Menyaksikan Penggunaan Api Alam Dari Batu Saat Malam Paskah di Kapela St Michael, Dhawe,Mauponggo
Jika biasanya pada malam Paskah seorang imam mengambil api dari sumber api yang sudah dinyalakan dengan menggunakan korek api atau pemantik namun pemandangan yang berbeda justru terjadi di Kapela St Michael Dhawe,Paroki Wolosambi yang masuk dalam wilayah Kecamatan Mauponggo,Kabupaten Nagekeo,Provinsi NTT justru menggunakan media batu sebagai pemantik sumber api saat malam Paskah yang dilakukan di kapela tersebut.
Hal ini dapat terlihat dari video yang dikirim oleh seorang warga atas nama, Aris Lewa di WA Group Pemuda Mauponggo pada,Sabtu (8/4/2023).
Dalam video tersebut terlihat seorang petugas tampak menggosok-gosakan batu dalam waktu sekitar 1 menit dan tidak lama tampak percikan api muncul dari gesekan batu tersebut dan langsung diletakan pada sabuk kelapa serta tak lama berselang api terlihat menyala.
Api yang sudah dalam kondisi menyala lalu diletakan pada tumpukan kayu bakar yang sebelumnya telah disirami minyak tanah agar mempercepat proses pembakaran.
Api yang berasal dari kayu bakar tersebut lantas dipergunakan sebagai api untuk membakar lilin Paskah yang ada di tangan imam maupun umat.
“Ini Misa Malam Paskah ide dari Romo Yono selaku Pastor Paroki Wolosambi,”kata Aris Lewa saat dikonfirmasi terkait dengan penggunaan batu sebagai media pemicu api.
“Ini kami dari Stasi St Mikael.Ide dari Pastor Paroki. Batu api ada sejak dari nenek moyang Suku Oja,”katanya.