Suara Dari Surga Menegaskan Kita Harus Mendengarkan Yesus

Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
DAMAI SEJAHTERA, bagi para saudaraku ytk. Hidup damai, sehat dan bahagia adalah suasana yang diharapkan. Apalagi di masa prapaskah ini, kiranya para saudaraku menjalankan puasa dan pantang dalam suasana damai, sehat dan bahagia, sembari menjaga hati, perasaan dan pikiran agar tidak tercemar oleh dosa. Pada hari ini kita memasuki hari Minggu Pra Paskah II.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 9: 28b – 36, yakni Yesus dimuliakan di atas gunung. Peristiwa transmigrasi ini disaksikan oleh Petrus, Yakobus, dan Yohanes yang diajak Yesus ke atas gunung untuk berdoa.
Di sana, wajah Yesus berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilauan. Musa dan Elia menampakkan diri, berbicara dengan Yesus tentang tujuan-Nya di Yerusalem. Para murid, yang awalnya mengantuk, menjadi takjub melihat kemuliaan ini. Petrus bahkan ingin membangun tiga kemah untuk Yesus, Musa, dan Elia.
Namun, tiba-tiba awan menutupi mereka, dan suara dari surga berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.”
Bacaan Injil hari ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya mendengarkan Yesus dalam kehidupan kita. mendengarkan Yesus dapat diwujudkan lewat: doa atau ibadat, kebaktian dan ekaristI. Sebab, sering kali, kita seperti Petrus, ingin mengambil kendali atau menciptakan pengalaman rohani kita sendiri, yang berujung pada kemalasan atau asyik dengan “dunia” sendiri.
Namun, Allah mengingatkan kita bahwa Yesus adalah pusat dari segala sesuatu. Kita dipanggil untuk mendengarkan –NYA , mentaati firman-NYA, dan membiarkan kemuliaan-NYA mengubah hidup kita.
Di tengah kesibukan dan kebisingan dunia, mari kita naik ke “gunung”, ke hati, ke rumah Tuhan untuk berdoa atau beribadat, kebaktian dan ekaristi untuk mendengarkan suaranya-nya yang penuh kuasa dan kasih, serta menyembah, dan mencari wajah-Nya.
Akhirnya, peristiwa transfigurasi ini, kiranya menyadarkan kita bahwa Yesus adalah pusat dari segala kemuliaan dan rencana Allah. Musa mewakili Hukum Taurat, dan Elia mewakili para nabi, tetapi keduanya menunjuk pada Yesus sebagai penggenapan semuanya.
Suara dari surga menegaskan bahwa kita harus mendengarkan Yesus, bukan sekadar terpesona oleh pengalaman rohani atau spiritual yang sementara.
Pertanyaan Refleksi: Apakah kita benar-benar mendengarkan Yesus dalam hidup kita? Untuk itu, mari kita membuka hati untuk mendengarkan suara-nya, mentaati firman-nya, dan membiarkan kemuliaan-nya mengubah hidup kita setiap hari, sembari kita belajar dari Petrus yang memiliki KEBERANIAN dan komitmen, meski tidak sempurna, namun terus berusaha untuk bertumbuh dalam iman. Dari Yakobus kita belajar kesetiaan dan kesediaan untuk menghadapi pengorbanan besar dalam menjalani panggilan Allah.
Dan dari Yohanes kita belajar kasih yang lembut, refleksi rohani atau spiritual, dan kedekatan dengan tuhan atau kontemplasi untuk mendengarkan suaranya-nya. Semoga demikian. Selamat berhari Minggu 🙏🙏