Ragam

Renungan Jumat (1/4/2022)

SEMANGAT PAGI, dalam Injil hari ini dikisahkan tentang Yesus Pergi ke Yerusalem Untuk Hari Raya Pondok Daun (Yoh. 7: 1 – 2. 10. 25 – 30). Hari Raya Pondok Daun atau perayaan tabernakel adalah sebuah hari raya Yahudi; merupakan perayaan pengucapan syukur bagi Israel atas hasil panen yang dirayakan selama 7 hari pada bulan purnama diantara bulan September dan Oktober. Pada masa perayaan ini, umat Yahudi berziarah ke Bait Allah di Yerusalem sambil membawa persembahan. Oleh karena itu, Yesus dan keluargaNya turut hadir dalam perayaan tersebut. Yesus pergi tidak terang terangan, tetapi diam diam. Namun, walau demikian kehadiranNya tetap menarik perhatian banyak orang. Identitas Nya khususnya tentang asal-usul atau latarbelakang keluarga Nya tetap menjadi perbincangan publik, diantara para peziarah walau Allah Bapa Nya sudah dua kali memproklamirkan bahwa Dia adalah Anak Allah. Dan bahkan Dia sendiri juga telah menaklukkan diri Nya sebagai Anak Allah. Tetapi orang orang Yahudi menganggap Dia menghujat Allah. Akibatnya mereka berencana untuk membunuh Yesus. Mereka merencanakan pembunuhan terhadap Yesus, hanya karena mereka tidak mampu menyelami diri Yesus yang adalah Allah. Hal ini, disebabkan oleh kesombongan rohani yang penuh kemunafikan. Tetapi konsekuensi dari mereka menolak Yesus adalah mereka tidak akan memperoleh keselamatan hidup yang kekal. Dan yang luar biasanya adalah bahwa Yesus tidak pernah mundur apalagi goyah, dan tidak pernah menyangkal dari sebuah kebenaran bahwa Ia adalah Anak Allah yang menjelma menjadi Manusia. Jadi, untuk sebuah kebenaran Dia “pasang badan“. Bagaimana dengan kita? Adakah dalam kehidupan kita sehari-hari, selalu memutar balikkan kebenaran? Sehingga yang benar menjadi salah dan sebaliknya? Atau adakah kita selalu menyebarkan informasi atau gosip atau berita bohong atau hoax kepada sesama? Atau adakah kita selalu berbuat atau berkata yang tidak jujur? Maka, Yesus mengajarkan kepada kita untuk selalu menyuarakan kebenaran, untuk selalu berkata yang jujur, bukan kepalsuan atau kebohongan. Dan jika kita sering melakukan hal yang demikian, maka saatnya sekarang dimasa prapaskah ini, kita memperbaiki diri alias bertobat, sebab tidak ada kata terlambat untuk mengubah diri. Amin 🙏🙏

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan