Profil

Alumni SMAK Frateran Ndao  Keluar Dari “Kemapanan” dan Temukan Kenyamanan di Jerman

Bagi kebanyakan anak muda Indonesia dan Flores secara khusus terkesan sudah didoktrin agar setelah tamat dari bangku SLTA melanjutkan ke bangku kuliah dan setelah kuliah berharap mendapatkan pekerjaan dan berlomba-lomba menjadi PNS dan setelah mendapatkan pekerjaan di Indonesia itu terasa sudah “mapan”.

Namun hal itu tidak berlaku untuk seorang Bernard Ermelinda Bhene atau yang akrab disapa Narti.

Gadis tamatan dari SMAK Frateran Ndao Tahun 2017 ini mengatakan bahwa dia ingin merubah pakem yang selama ini telah berjalan.

Narti Berfoto Bersama Dengan Mantan Guru Bahasa Jerman di SMAK Frateran Ndao,Rafael Rondo.

Hal tersebut diawalinya ketika tamat dari SMAK Frateran Ndao dengan kemampuan Bahasa Jerman yang dia miliki dia dan bersama beberapa teman dari Indonesia berani terbang ke Jerman dan bekerja di Europa Hotel. Di tempat tersebut dirinya tidak sekedar bekerja namun menjalani serangkaian pelatihan dan kursus   selama 3 tahun.

Saat bekerja di Europa Hotel dirinya dan kawan-kawannya diberi gaji sebesar 400 Euro untuk tahun pertama dan terus mengalami peningkatan sampai dengan 800 Euro.

Setelah menyelesaikan masa kerja dan kursus di Euro Hotel selama 3 tahun,Narti mendapatkan pekerjaan baru di Novotel dari Januari 2023 hingga kini.

Di tempat kerja yang baru tersebut dirinya diberi gaji sebesar 1000 Euro perbulan.

Saat ditemui,Sabtu (14/10/2023) Narti mengatakan bahwa alasan dirinya mau bekerja diluar luar negeri dirinya ingin mencoba sesuatu yang baru dan merubah pandangan secara umum bahwa untuk bisa mendapatkan pekerjaan harus dilalui dari bangku kuliah semata.

Menurutnya untuk mendapatkan pekerjaan hal yang utama adalah punya kemauan  dan kemampuan atau skill untuk mendukung pekerjaan tersebut.

Pada awal berada di Jerman ujar Narti memang tidaklah mudah karena harus beradaptasi dengan segala sesuatu yang terasa asing mulai dari makanan juga kondisi alam juga budaya maupun bahasa serta hal-hal lain yang terlihat beda dengan yang ada di Indonesia.

Namun seiring dengan perjalanan waktu Narti bisa “menaklukan”hal-hal yang terasa asing tersebut dan tidak terasa saat ini dirinya sudah 4 tahun berada di Jerman.

Hal yang menurutnya cukup positif untuk ditiru dari kehidupan orang Jerman adalah soal disiplin.

Bagi orang Jerman disiplin adalah napas kehidupan. Jadi jangan heran kalau Jerman menjadi negara maju,ujar Narti.

Kepada rekan-rekan orang muda yang ada di Kabupaten Ende maupun alumni SMAK Frateran Ndao,Narti berharap agar berani keluar dari kemamapan yang ada karena apabila berani keluar maka akan menemukan hal-hal baru yang lebih menjanjikan kehidupan dibandingkan harus puas dengan kondisi yang ada.

Keberadaan dirinya di Ende saat ini ungkap Narti karena dirinya sedang menjalani masa cuti selama 1 bulan dan setelah masa cuti selesai dia akan kembali ke Jerman untuk bekerja.  

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan