Religi

Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao – Ende,Minggu (12/2/2023).

Judul Renungan hari ini: Yesus Datang Bukan Untuk Meniadakan Hukum Taurat Melainkan Untuk Menggenapinya.

SEMANGAT PAGI, pada hari ini kita memasuki hari Minggu Biasa VI. Dan bacaan Injil hari ini dikisahkan tentang Yesus Dan Hukum Taurat (Mat. 5: 17 – 37). Sebagai orang Yahudi, Yesus patuh dan taat pada hukum Taurat dan kitab para nabi. Oleh karena itu, Ia berkata kepada para murid Nya: “Aku datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi, melainkan untuk menggenapinya atau untuk menyempurnakanya, melalui hukum KASIH, yakni kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia. Itu artinya Hukum KASIH dibawa oleh Yesus dan diwujudkan dalam diri Nya. Sebab, Dia adalah Allah yang menjelma menjadi Manusia. Sebagai Allah, Dia sangat mengasihi kita, sampai Ia rela mengorbankan nyawa Nya di kayu salib. Lalu bagaimana dengan hukum Taurat? Hukum Taurat, disampaikan oleh Allah kepada bangsa Israel melalui perantaraan Nabi Musa di gunung Sinai yang kita kenal dengan 10 perintah Allah. Dan 10 perintah Allah itu, merupakan perjanjian yang berisi tindakan penyelamatan yang dilakukan Tuhan, dan bangsa Israel dituntut untuk menaati nya. Dengan demikian, kesimpulan dari hukum Taurat sendiri adalah juga KASIH. Artinya, jika seseorang mengasihi Allah, dan sesama, maka ia telah menggenapi seluruh maksud hukum Taurat, yang adalah bersumber dari Allah yang adalah KASIH. Oleh karena itu, Yesus menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi, melainkan untuk menggenapinya atau pun menyempurnakannya melalui hukum KASIH. Maka, sesungguhnya, hukum KASIH merupakan ringkasan dari 10 hukum Taurat atau 10 perintah Allah, yakni: perintah 1- 4 yang adalah perintah Allah yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, dan dari perintah 5 – 10 adalah perintah Allah yang mengatur hubungan antar manusia. Oleh karena itu, Yesus meringkasnya menjadi hukum KASIH, yakni KASIH kepada Allah dan KASIH kepada manusia. Pertanyaannya adalah adakah kita sudah menghayati hukum KASIH ini dalam hidup sehari hari kita? Kita banyak kali mengatakan bahwa kita sudah mengasihi Allah, namun itu hanya dalam sebuah NARASI, sebab nyatanya dalam AKSI, kita tidak dapat atau sulit untuk mengampuni sesama, yang bersalah kepada kita. Oleh karena itu, jika kita dengan mudah mengatakan kita mengasihi Allah, namun faktanya kita sulit untuk mengampuni sesama, maka kita adalah seorang pendusta. Maka, mari kita wujudkan KASIH kita kepada Allah dengan mengasihi sesama, melalui tindakan mengampuni sesama yang bersalah kepada kita. Semoga demikian. Selamat Berhari Minggu 🙏🙏

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan