Ini Kata Frater Monfort Saat Jadi Pembicara Pada Pembinaan Kompetensi Guru Oleh Bimas Agama Katolik Kemenag Provinsi Jatim
SURABAYA,GlobalFlores.com- Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Kegiatan Pembinaan Peningkatan Kompetensi Guru Agama Katolik Tingkat Sekolah Menengah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2023,Senin (24/7/2023) di Primebiz Hotel SurabayaJal an Gayung Kebonsari No. 30 Surabaya.
Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan itu Fr. Dr. Klemens Mere, S.E.,M.Pd.,M.M.,M.h.,M.A.P.,M.Ak.
Frater Monfort membawakan materi tentang Kebijakan Gereja dalam Pendidikan Agama Katolik terkait dengan Kurikulum Merdeka.
Saat membawakan materi Frater Monfort mengatakan Kualitas Pendidikan Katolik (IL Konggregasi untuk Pendidikan Katolik, 7 April 2014) yakni menghormati akan martabat dan keunikan pribadi menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan juga memberi fokus seimbang: aspek dan talenta kognitif, afektif, sosial, prefesional,etis, dan spiritual mengembangkan talenta dalam iklim kerjasama dan solidaritas.
Melakukan penelitian demi kebenaran dengan kesadaran akan keterbatasan manusia menghargai ide-ide, keterbukaan terhadap dialog, kemampuan berinteraksi dan bekerja sama dalam kebebasan.
Dikatakan kepedulian Pancasila diamalkan dalam Pendidikan Katolik yakni,
Sila 1: Bersumber pada Tuhan yang mahaesa berpusat pada pribadi Kristus
Sila II: Membela martabat manusia mewartakan kabar gembira dan menjadi saksi Injil dengan komitmen pembentukan manusia yang utuh.
Sila III: Mempertahankan persatuan dan kesatuan memberi pendidikan bagi siapapun; terbuka bagi semua kalangan.
Sila IV: Mengembangkan kehidupan persaudaraan memberi kesaksian hidup komunio.
Sila V: Memperjuangan keadilan sosial dan mendidik agen-agen perubahan yang unggul dan bermutu demi tercapai kesejahteraan bersama.
Dikatakan lembaga Pendidikan Katolik merupakan media pewartaan kabar gembira, unggul dan lebih berpihak kepada yang miskin”
Dikatakan LPK perlu berubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Perubahan itu mengandaikan pembaruan pola pikir.
Dalam upaya menciptakan dan memanfaatkan peluang untuk perubahan, lima unsur berikut perlu mendapat perhatian yakni Kesetiaan terhadap kekhasan pendidikan Katolik juga komitmen terhadap inti aktivitas pelayanan, Pendidikan yang lebih berpihak pada orang miskin.
Serta peningkatan kualitas sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan dan dana pendidikan yang memadai.
Seruan Gereja untuk LPK Gravissimum Educationis (GE)
1) . Pendidikan yang benar:
Bertujuan akhir pembinaan pribadi Untuk kepentingan masyarakat Anak-anak remaja dibantu . Mengembangkan bakat fisik, moral, dan intelektual secara harmonis
. Mengembangkan bertanggungjawab lebih sempurna
. Mendidik dalam kebebasan
Seruan Gereja untuk LPK yakni Tugas khas sekolah katolik (GE 8)
Menciptakan lingkungan paguyuban sekolah yang dijiwai oleh semangat kebebasan dan cinta kasih injil
Membantu kaum muda, karena permandian, mengembangkan pribadi dan tumbuh sebagai ciptaan baru.
Mengarahkan seluruh kebudayaan manusia (pengetahuan tentang manusia, kehidupan, dan dunia yang diterangi iman) kepada warta keselamatan
Hakikat Pendidikan Katolik sesuai dengan seruan Paus Fransiskus pada para pendidik di Roma, pendidikan tanpa kemanusiaan bukanlah pendidikan Katolik.
Dikatakan pendidikan iman bukanlah sekedar mengajar kaum muda katekese, tetapi membuat mereka mengerti realitas dan menemukan yang transenden
Pendidikan Katolik Pancasilais karena pendidikan tanpa kemanusiaan bukanlah pendidikan Katolik dan Pendidikan tanpa martabat manusia dan keadilan sosial bukan pendidikan Pancasilais.
Pendidikan tanpa Tuhan bukanlah pendidikan Katolik; . pendidikan tanpa ketuhanan yang Mahaesa bukan Pendidikan Pancasilais.
Pendidikan Katolik Pancasilais adalah pendidikan berke-Tuhan- an yang mahaesa dan berprikemanusiaan demi bonum commune (kesatuan, kedamaian, kesejahteraan, dan keadilan sosial,ujar Frater Monfort. (rom)