Jurnalisme Warga

Faperta Uniflor dan Mantasa Gelar Kegiatan Literasi Pangan Masyarakat Adat Saga

Oleh : Virgilius W.S Rovanda Putra, Mahasiswa Faperta Unflor

Mantasa, Kampus Tanpa Dinding dan Fakultas Pertanian Universitas Flores menyelenggarakan kegiatan Literasi Pangan Masyarakat Adat Saga.

Kegiatan yang didukung oleh Women’s  Earth Alliance ini dilaksanakan mulai hari  Selasa, 4 Oktober 2022 sampai Sabtu, 8 Oktober 2022.

Hadir  dalam kegiatan tersebut,Hendrikus Lele Mbele selaku Kepala Desa Saga, Hayu Diah Patria selaku Founder Mantasa, Maria Patrisia Wata Beribe selaku Founder Kampus Tanpa Dinding, Yayasan Tana Nua Flores, Dosen pendamping dan anggota UKM Uma Rema Class Fakultas Pertanian Universitas Flores serta Komunitas Anak Tanah Saga.

Dalam sambutannya, Founder Kampus Tanpa Dinding,  Maria Patrisia Wata Beribe menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan kolaborasi yang diperuntukan bagi masyarakat adat Saga.

Tujuan kegiatan ini untuk mendokumentasikan budaya pangan masyarakat adat Saga menjadi sebuah buku.

Kegiatan yang didukung oleh Women’s  Earth Alliance ini juga  melibatkan Mantasa, Kampus Tanpa Dinding, Dosen pendamping URC, Yayasan Tana Nua Flores serta generasi muda kolaborasi anak muda kampus UKM “Uma Rema Class” dan anak muda Desa Komunitas “Anak Tanah  Saga” yang akan menjadi kontributor dalam mengarsipkan pengetahuan lokal di Desa Saga.

Kegiatan Literasi Pangan Masyarakat Adat Saga. (GF/Istimewa)

Maria berharap semua elemen yang terlibat dalam kegiatan ini bisa memberi diri secara total,  termasuk beberapa orang yang dijadikan sebagai narasumber agar bisa memberikan informasi yang valid, karena hasil dari kegiatan ini juga diperuntukan bagi masyarakat Adat Saga.

Kepala Desa Saga, Hendrikus Lele Mbele dalam sambutannya menyampaikan bahwa dirinya mewakili masyarakat Desa Saga memberikan apresiasi kepada penyelanggara kegiatan literasi pangan masyarakat adat Saga.

Harapannya  dengan kegiatan ini bisa membantu masyarakat menemukan kembali pangan lokal  yang merupakan makanan khas masyarakat adat Saga yang selama ini mulai dilupakan oleh generasi muda. 

Sejauh ini peserta sudah mengenal tentang masyarakat adat, sistem pangan, karakteristik sistem pangan masyarakat adat, bergerak dengan pemetaan komunal tentang potensi yang ada dalam wilayah masyarakat adat Saga mulai dari batas-batas wilayah adat, tata guna lahan, sebaran hewan dan tumbuhan dan sejarah kampung adat.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan