Religi

RD Jeff, Seorang Imam Disapa Bapa Pater, Bapa Romo Tapi Bukan Bapak Punyanya Sang Mama,Maksudnya ?

ENDE,GlobalFlores.com-Rohaniwan Katolik, RD Jeff Woi saat membawakan kotbah pada saat misa perdana Imam Baru,Pater Kornelius Kesar Frengki Keta SVD di Gereja St Yosef Freidementz Mautapaga,Ende,Minggu (6/102024),mengatakan setelah ditahbiskan menjadi imam, pertanyaan “Siapakah Aku ini, masuk dalam babak baru untuk memaknai identitas diri yang baru. “Saya Pater Engki, titik, bukan yang lain,”tegasnya.

“Dalam sapaan selanjutnya ada kalanya akan dipanggil bapa Pater Engki atau saya misalnya dipanggil bapa romo. Keduanya memiliki arti yang sama: pater itu bahasa Latin artinya bapak dan romo itu dari bahasa Jawa adalah panggilan untuk bapak dengan status sosial yang dihormati. Meski kita disapa dengan dua bapak tetapi kita tidak memiliki identitas ganda,”katanya.

Pater Kornelius Kesar Frengki Keta, SVD.

“Imam disapa bapa pater, bapa romo tapi bukan bapak punyanya sang mama. Bapaknya sang mama punya status dan peran yang berbeda. Ilustrasi ini hanya mau menegaskan identitas diri sebagai imam,”ujarnya.

Dikatakan imam ditahbiskan menurut citra Imamat Yesus Kristus dan bertindak atas nama Kristus (in persona Christi).

“Kita tetap disebut bapak pastor dengan identitas tunggal sebagai pribadi yang terurapi. Peran kita ganda atau bahkan lebih tetapi identitas kita tunggal. Sebab, identitas ganda membuat kita lupa diri, lalu mengambil peran bapak yang lain yang bukan menjadi identitas kita yang sesungguhnya,”katanya.

Apapun panggilan dan gelarnya, seorang imam haruslah tetap sadar diri, batas diri dan tahu menempatkan diri.

Dikatakan dengan sadar diri, batas diri, dan tahu menempatkan diri, seorang imam belajar mempertahankan identitas dirinya agar tidak kehilangan jati dirinya sebagai seorang imam.

Pater Engki dengan identitas barunya sebagai imam Kristus, masih saja bertanya, Siapakah aku ini?

Pertanyaan ini membersitkan suatu kegairahan baru untuk bermisi dan berbuat sesuatu. Identitas diri yang baru hidup dan berdaya guna oleh aktivitas yang dikerjakan.

Lalu apakah yang harus dibuat? Yesus, imam agung sejati dalam Injil tadi berujar, ” Setiap orang yang mau mengikuti Aku. Ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.” Sangkal diri artinya, imam memang tinggal di atas dunia tetapi tidak hidup oleh seretan arus duniawi.

Pengikraran dan penghayatan ketiga kaul: ketaatan, kemiskinan, dan kemurnian adalah bentuk penyangkalan diri seorang imam religius.

Ketaatan itu ongkos termahal, kemiskinan itu harta termahal, dan kemurnian adalah mahkota termahal. Ketiganya memang mahal tapi menjadi murah kalau ada penyangkalan diri.

Selanjutnya pikul salib memiliki makna pengorbanan diri seorang imam yang terbagi dan terpecah seperti ketika imam merayakan Ekaristi.

Salib seorang imam banyak dan berat. Tetapi salib itu tidak untuk dibuang lalu menjadi kecewa dan putus asa. Paus Fransiskus pernah berpesan kepada para imam: “Sering kali imam mudah tertular virus keputusasaan.

Tetapi Tuhan memberi vaksin mujarab yaitu harapan. Pengharapan membuat imam terus berjalan maju dengan semangat yang selalu baru.

“Banyak orang yang berbicara tentang imam tetapi sedikit sekali yang berbicara dengan imam, terlebih saat imam itu jatuh,”katanya.

Di sisi lain, imam yang ada dalam kesulitan justru menutup diri dan epen dengan yang lain. Akhirnya, “mengikuti Aku.” Ini adalah aktivitas sepanjang imam itu ada dan hidup,ujar RD Jeff. (rom)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan