Politik

Roy Rening Ditantang Untuk Turun Gunung Dalam Konstelasi Politik 2024

MAUMERE, GlobalFlores.com – Stefanus Roy Rening yang akrab disapa Roy Rening, ditantang untuk turun gunung dalam konstelasi politik  nasional 2024 mendatang yang dinilai sangat krusial. 

Hal ini disampaikan  teman dekat Roy, Gabriel Filipe Didi Nong Say, Jumat (10/3/2023) di Wailiti Hotel Maumere.

Gabriel Filipe Didi Nong Say yang biasa disapa  Didi ini, mengaku sebagai kader Roy Rening  saat bersama-sama dalam Partai Kasih Demokrasi  Indonesia ( PKDI).

Roy kata Didi juga sosok orang  yang pandai menyatukan semua teman-temannya, termasuk pejuang kemanusiaan, baik di Kabupaten Sikka maupun diluar wilayah Kabupaten Sikka.

Didi juga mengaku ketika berdialog dengan wartawan di Sikka, menjelaskan bahwa kehadiran Roy Rening di Kabupaten Sikka dalam konstestasi politik 2024,  cukup menyita perhatian awak media.

Hal itu terbukti ketika Roy hadir semua awak media  hadir untuk berdialog dengan Roy Rening.

Didi berharap, dengan adanya kehadiran media, sebagai alat yang paling penting atau sebagai pilar dalam demokrasi, dalam kebebasan berpendapat.  Inteligensi itu dapat dimunculkan, bahwa ada eforia  dari masyarakat Flores dan Maumere pada khususnya, tentang perlunya representasi yang aspiratif, yang alternatif yang mungkin sudah berada dalam kondisi staknan.

“Kehadiran awak media  sebagai pilar dalam demokrasi, dalam kebebasan berpendapat, bahwa ada eforia dari masyarakat  Flores, dan Maumere, tentang perlunya  representasi yang aspiratif yang alternatif, ya karena mungkin selama ini sudah berada dalam kondisi staknan. Ya dia lagi dia lagi,”kata  Didi.

Roy terjun dalam kanca politik  kata Didi, karena  Roy sebagai mahluk politika, melihat bahwa konstelasi politik 2024  itu sangat krusial  yang menantang dirinya  untuk harus turun gunung, lantaran ada kondisi yang sangat kritis 2024  untuk kepentingan Indonesia.  

Didi mencontohkan, keterkaitan konstelasi politik 2024  itu  lantaran adanya suasana polarisasi yang sangat kuat, dan ketika itu terjadi maka , Roy terpanggil untuk hadir dan tampil untuk mengatakan  dalam  konteks  pluralis.

“Saya sampaikan begini, karena  Roy Rening muncul sebagai resultan dari pada konstelasi,  walau kita tahu wakil-wakil kita, tetapi yang kita elaborasi bersama, didiskusikan bersama  hanya merupakan kerja-kerja standar, untuk kepentingan partai,  kelompok, atau bahkan pada saat reses hanya menjalankan tugas fungsional. Mestinya untuk Maumere maju, karena dana untuk pembangunan begitu besar,”kata  Didi.

Kepada anggota legislatif, Didi juga menyampaikan bahwa banyak hal yang luput dari perhatian incamben.  Menurutnya,  ada anggota legislatif  yang bergerak dalam bidang pendidikan, yang membagi-bagikan material fisik  seperti  computer, buku-buku, itu dinilai baik adanya, atau bahkan ada anggota legislatif  yang dengan politik anggarannya mendorong adanya pembangunan Napun Gete dan sebagainya.

Namun demikian Didi mempertanyakan, adakah  yang berjuang soal penegakan hukum, soal korupsi, soal korupsi, soal lelang jabatan, masalah gencet, masalah Unipa, semuanya luput dari perhatian para Wakil Rakyat  di DPR RI.

“Ada berbagai hal yang luput dari perhatian teman-teman kita di DPR RI, seperti soal penegakan hukum, soal korupsi, soal lelang jabatan, masalah genset atau masalah pengelolaan Unipa.  Ini semua luput dari perhatian  para wakil kita di DPR. Ada politik nilai yang harus diperjuangkan melalui sektor penegakan hukum,”kata Didi. ( rel )  

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan