Profil

Mahasiswa STPM Santa Ursula Ende Ini Diwisuda Diatas Kursi Roda

Saat menjalani fase kehidupan di masa muda yang bagi kebanyakan orang adalah masa yang paling indah dalam kehidupan. Masa di mana orang-orang kebanyakan maraih cita-cita dan berbagai harapan hidup didukung dengan kemampuan fisik yang mumpuni untuk bergerak bebas sesuai dengan keinginan  hati.

Namun tidak demikian dengan kenyataan yang dihadapi oleh Maria Dewi Keban.

Gadis kelahiran Riung, Kabupaten Ngada, 24 Agustus 1999 silam justru menghadapi kenyataan pahit dia terpaksa menerima kenyataan menghadapi hari-hari hidupnya dengan pergerakan yang sangat terbatas menyusul kelumpuhan yang dia alami.

Dalam kondisi demikian Dewi tidak menjadi patah semangat untuk meraih harapan dan cita-citanya untuk menjadi seorang sarjana di STPM Santa Ursula Ende.

“Pergerakan saya memang terbatas tapi tidak dengan hati ini. Saya tetap bersemangat berkuliah dengan harapan suatu saat bisa diwisuda,”kata Dewi saat ditemui sesuai pelaksanaan wisuda sarjana STPM Santa Ursula Ende,Kamis (23/11/2023) di Graha Restela Ende.

Apa yang diharapkan Dewi akhirnya menjadi kenyataan karena Dewi tercatat menjadi bagian dari 256 wisudawan STPM Santa Ursula yang digelar hari itu.

Penampilan Dewi saat itu memang agak menyolok sehingga menjadi pembeda dia dan rekan-rekan wisudawan lainnya.

Dewi tampak anggun duduk diatas kursi roda berbalut baju dan toga wisuda dan berada pada barisan depan dibandingkan dengan teman-teman seangkatannya.

Air mata kebahagiaan Dewi tampak jelas terlihat tak kala namanya dipanggil dan dia maju menerima seremonial wisuda yang dilakukan oleh Ketua STPM Santa Ursula Ende, Yulita Eme.

Saat namnya disebut teman-temannya tampak ikut merasakan kebahagiaan dengan memberikan tepuk tangan dan memberikan semangat baginya.  

Usai menerima pengukuhan menjadi seorang sarjana dan dari atas kursi roda Dewi tampak terus menyeka air matanya sampai ke tempat duduk.

Tentang alasan dirinya terus berkuliah sampai bisa diwisuda menjadi seorang sarjana Ilmu Pemerintahan ditengah keterbatasan yang dia alami, Dewi menuturkan bahwa itu semua berkat dorongan dan dukungan dari orangtua dan teman-teman serta para dosen di STPM Santa Ursula.

“Tanpa mereka mungkin saat ini saya hanya bisa menyaksikan teman-teman lain diwisuda. Terima kasih untuk semuanya,”kata Dewi.

Dan yang menjadi alasan dirinya terus berkuliah karena Dewi tidak ingin mengecewakan orangtuanya yang telah melahirkan dan membesarkannya.

Oleh karena itu Dewi tidak pernah merasa malu dan tetap semangat untuk terus kuliah karena dia ingat orangtuanya.

Dewi menuturkan bahwa keterbatasan fisik yang dia alami sejak  semester tiga. Saat itu dirinya sakit dan tidak bisa berjalan lagi.

Menurutnya saat duduk di bangku SMP dia sempat terjatuh dan dampaknya baru dirasakannya saat dia kuliah memasuki semester 3 yang membuat dirinya kesulitan untuk berjalan.

Namun demikian meskipun menghadapi kenyataan pahit tidak lantas menyurutkan niat Dewi untuk terus berkuliah.

Dengan dibantu oleh teman-temannya dia menapaki hari-hari hidup tinggal di kos dengan dibantu teman-temannya hanya sebuah harapan agar bisa menjadi seorang sarjana.

“Biasanya saat kuliah dari kos saya diantar tukang ojek dan tiba di kampus teman-teman dengan suka rela memapah saya masuk ke ruangan kuliah,”katanya.

Setelah melewati hari-hari yang tampaknya tidak mudah bagi seorang gadis seusianya, Dewi akhirnya sah dikukuh menjadi seorang sarjana pada Kamis (23/11/2023).

Atas litani hidup yang dia jalani tersebut,Dewi berpesan kepada sesama generasi muda agar jangan pernah patah semangat meraih cita-cita meskipun dalam kondisi yang sulit sekalipun.(rom)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan