Pengalaman Spritual Ansy Lema Sebelum Tentukan Pilihan Sebagai Bacagub NTT,Dari Ketemu Uskup Hingga Paus,Ini Kisahnya
ENDE,GlobalFlores.com-Saat menggelar rapat konsolidasi partai Tingkat DPC dan PAC PDIP serta partai pengusung lainnya di Sektariat DPC PDIP Kabupaten Ende,Jalan El Tari,Kota Ende,Jumat (6/9/2024) Bakal Calon Gubernur NTT,Yohanis Fransiskus Lema,S.IP,M.Si, atau yang akrab disapa Ansy Lema menceritakan pengalaman spiritual dirinya ketika memutuskan maju sebagai Bakal Calon Gubernur NTT.
Di hadapan para kader dan pengurus PDIP,Ansy mengatakan bahwa keputusan dirinya maju dalam konstelasi Pilgub NTT berawal dari 6 bulan lalu atau tepatnya di Bulan Mei 2024.
Saat itu dirinya bertemu dengan Sekjen PDIP,Hasto Kristianto dan oleh Hasto,Ansy diminta untuk mempersiapkan diri untuk maju dalam Pilgub NTT karena dia adalah kader yang dipersiapkan oleh PDIP untuk maju di Pilgub NTT.
“Dalam pertemuan itu Pak Hasto memberikan sinyal kepada saya.Ansy kamu siap-siap PDIP akan mengajukan kamu sebagai calon Gubernur NTT. Tolong bicarakan dengan istri dan keluarga persiapkan diri dengan matang,”kata Ansy menirukan apa yang dikatakan Hasto kepada dirinya.
Ansy mengatakan mendengar apa yang dikatakan Hasto kepada dirinya diapun menjadi bingung ketika itu.
Karena menurut Ansy kerja di legislatif itu sudah susah berpeluh keringat berjuang mati-matian apalagi harus maju sebagai calon Gubernur NTT.
Menurutnya hal tersebut bukan suatu pilihan atau keputusan yang mudah buat dirinya.
“Saya ingin mengatakan ini supaya orang di NTT mengerti bahwa Ansy Lema maju sebagai calon Gubernur NTT bukan atas dasar ambisi pribadi. Saya menerima tugas ini adalah sebuah tanggungjawab dan sebuah penugasan,” katanya.
Ansy mengatakan setelah itu dirinya merenung dan berkonteplasi bahkan berdoa dan berziarah sampai ke Roma-Vatikan dan ke Lourdes lalu dia akhirnya memutusakan maju sebagai Calon Gubernur NTT.
Ansy mengatakan bahwa yang menjadi dasar bagi dirinya maju sebagai Calon Gubernur NTT karena atas dasar kecintaan dirinya kepada masyarakat NTT.
“Kata kuncinya adalah cinta karena cinta NTT maka saya harus meninggalkan zona nyaman sebagai Anggota DPR RI. Meninggalkan Jakarta dimana saya sudah tinggal disana sudah 30 tahun. Saya harus meninggalkan Senayan meninggalkan kenyamanan Jakarta harus kembali pulang ke NTT,”kata Ansy.
Dan sebelum pulang ke NTT harus berjuang bersama-sama teman-teman PDIP, teman-teman Hanura dan teman-teman Partai Buruh dan juga Partai Bulan Bintang.
Dasarnya adalah cinta kalau cinta ada dasar keiklasan memberi dan ada ketulasan untuk melayani.
Jadi tema politik dari seorang Ansy Lema adalah memberi diri untuk rakyat NTT,ujar Ansy.
Ada dua sosok yang dirinya sempat ketemu dan hal itu menurutnya bukan kebetulan.
Dalam permenungan dan konteplasi dirinya bertemu dengan sosok Pater Paul Budi Kleden SVD yang saat ini adalah Uskup Agung Ende.
Pertemuan itu terjadi pada Minggu ketiga Bulan Mei 2024 pada saat dirinya bersama istri berziarah ke Roma-Vatican.
“Sebagai orang Katolik saya ingin bertanya kepada Tuhan. Tuhan mau apa terhadap hidup saya. Saya datang kesana membawa tiga ujud,yakni Pertama, Terima Kasih Lima Tahun bekerja baik dan lancar.Lalu kedua Terima kasih Terpilih lagi menjadi Anggota DPR RI dan yang ketiga tanya,Tuhan maunya apa,”kata Ansy.
Tanggal 23 Mei dirinya ngobrol bersama Pater Budi Kleden.Kaget bangun pagi tanggal 25 Mei,Vatican mengumumkan Pater Paul sebagai Uskup Agung Ende.
Ansy mengatakan bahwa orang Indonesia pertama dan orang NTT pertama dan juga orang Ende pertama yang memberikan ucapan selamat bahkan mendapatkan berkat langsung dari Mgr Paul Budi Kleden adalah dirinya dan istrinya.
“Kami adalah orang pertama yang melakukan audensi dengan Uskup Paul Budi Kleden,”katanya.
Sosok Uskup Paul Budi Kleden menurutnya adalah orang yang super rendah hati.Kecerdasannya luar biasa.Kerendahan hatinya juga sangat luar biasa.
Dengan demikian Ansy mengatakan dirinya seperti ditunjuk Tuhan bahwa kalau jadi pemimpin jadilah seperti sosok Pater Paul Budi Kleden.
Pater Paul yang sebelumnya menjadi Pemimpin SVD sedunia namun meninggalkan zona nyaman lalu pulang ke Ende untuk melayani umat di Keuskupan Agung Ende.
Dirinya lalu memaknai apa hal itu yang juga harus dia lakukan yakni meninggalkan gemerlapan ibukota Jakarta dan harus kembali ke Kupang berkeliling dari Alor,lalu Sumba dan Rote Sabu dan seluruh NTT.
Pada bagian lain Ansy menceritakan kisahnya saat bertemu dengan Paus Fransiskus.
Saat itu dirinya sempat mengirimkan surat untuk melakukan audince dengan Paus Fransiskus melalui Pater Markus Solo Kawutan SVD selaku kuria kepausan.
Dan sambil menunggu jawaban dari Vatican dirinya mampir ke Laurdes untuk berdoa.
Saat itu dirinya dalam keadaan galau kenapa harus jadi Gubernur.
“Ini benar bukan karena Ansy Lema ambisi.Ngapian, jadi DPR saja sudah enak karena profesi yang paling enak di Indonesia adalah menjadi anggota DPR RI,”kata Ansy.
Setelah di Laurdes selama tiga hari dan sedang berada di Bandara dirinya mendapatkan kabar dari Vatican bahwa dirinya diterima menjadi tamu Paus Fransiskus.
Mendapatkan kabar tersebut dirinya menangis karena dirinya merasa tidak layak ketemu Paus.
“Tuhan berkenan kepada saya dan isteri sehingga bisa ketemu Paus,”katanya.
Saat dirinya bertemu dengan Paus selama 5 menit dirinya minta mohon berkat dari Sri Paus sehingga dirinya bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
Ketika ketemu Paus dirinya melihat sosok yang sangat sederhana dan Paus memilih nama Fransiskus karena panggilan melayani orang kecil dan orang miskin.
“Saya memaknai di NTT banyak orang kecil.Saya berasal dari PDIP partainya wong cilik kaum marhain.Apa ini maksudnya.Saya dingatkan untuk pulang ke NTT kerja buat orang miskin,”katanya.
Dan dengan berbagai kisah spiritual tersebut dirinya pulang ke Indonesia menghadap Sekjen PDIP,Hasto Kristianto dan mengatakan bahwa dirinya mantap maju sebagai calon Gubernur NTT,ungkap Ansy. (rom)