Regional

Dispenduk Kabupaten Sikka Temukan Siswa Menolak Difoto Untuk KTP Takut Hasilnya Jelek

MAUMERE,GlobalFlores.com-Kepala Dinas (Kadis) Kependudukan Kabupaten Sikka, JB Putu Botha, mengatakan bahwa dari temuan di lapangan pihaknya menemukan fakta bahwa ada ada  siswa  yang menolak  untuk difoto guna dibuatkan KTP lantaran takut kalau fotonya jelek  apa lagi belum berdandan.

Hal ini disampaikan Kadis Dispenduk Kabupaten Sikka, J.B Putu Botha,  Jumat (24/11/2023) di Maumere.

“Beberapa siswa saat ditanya  alasan  tidak  difoto, mereka mengaku takut fotonya jelek  karena belum berdandan apa lagi di siang hari. Ini yang kami temukan saat berada di lapangan,”kata Putu.

Guna mensiasati hal tersebut ujar Putu,  bagi siswa yang difoto dan hendak terlihat cantik, pihaknya  akan menambahkan reflector untuk pencahayaan yang lebih bagus saat perekaman KTP.

“Jika aturan membolehkan maka kami akan upayakan pengadaan reflector untuk menambahkan  pencahayaan, khusus bagi pemilih pemula,”kata  Putu.

Pihaknya juga ujar akan  bekerja sama dengan pemilik kos,  dan pihak kelurahan setempat  guna mendata semua pemilik kos lebih khusus  para siswa guna dibuatkan KTP.

Sementara itu Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK), Piter Liman Hege mengaku akan terus gencar memberikan pelayanan dengan menjemput bola   untuk melakukan perekaman e-KTP  agar dapat meningkatkan partisipasi  bagi pemilih pemula  untuk mengikuti Pemilu 2024.

Piter juga mengaku mengalami kendala saat berada di lapangan  ketika  memproses perekaman e – KTP. Hal itu dialaminya sejak bulan Februari yang lalu.

 “Kita terus melakukan perekaman e-KTP, sosialisasi ke desa-desa, kelurahan, kecamatan, ke sekolah bahkan kita sudah melakukan dengan berbagai cara. Namun  warga bersangkutan tidak pro aktif, “kata Piter.

Piter mencontohkan saat memberikan pelayanan di desa banyak warga yang datang hanya 10 hingga 20 orang, padahal targetnya harus mencapai 400 orang.

Sebelum memberikan pelayanan ke desa-desa kata Piter, Dispenduk telah menyurati pihak desa setempat.

“Sebelum  turun ke desa, kita sudah bersurat ke pihak desa, tetapi belum ada kesadaran dari warga untuk datang mengurus KTP,”kata Piter.

Piter berharap, masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa, dengan memiliki dokumen adminduk itu menjadi kepuasan bahwa mereka diakui secara hak sebagai warga negara Republik Indonesia.

“Jangan berprinsip butuh dulu baru urus. Kami disini siap all out melayani kapan saja. Mau datang banyak dan kapanpun kita siap, ” ujar Piter. (rel )

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan