Opini

Berilmu Tapi Tidak Beradab

Oleh : Agnesia Herlin Seong, Prodi : Ilmu Komunikasi

Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang

Akhir akhir ini beredar video viral di jagat maya terkait seorang ulama yang melontarkan kalimat yang tidak pantas kepada seorang pedagang es teh keliling yang tengah berjualan dan menawarkan jualanya di tempat berlangsungnya kegiatan Tabligh Akbar di Magelang Jawa Tengah.

Ya,  namanya GUS MIFTAH yang melontarkan kalimat olokan atau kata kata kasar kepada seorang penjual Es Teh ketika dirinya sedang berdakwah  pada saat Tabligh Akbar yang berlangsung di Magelang Jawa Tengah pada 20 November Lalu.

Beliau melontarkan  kata yang tidak seharusnya  diucapkan oleh seorang Ulama kepada manusia lain.

Kata “GOBLOK” yang dilontarkan sangatlah tidak pantas dan layak apalagi di ucapkan oleh seorang ulama yang katanya adalah orang berilmu.

Informasi  yang beredar di media sosial seperti tiktok, ini adalah fashion atau gaya  seorang Gus Miftah dalam berdakwah dia sering berdakwah dengan gaya seperti itu. Tapi bagi saya beliau adalah orang yang berilmu tapi tapi tidak beradab.  Bayangkan saja, seorang yang sedang mengais rejekinya yang tidak bersalah dikatain oleh orang ulama  didepan banyak orang dengan kata yang tidak bervalue kepada seorang penjual yang tengah menawarkan dagangannya kepada penonton di tempat dimana Gus Miftah ini sedang berdakwah.

Di zaman sekarang banyak orang berbondong bondong serta berlomba lomba mencari dan menimba ilmu, tapi sayangnya semakin banyak ilmu yang di dapatkan semakin tinggi pula hatinya dan semakin lupa diri atau tidak tau diri bahkan dengan mudah memaafkan ilmunya untuk menghina atau mengejek makhluk ciptaan tuhan lainnya. banyak orang berilmu tapi payah dalam mengaplikasikan  ilmunya di ruang lingkup kehidupannya.

Sebagai seorang anak, sungguh sangat disayangkan melihat video yang beredar dan viral di media sosial itu, memikirkan bagaimana perasaan seorang penjual atau pedagang Es Teh yang tidak bersalah dikatain oleh figur terkemuka diagamanya ditengah banyak orang. Dan mirisnya lagi, bukannya sedih melihat seorang penjual es teh ini  dikatain, hampir semua penonton dan oknum-oknum yang hadir pada saat berlangsungnya Tabligh Akbar itu ikut menertawakan seorang penjual yang tengah menawarkan es tehnya.

Maka dari itu, sebagai manusia yang berakal budi dan berhati nurani, posisikan dirimu sebagai manusia yang memanusiakan manusia lain tidak perduli seberapa tinggi profesi atau kedudukanmu didunia ini tetapi penting bagi kita untuk melayani, mengasihi, menghormati, dan mengakui ciptaan tuhan lainnya.

Dan teruntuk kalian  pemuka agama, ingatlah bahwasanya kalian juga manusia, makhluk ciptaan sang Pencipta jadi jangan pernah sesekali memandang hina orang lain hanya karena profesi atau kedudukannya berbeda dengan kalian. 

Ilmu yang kita pelajari dan kita dapatkan bertahun tahun, tidak akan ada nilainya jikalau apa yang kita dapatkan tidak di implementasikan juga diaplikasikan seperti yang telah kita pelajari. Contohnya GUS MIFTAH.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan