Jurnalisme Warga

Melihat Pagelaran Budaya Bertajuk Nusantara Yang Digelar Mahasiswa PGSD Uniflor,Ende

Oleh,Elisa Getrika Mahasiswa FKIP Prodi PGSD Uniflor

Mahasiswa Universitas Flores semester dua mengadakan pagelaran budaya mini bertajuk Nusantara, Sabtu (18/5/2022).

Pagelaran  budaya mini ini diadakan sebagai pengaplikasian mata kuliah PLSBDT yang diasuh dosen,  Manggu Ngguna Raji, S.Pd.,M.Pd.

Dengan bertajuk  Nusantara,  pagelaran ini menampilkan makanan khas daerah, pakaian adat dan tarian dari Flores Timur sampai Flores Barat dan dari luar Flores seperti Soe, Sabu, dan Papua.

Manggu Ngguna Raji mengungkapkan bahwa pagelaran ini dilakukan sebagai bentuk pelestarian budaya.

“ Untuk mengingat dan melestarikan budaya, karena dengan jaman yang semakin berkembang anak muda semaikin lupa tentang budaya dan makna tentang budaya daeranya sendiri,”ujarnya.

Banyak ciri khas dari setiap daerah  yang ditampilkan, dan yang paling menarik perhatian adalah papeda dan ikan kua asam. Tidak hanya makanan, mahasiswa papua juga menarik perhatian dengan lagu dan pakaian adatnya.

Satu jenis kegiatan yang ditampilkan mahasiswa FKIP Prodi PGSD saat gelar budaya mini Nusantara. (GF/Istimewa)

 “Saya sangat bersyukur sekali dengan adanya pagelaran ini saya dapat memperkenalkan budaya dari Papua mulai dari pakaian adat dan  nyanyian sampai ke makanan,”kata Dencelina, mahasiswi asal Papua.

“Namun karena waktunya yang begitu singkat  sehingga saya pun menggunakan pakaian yang seadanya saja namun tidak menghilangkan ciri khas pakaian adat Papua,”katanya.

“Tapi saya bersyukur sekali karena semua teman-teman dan dosen-dosen bisa menghargai pakaian yang saya gunakan dan juga untuk makanannya, saya sangat beryukur semua teman-teman, dan juga bapak, ibu dosen, bisa menikmatinya,”kata Dencelina.

Selain dari Papua ada juga ada juga ke-khasan budaya dari Flores seperti budaya Kabupaten Ngada.

“ Keunikan atau ke-khasan dari Kabupaten Ngada adalah budayanya. Dimana kami harus menggabungkan dua budaya yakni budaya Riung dan budaya Bajawa. Yang keduanya memiliki perbedan yang cukup besar pada pakaiyan adatnya. Dimana dari budaya Riung menggunakan lupa lawo dengn motif bunga emas dan budaya Bajawa menggunakan lawo jara bhara,”kata  Maria Margaretha salah satu mahsiswi yang mewakili budaya Kabupaten Riung.

Kerja sama antara Manggu Ngguna Raji selaku dosen dan mahasiswa dalam pegelaran ini dapat terlihat dari suksesnya pegelaran mini budaya ini.

Manggu Ngguna Raji juga mengapresisi antusias mahasiswa mulai dari perencanaan sampai kepada pelaksanaan.

Manggu Ngguna Raji berharap kepada mahasiwa agar terus mengingat budayanya. “Bahwa mereka perlu melestarikan suatu budaya. Baik di masyarakat dan di sekolah. Dan ketika mereka menjadi guru maka mereka dapat mengaplikasikan dan melestarikan budaya, karena budaya harus di tanamkan dari sejak dini,” katanya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan