Ragam

Renungan Rabu (16/3/2022)

SEMANGAT PAGI, dalam Injil hari ini dikisahkan tentang Pemberitahuan Ketiga Tentang Penderitaan Yesus dan Permintaan Ibu Yakobus dan Yohanes Bukan Memerintah Melainkan Melayani (Mat. 20: 17 – 28). Saat yang mengharukan, ketika Yesus menyampaikan kepada para murid Nya, bagaimana Ia akan menderita sampai Ia wafat di kayu salib, namun Ia menjanjikan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan. Inilah hal yang menggembirakan atau membahagiakan atau sukacita, sekaligus harapan bagi kita yang percaya dan beriman kepada Yesus yang adalah Allah yang menjelma menjadi Manusia. Oleh karena, ketika Yesus yang wafat di kayu salib dan bangkit pada hari ketiga, maka kita pun orang orang yang percaya dan beriman kepada Nya kelak akan dibangkitkan oleh Dia pada akhir zaman. Namun, sangat disayangkan pula bahwa ketika Yesus mengutarakan bagaimana Ia akan menderita, ibu Zebedeus dan anak anak nya Yakobus dan Yohanes anak anak Zebedeus hanya memikirkan ambisi diri mereka sendiri. Mereka tidak peduli, tidak punya rasa empati kepada Sang Guru mereka yang akan menghadapi penderitaan. Cara berpikir mereka masih sangat duniawi, mereka berpikir kerajaan Yesus seperti kerajaan duniawi. Oleh karena itu, Yesus berkata ” tetapi hal duduk disebelah kanan – Ku atau sebelah kiri – Ku, AKu tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang orang bagi siapa Bapa Ku telah menyediakan Nya”. Sama halnya juga dengan 10 rasul yang lain, yang pura pura memarahi rasul Yakobus dan Yohanes yang terang terangan “meminta jabatan”, padahal 10 rasul mereka bertengkar diantara mereka selama perjalanan juga tentang siapa yang terbesar diantara mereka. Oleh karena itu, Yesus menasihati 12 rasul Nya yang sebagai manusia biasa mereka pasti punya ambisi menjadi pemimpin. Yesus berkata ” barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Yesus, Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”. Inilah hakikat terdalam makna menjadi pemimpin atau amanah menjadi seorang pemimpin atau pemuka atau menjadi orang besar. Bagaimana dengan kita? Dalam arti tertentu kita adalah juga pemimpin, setidaknya pemimpin untuk diri kita sendiri, maka kita bisa melayani sesama disekitar kita, mulai di keluarga, komunitas dan ditempat kerja atau tugas kita masing-masing. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah seorang pemimpin dia harus rendah hati dan inilah ciri umum seorang hamba. Sebab hanya hamba yang memiliki kerendahan hati lah yang dapat melayani sesama. Akhirnya, semoga kita menjadi pelayan dan hamba Tuhan yang rendah hatiā€¦ mudah-mudahan šŸ™šŸ™

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan