Religi

Ketua KWI Ajak Umat Katolik Jadi Duta Bhineka Tunggal Ika, Sebastian Salang: Menjaga Pancasila Sama Dengan Menjaga Indonesia!

JAKARTA,GlobalFlores.com- Ketua Presidium KWI (Konferensi Waligeraja Indonesia) Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin OSC mengajak Umat Katolik Indonesia untuk menjadi Duta Bhineka Tunggal Ika. Sedangkan Sebastian Salang, Ketua Panitia Nasional Pesparani Katolik III tahun 2023, menggugah seluruh 38 kontingen Pesparani dari 38 propinsi untuk menjadi agen perdamaian dan bersama-sama menjaga Pancasila di tahun politik 2024.

Hal itu disampaikan Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC dan Sebastian Salang dalam acara Penutupan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Tingkat Nasional III 2023 di Ancol Beach City, kawasan Ancol, Jakarta, Senin (31/10/2023). Pesparani III di Jakarta diselenggarakan pada 27 Oktober-1 November 2023  dengan tema “Kebersamaan Dalam Keberagaman”. Tema ini menggambarkan Pesparani sebagai pesta persaudaraan, keharmonisan, persatuan dan kesatuan, kerja sama, solidaritas, serta semangat pengorbanan dari umat Katolik.

Pesparani Katolik Nasional adalah aktivitas seni budaya masyarakat Katolik dalam bentuk pagelaran dan lomba musik liturgi dengan tujuan mengembangkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan masyarakat Katolik terhadap ibadah/liturgi Gerejani.

Pesparani III dibuka oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di tempat yang sama pada Sabtu malam, 28 Oktober 2023. Menteri Yaqut membuka Pesparani dengan meletakan telur simbol perdamaian. Acara penutupan dilakukan oleh Ketua KWI dengan menyerahkan ‘Telur Perdamaian Elang Bondol” kepada 38 kontingen peserta dari 38 propinsi seluruh Indonesia.

Dalam sambutan pada acara Pembukaan, 28 Oktober, Sebastian Salang mengajak seluruh peserta dari 38 propinsi untuk menjadi agen pembawa damai dalam pesta demokrasi tahun 2024. “Pesan politik utama Pesparani III 2023 ialah kita semua, warga Indonesia dari Sabang sampai Merauke, untuk bersama-sama menjaga Pancasila di tengah pertarungan politik Pileg, Pilpres, dan Pileg 2024 mendatang. Betapa pun kerasnya pertarungan politik nanti, kita semua mempunyai kewajiban sejarah untuk mengawal Pancasila rumah kita bersama,” ujar Sebastian Salang.

Ajakan itu kembali didengungkan Sebastian Salang dalam sambutan pada acara Penutupan, 31 Oktober. Dia mengajak para peserta untuk menjadi agen pembawa damai dengan mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila di kampung halaman masing-masing.

“Kita semua akan kembali ke kampung halaman masing-masing. Jadilah agen yang membawa damai dan jadilah agen yang tetap menjaga Pancasila. Menjaga Pancasila sama dengan menjaga Indonesia,” ujarnya.

Lebih jauh, Sebastian menegaskan, Pesparani bukan hanya mendapatkan juara setiap kategorinya. Sebab Pesparani substansinya bukan soal menang maupun juara. Gelaran ini merupakan peristiwa iman dan perjumpaan antarsaudara dari Sabang sampai Merauke.

“Dengan Pesparani ini, sangat diyakini iman kita semakin dikuatkan dan rasa kebangsaan dan patriotisme kita semakin diteguhkan. Pesparani tahun ini juga memperlihatkan konsolidasi iman sekaligus hati. Hal itu dibuktikan dengan adanya masalah teknis namun Pesparani berhasil terlaksana dengan suka cita,” ujar Sebastian.

Di akhir sambutannya, Sebastian Salang mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama,  pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seluruh kontingen, dan panitia yang dengan rendah hati dan penuh semangat kebersaman menyukseskan Pesparani 2023.

“Kami sebagai panitia juga mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Bapak Purnomo Yusgiantoro, Gories Mere, Mari Elka Pangestu dan Ignasius Jonan sebagai Pembina LP3KN yang banyak membantu perhelatan Pesparani III 2023 ini,” pungkasnya.

Duta Bhineka Tunggal Ika

Sementara, Mgr. Antonius Subianto, dalam sambutannya mengatakan,  keberagaman bukan sekadar tema pesta kita. Tetapi juga apa yang telah diperkaya selama lima hari di Jakarta.

“Tidak sampai di sini, Pesparani merupakan momen kebersamaan dalam keberagaman yang harus dihidupi secara konkret di tempat masing-masing. Jadilah ‘Duta Bhinneka Tunggal Ika’ sehingga kebersamaan dalam keberagaman sungguh menjadi sumber kedamaian di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Mgr. Antonius Subianto sesaat sebelum menutup secara resmi Pesparani III 2023 yang ditandai dengan penyerahan “Telur Perdamaian Elang Bondol”  kepada perwakilan peserta.

Seperti acara pembukaan, acara penutupan juga berlangsung meriah. Pada acara penutupan, hadir perwakilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Markas Besar Polri, 8 Uskup, puluhan imam, dan Dewan Penasihat Pelaksana Pesparani III 2023 DKI Jakarta Purnomo Yusgiantoro dan Komjen Pol (Purn) Gories Mere.

Pesparani Sebagai Karya Agung Allah

Seperti dua Pesparani sebelumnya di Ambon dan Kupang, Pesparani tahun 2023 kembali digelar pada momentum Hari Sumpah Pemuda. Kardinal Ignatius Suharjo menyebut Pesparani menjadi ruang untuk menyuarakan kecintaan terhadap Tanah Air. Menurut Uskup Agung Jakarta itu, Pesparani Katolik Nasional III hendaknya menjadi kesempatan bagi seluruh umat Katolik di Indonesia untuk membangun persaudaraan sejati dalam keberagaman guna mempererat persatuan.

“Kita mengawali Pesparani III dengan Perayaan Ekaristi untuk mengungkapkan keyakinan iman kita bahwa Pesparani III adalah bagian dari karya agung Tuhan, wujud dari karya agung Tuhan,” ujar Kardinal Suharyo dalam homili Perayaan Ekaristi Konselebrasi  – mengawali rangkaian perlombaan Pesparani Katolik Nasional III – yang diselenggarakan di Ancol Beach City International Stadium, Ancol, pada Sabtu (28/10/2023), bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Dalam Perayaan Ekaristi agung itu, Kardinal Suharyo didampingi Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko dan Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, MSC serta puluhan imam. Lebih dari 7.000 orang, termasuk peserta dan tamu undangan, menghadiri Perayaan Ekaristi agung itu.

Kardinal juga berharap Pesparani III mampu mewujudkan wajah karya agung Tuhan melalui keterlibatan umat Katolik sebagai warga negara Indonesia. “Hari ini adalah tanggal 28 Oktober, Hari Ulang Tahun Sumpah Pemuda Ke-95. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Dengan kacamata ini, kita sampai pada kesimpulan bahwa cinta kepada sesama yang diperintahkan Tuhan berarti membangun kesatuan, persaudaran sejati: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Sebelum mengakhiri homili ini, saya mengajak kita semua untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan Lagu Satu Nusa Satu Bangsa,” imbuhnya.

Yaqut Apresiasi Doktrin Katolik

Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi Doktrin 100% Katolik dan 100% Indonesia. Menurutnya, doktrin ini sarat akan kesadaran dan penerimaan terhadap keberagaman di Indonesia. Ini penting karena Indonesia didirikan dengan ciri kodrati yang majemuk, beragam, baik dari suku, bangsa, agama dan keragaman lainnya.

“Indonesia ini berdiri, merdeka, dan kuat seperti sekarang ini karena keberbedaan dan keberagaman yang dimiliki,” ucap Gus Men, panggilan akrab Menag Yaqut. “Saya juga mengapresiasi tema Pesparani III, yaitu “Kebersamaan dalam Keberagaman”.

Menag Yaqut lantas bercerita tentang dialog dirinya dengan Kardinal Suharyo. “Saya ingat pesan Romo Suharyo kepada saya beberapa waktu lalu ketika sowan di kediamannya. Beliau mengatakan bahwa umat Katolik, doktrin utamanya adalah 100% Katolik, 100% Indonesia. Ini kalimat sederhana tapi menginspirasi kita semua sebagai bangsa. Indonesia ini berdiri, merdeka, dan kuat seperti sekarang ini karena keberbedaan dan keberagaman yang dimiliki,” kata Yaqut dalam sambutan Pembukaan Pesparani III 2023 yang digelar di kawasan Ancol, Sabtu (31/10/2023).

Gus Men, panggilan akrab Yaqut, juga mengapresiasi tema Pesparani III, yaitu “Kebersamaan dalam Keberagaman”. Dikatakan, tema ini juga kontekstual dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2023 yang mengangkat tema Bersama Memajukan Indonesia. Kebersamaan para pemuda, kata dia, menjadi kunci kemerdekaan Indonesia. Kebersamaan pemuda juga menjadi kunci negeri ini bisa membangun cita-cita besar. Pemuda menjadi kunci bagaimana kita bisa menuai harapan-harapan yang kita semai di masa-masa sekarang dan kita ambil hikmahnya di masa yang akan datang.

“Saya yakin dan percaya umat Katolik akan terus menjaga keragaman, pluralitas yang kita miliki sebagai sebuah kebersamaan sekaligus kekuatan. Karena tanpa hal ini, kita sebagai sebuah bangsa, bukan apa-apa,” tutur Yaqut.

Ia pun berharap umat Katolik terus menjadi contoh dalam merawat semangat kebersamaan dalam keberagaman. Sebab, kebersamaan dalam keberagaman adalah kekuatan untuk membangun bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar.

Dialog Kebangsaan

KEBERAGAMAN SEBAGAI KARAKTER DAN IDENTITAS KEINDONEAAN

Tema  Pesparani III ‘Kebersamaan Dalam Keberagaman’ juga dikupas dalam kegiatan Dialog Kebangsaan yang digelar Senin, 30 Oktober 2023 di Hotel Novotel, Mangga Dua Sawah Besar, Jakarta. Mengacu pada tema besar Pesparani III, Dialog Kebangsaan mengusug tema “Bersatu Merajut Kebersamaan dalam Keberagaman: Memerkokoh Karakter Keindonesiaan Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila.”

“Dialog Kebangsaan ini bernilai strategis karena dua alasan. Pertama, Pesparani III bertepatan dengan peringatan HUT ke-95 Sumpah Pemuda. Bertanah Air Satu, Berbangsa Satu, dan Berbahasa Satu adalah sumpah generasi muda tahun 1920-an yang menjadi embrio negara-bangsa Indonesia,” ujar Sebastian Salang, Ketua Umum Pesparani III Jakarta.

Alasan kedua, Sebastian Salang menyebut, Dialog Kebangsaan ini bertepatan dengan tahun politik, yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden secara serentak pada 14 Februari 2024 serta Pemilu Kepala Daerah pada November 2024. “Kebhineka-tunggal-ikaan adalah karakter Bangsa Indonesia berbasis nilai-nilai keutamaan dalam Pancasila,” kata Sebastian Salang yang dikenal sebagai pengamat politik. 

Koordinator Bidang Seminar Silver Lake, menjelaskan bahwa rumusan tema Dialog Kebangsaan mengacu pada tema Pesparani III Tingkat Nasional “Kebersamaan dalam Keberagaman”. Dialog Kebangsaan dibuka oleh Sekjen KWI Sekjen KWI Mgr. Paskalis Bruno Syukur.

“Pesparani Katolik Tingkat Nasional III  di DKI Jakarta, membahasakan perdamaian dan mengusung Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia dalam segenap aktivitas seni budaya, baik secara lomba maupun non-lomba,” ujar Silver.

Karena itu, jelas Silver Lake, kegiatan Dialog Kebangsaan menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang.  Sesi I menampilkan pembicara Prof. Dr. Agustinus Purna Irawan (Rektor Universitas Taruma Negara), musisi neotradisi Ivan Nestorman, dan Arina Moudy Widodo yang mewakili Generasi Milenial. Pada Sesi II, tampil 4 tokoh agama yaitu  Romo Hans (Sekjen Kerawan KWI), Dr. Mulawarman Hannase (Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Badan pengelola Masjid Istiqlal), Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (Ketua Umum PDHI), Dr. Dr. (H.C.) Ponijan Liaw (Motivator dan tokoh Agama Budha).

Dalam sambutannya, Sekjen KWI Mgr. Paskalis Bruno Syukur menjelaskan iman dapat diungkapkan dengan pola budaya suatu Bangsa. Karena itu, Gereja Katolik mendorong seni budaya Indonesia yang kaya dipakai untuk menyebarkan dan menjelaskan Injil Kristus.

Lebih lanjut, Uskup Bogor itu mengatakan, jika dikaji dengan baik, tampak bahwa kelima Sila Pancasila mengandung makna kemanusiaan yang sejalan dengan cita-cita luhur Umat Katolik berdasarkan imannya. “Lima Sila Pancasila mengandung makna kemanusiaan yang sejalan dengan aspirasi iman Katolik dan cita-cita luhur Umat Katolik Indonesia,” ujar Mgr. Paskalis.

Kegiatan Pesparani Katolik diselenggarakan atas kerja sama Ditjen Bimas Katolik dengan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN). Pesparani Katolik adalah aktivitas seni budaya umat Katolik dalam bentuk pagelaran dan lomba musik liturgi dan nyanyian.

Provinsi DKI Jakarta menjadi tuan rumah perhelatan akbar bertema “Kebersamaan Dalam Keberagaman” tahun 2023 dan diikuti 38 kontingen dari semua provinsi. Provinsi DKI Jakarta meneruskan tongkat estafet tuan rumah Pesparani Katolik Nasional, setelah sebelumnya Provinsi Maluku dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masing-masing menjadi tuan rumah Pesparani Katolik Nasional I (2018) dan II (2022).

Pesparani Katolik Nasional III menyajikan 13 cabang lomba yang digelar selama dua hari pada Minggu dan Senin (29-30/10/2023) di Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta Pusat. Semua cabang lomba ini dibagi dalam empat kategori, yakni paduan suara, menyanyikan Mazmur, cerdas cermat rohani, dan tutur Kitab Suci. Total ada 52 orang yang tergabung dalam dewan juri dan 13 inspektur lomba sebelumnya telah mengambil sumpah untuk melakukan penilaian secara transparan.

Maluku Kembali Juara Umum

Provinsi Maluku kembali keluar sebagai juara umum Pesparani III Tahun 2023. Kontingen  Maluku berhasil menjuarai tiga kategori lomba pada Pesparani III ini yaitu  Paduan Suara Dewasa Gregorian, Paduan Suara Dewasa Campuran, dan Cerdas Cermat Rohani Anak.

Sementara juara umum kedua direbut Provinsi Sulawesi Utara setelah menjuarai dua mata lomba yaitu Paduan Suara Dewasa Wanita dan Mazmur Dewasa. Adapun juara umum III direbut Provinsi Jawa Tengah setelah juga meriah dua gelar juara yakni nomor Paduan Suara Suara Remaja Gregorian dan Mazmur Remaja. Sementara tuan rumah DKI Jakarta hanya mampu meraih dua gelar juara yaitu masing-masing pada nomor Paduan Suara OMK Campuran dan Mazmur OMK.

Sementara itu, untuk nomor-nomor lain yaitu Paduan Suara Anak dimenangi Kalimantan Timur dan Cerdas Cermat Rohani Remaja direbut oleh Provinsi NTT. Nomor Paduan Suara OMK Etnik yang menjadi nomor ekshibisi pada Pesparani III ini tidak memiliki juara utama. 

Sejumlah provinsi sukses meraih gold atau juara satu bersama yaitu Sumatera Utara, Maluku, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Utara, Banten, DKI Jakarta, dan Papua Barat Daya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan