Siswa SDK Wukur di Kabupaten Sikka Ikut KBM di Gedung Yang Sudah Rusak

MAUMERE, GlobalFlores.com – Siswa di SDK Wukur, Desa Sikka, Kecamatan Lela,Kabupaten Sikka, terpaksa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dibawah naungan bangunan sekolah yang rusak parah, dengan kondisi atapnya berlubang. Jika musim hujan siswa harus menggunakan teras rumah warga untuk ikut KBM.
Hal ini disampaikan seorang guru di sekolah tersebut, Winastasia Hastinda Bura, Sabtu (9/12/2023) di Dusun Wukur, Desa Sikka.
Winastasia Hastinda Bura alias Asti, mengisahkan semenjak dirinya menjadi tenaga honorer dengan gaji Rp 100.000 sebulan, walau diterima 3 hingga 4 bulan sekali, namun karena keinginannya untuk mencerdaskan anak bangsa yang terisolir dan terpinggirkan ini ia rela mengabdikan dirinya untuk mendidik anak-anak dibawah banguan yang rusak parah.
Bila musim hujan lanjut Asti, siswanya terpaksa harus meminta teras warga untuk KBM.
“Kami terpaksa mengajarkan anak-anak dibawah bangunan yang rusak parah, selain atap seng yang tidak ada bahan bangunan lainnya juga sudah rusak semuanya, jika musim hujan kami harus berlari ke teras rumah warga agar bisa melakukan KBM,”kata Asti.
Asti menjelaskan, bahwa berbagai proposal sudah diajukan baik kepada pemerintah maupun pihak Yayasan Sanpukat, namun hingga saat ini tidak ditindaklanjuti.
Bahkan Kepala Dinas PKO saat ini Germanus Goleng pernah menyaksikan sendiri bangunan sekolah yang rusak, namun tidak ditindaklanjuti juga hingga saat ini.
Sementara kadis PKO sebelumnya Heri Sales yang saat ini terjerat kasus korupsi dan masih berada dalam tahanan, sama sekali tidak bergeming untuk memperhatikan sekolah yang terisolir tersebut.
Asti juga mengaku selain banguan yang tidak layak, fasilitas sekolahpun sangat minim. Jumlah fasilitas kursi hanya tersedia 20 buah.
Karena fasilitas sekolah yang sangat minim itu siswa dan para guru harus duduk di lantai untuk melakukan KBM.
Asti berharap dengan kondisi dan fasilitas sekolah yang sangat tidak memadai itu, pemerintah dapat segera memberikan bantuan untuk memperbaiki bangunan sekolah tersebut.
“Saya berharap pemerintah dapat memperhatikan kami sekolah yang terisolir ini agar kami dapat menjalani KBM denga naman dan tenang sebab jika tidak segera dibantu maka dipasttikan kondisi kami tidak akan berubah,”kata Asti.
Dua orang guru honorer kata Asti terpaksa harus mengundurkan diri lantaran tidak mampu menahan kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan itu.
Selain honornya yang hanya Rp 100.000 perbulan, juga fasilitas tidak menunjang untuk KBM.
“Bagaimana guru-guru bisa mengajar dengan kondisi sekolah yang sangat buruk. Selain itu honor para guru juga hanya Rp 100.000 perbulan dan itupun diterima dua hingga tiga bulan sekali,”kata Asti.
Asti menambahkan fasilitas sekolah yakni kursi dan meja bagi siswa yang ada disekolahnya itu berkat bantuan salah seorang anggota DPRD Sikka , Filario Charles Bertrandi, S.E, sehingga sebagian siswa dapat menikmati kursi dan meja, ( rel )