula pada tahun 2023 melalui dana DAK fisik dan DAU GS telah memenuhi sarana prasarana penunjang ILP berupa USG untuk 26 puskesmas, Antropometri Kit untuk 670 posyandu, posbindu Kit untuk 25 Puskesmas, infant warmer untuk 17 puskesmas, ALKES untuk 15 pustu serta rehab 14 pustu,”katanya.

 Puskesmas Rewarangga pada tahun 2024 menerima 1 paket pengadaan alkes Pustu Lokoboko.

” Untuk itu kami sangat mengharapkan kerjasama lintas sektor untuk terus bersama-sama mengawal integrasi layanan primer,”ujarnya.

Ini sebagai upaya preventif dan promotif, sehingga tidak lagi ada ibu hamil, bayi balita, remaja, usia produktif dan lansia yang tidak terpantau oleh tenaga kesehatan,ujar dr Aries.

Kami sangat mengharapkan kerjasama lintas sektor untuk terus bersama-sama mengawal integrasi layanan primer,ujar dr Aries.

Ini sebagai upaya preventif dan promotif, sehingga tidak lagi ada ibu hamil, bayi balita, remaja, usia produktif dan lansia yang tidak terpantau oleh tenaga kesehatan,ujarnya.

 Kepada Camat Ende Timur, kepala Puskesmas, para lurah dan kepala desa yang hadir, RT dan RW yang turut aktif dalam penggerakan sasaran posyandu setiap bulannya dan para kader yang juga terus berjuang dalam upaya menurunkan stunting, AKI dan AKB. 

“Kami terus mengharapkan peran lintas sektor dalam penggerakan sasaran tidak hanya pada bulan Februari dan Agustus, tetapi setiap bulan sasaran siklus hidup harus hadir di Posyandu 100 persen,”katanya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan