Uniflor Ende Dorong Kenalkan Potensi Desa Melalui Ruang Digital

Oleh : Virgilius W.S Rovanda Putra, Mahasiswa Faperta Unflor
Mahasiswa Universitas Flores (Uniflor) Ende yang sedang melakukan KKN di Desa Kedebodu,Kecamatan Ende Timur,Kabupaten Ende menggelar kegiatan Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Digitalisasi Berbasis Potensi Desa,Jumat (26/8/2022).
Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (KOMINFO RI) dan Universitas Flores dalam momentum Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Flores Tahun 2022.
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Desa Kedebodu dihadiri Dekan Faperta, Dr Sri Wahyuni, selaku Pemateri sekaligus Supervisor, Sekretaris Desa Kedebodu Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende, Agustinus A. Berha, aparat Desa Kedebodu, pengurus BPD Desa Kedebodu, tokoh masyarakat, orang muda dan mahasiswa KKN Universitas Flores Tahun 2022.
Dalam sambutannya, Sekretaris Desa Kedebodu, Agustinus A. Berha menyampaikan apresiasi kepada Universitas Flores melalui mahasiswa KKN Tahun 2022 yang sudah menyelenggarakan “Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Digitalisasi Berbasis Potensi Desa”.

“Kegiatan ini sangat penting bagi kami masyarakat terlebih khusus anak muda di desa, agar mampu memanfaatkan teknologi dengan baik,”katanya.
Harapannya dengan kegiatan ini semua elemen yang hadir terlebih khusus anak muda Desa Kedebodu bisa menyebarluaskan infomasi tentang potensi yang ada di desa melalui media sosial.
Sementara itu, Dekan Faperrta, Dr Sri Wahyuni dalam materinya menyampaikan bahwa kemajuan sebuah daerah tergantung semangat generasi muda di daerah tersebut.
Desa Kedebodu merupakan salah satu desa yang memiliki beberapa potensi unggulan berupa pariwisata (air terjun, kampung adat, tenun dan budaya), pertanian, peternakan dan perikanan (ikan air tawar).
Adapun kendala yang dialami, yakni kurangnya promosi sehingga potensi tersebut tidak diketahui banyak orang.
“Daerah kita punya potensi yang sangat luar biasa, namun kita belum bisa memanfaatkan dengan baik potensi tersebut. Kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, karena ini adalah tugas kita bersama,” kata Sri Wahyuni.
“Cara yang harus kita lakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi (media sosial, seperti Facebook, WA dan Instagram) untuk memberikan informasi mengenai potensi yang ada di Desa Kedebodu. Dan yang melakukan itu bukan lagi orang tua, tetapi anak muda,”katanya.
“Kita harus belajar dari Desa Detusoko Barat yang saat ini menjadi salah satu desa wisata terkenal bukan hanya di Kabupaten Ende, tetapi di Indonesia. Hampir semua potensi yang di sana juga ada di Desa Kedebodu. Namun perbedaannya Desa Detusoko Barat sangat gencar dalam melakukan promosi,”kata Sri Wahyuni.
Mungkin hal yang sama juga perlu dilakukan oleh Desa Kedebodu. Ruang digital sebagai sarana promosi memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya, lebih muda dan praktis dengan jangkauan luas, lebih efektif (dapat membagi pasar pada segmen tertentu), hemat biaya pemasaran, kemudahan dalam collecting data (pengumpulan data),ujar Sri Wahyuni.
Sedangkan kelemahannya, diperlukan pengalaman dan kecakapan dalam penerapannya, dibutuhkan passion dan konsistensi,ungkap Sri Wahyuni.
Pelaksanaan kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan penggalian potensi wilayah yang langsung dipandu oleh Lely Suryani (Dosen Uniflor) dan Yohana Mariani Sene Tei sebagai pembawa acara.