Mahasiswa PGSD Uniflor Ende Gelar Projek Profil Pelajar Pancasila,Perkenalkan Sistem Saving Challenge

ENDE,GlobalFlores.com-Mahasiswa PGSD Uniflor Ende menggelar projek profil Pelajar Pancasila,Sabtu (15/6/2024) bertempat di Aula PGSD Uniflor Ende dan dihadiri oleh para mahasiswa juga 19 orang kepala sekolah dan guru dari 19 SD di Kabupaten Ende yang merupakan mitra dari PGSD Uniflor.
Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P 5) mengambil tema “gaya hidup berkelanjutan melalui program saving challenge pada tingkat perguruan tinggi.
Ketua Prodi PGSD Uniflor,Virgilius Bate Lina,Spd,Mpd, pada acara pembukaan kegiatan mengatakan bahwa untuk menjawabi program pemerintah mengenai kurikulum merdeka belajar tidak hanya full didalam kelas.
Kegiatan ini menjadi kesepakatan bersama dimana mata kuliah dintergrasikan kedalam penelitian maupun pengbdian kepada masyarakat.

Sejak awal dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2024 ini semua dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa PGSD untuk membiasakan menjadi guru sejak dari dini mulai dari semester 1 maupun 2 mereka ke sekolah untuk melakukan simulasi mengajar dan menggunakan media-media pembelajaran.
Kegiatan projek semacam ini tidak hanya di mata kuliah matematika tetapi semua mata kuliah yang diasuh semua berbasis projek.
“Kita memberikan kesempatan sepenuhnya kepada mahasiswa/i mulai mengembangkan kreatifitas,”katanya.
Dan menjadi kebanggan dirinya sebagai pimpinan prodi dan juga teman-teman dosen dan menjadi kebangaan.
Para mahasiswa diberikan tantangan saving challenge guna membantu para mahasiswa/i karena selama ini terkendala pembayaran saat hendak ujian semester terkendala pada pembayaran yang SKS dan dirinya selaku dosen menyuruh para mahasiswa untuk menabung melalui sistem saving challenge.
“Dan Puji Tuhan sampai dengan hari ini ada yang telah membayar SKS dari hasil celengan,”katanya.
Dan para mahasiswa bisa membayar bukti pembayaran SKS melalui sistem celengan.
Memang tidak 100 persen membayara SKS dari sistem celengan namun paling tidak orangtua hanya menambah sedikit untuk memenuhi kebutuhan SKS dengan uang yang mereka kumpulkan melalui celengan.
Media-media yang ada tersebut adalah media yang ada hubungannya dengan saving challenge yang ada hubungannya dengan seberapa besar uang yang mereka tabung tergantung dari kesepakatan yang mereka ambil.
“Untuk sampai dengan nilai satu juta berapa yang harus kasih masuk kedalam celengan misalnya uang 100 ribu maka uang satu juta itu hanya lembaran 100 ribu tidak ada nilai lain seperti 10 ribu tetapi kalau sudah berkomitmen 100 ribu maka 100 ribu itu yang ada didalam celengan hanya 100 ribu sampai dengan mencapai nilai 1 juta atau berkomitmen hanya memasukan 75 ribu maka harus konsisten dengan nilai 75 ribu bukan yang lain,”katanya.
Pihaknya memberikan apresiasi kepada para guru mitra yang hadir agar tetap terjalin.
Sementara itu Marselina Wali,Spd,Mpd selaku dosen mata kuliah konsep dasar matematika mengatakan bahwa saving challenge adalah tantangan menabung atau program yang ditawarkan untuk menjawabi persoalan yang dihadapi mahasiswa dalam proses pembayaran SKS.
“Agar menabung mereka bisa dinikmati yang diawali dengan tabel saving challenge,”katanya.
Dimana para mahasiswa menentukan berapa besar nilai atau nominal uang yang hendak ditabung atau dimasukan kedalam celengan sesuai dengan kemampuan,ujar Marselina.
“Apa yang mereka tabung itu harus konsisten dengan apa yang direncanakan. Misalnya ada yang tabung Rp 100 ribu dengan target akhir Rp 1 Juta mereka hanya punya 10 kotak dengan nominal masing-masing kotak itu Rp 100 ribu sehingga ada 10 kota menjadi Rp 1 Juta,”katanya.
Ada juga yang programnya Rp 20 ribu dan tentu membutuhkan beberapa kotak agar bisa mencapai Rp 1 Juta. Jadi setiap kali mereka menyimpan hanya Rp 20 ribu saja tidak boleh juga Rp 10 ribu.
Dan kapan mereka simpan akan diwarnai dan itu menarik karena semakin lama mereka mewarnai mereka termotivasi untuk menyimpan,ujar Marselina.
Tidak sekedar menyimpan namun ada tantangan dan yang sudah disimpan nanti dicoret kotaknya. Coretan itu ada perencanaan berupa tabel saving challenge.
Mereka tidak hanya membuat target untuk menabung saja. Dari target saving challenge para mahasiswa juga diberikan tantangan untuk menciptakan konsep matematika,ujar Marselina.
Jadi ada 4 materi pokok yaitu bilangan kemudian geometrik kemudian pengukuran dan pengolahan serta penyajian data.
Dari hal yang ada mahasiswa menghubungkan dari tabelnya mereka misalnya dari bilangan 50 perkotak berarti mereka buat operasi perkalian,jadi 50 dikali berapa kotak misalnya 5 jadi Rp 250 ribu. Jadi ini operasi perkalian. Atau bisa juga operasi penjumlahan.
Jadi apa yang ada di saving challenge dihubungkan ke materi matematika.
“Konsep-konsep yang ada diciptakan sendiri oleh mahasiwa dan saya hanya sebagai pembimbing untuk mengoreksi apabila ada konsep yang keliru maka saya meluruskan apa yang menjadi hasil karya mahasiswa,”katanya.
Semua wadah saving challenge semua berbentuk bangun ruang ada yang bentuk kubus dan ada juga yang balok dan ada yang tabung,ujar Marselina.

Sementara itu salah seorang mahasiswa,Elizabeth Ana Maria Mingge mengatakan contoh kegiatan profil pelajar Pancasila di tingkat perguruan tinggi yang mereka lakukan melaksanakan program Saving Challenge atau tantangan menabung.
Hal ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang dialami oleh mahasiswa pada saat hendak membayar keuangan SKS di saat menjelang ujian.
Dan solusi yang ditawarkan oleh dosen pengampuh mata kuliah adalah dengan membuat tantangan menabung di celengan.
Membuat tabungan secara individu dengan target tabungan sebesar 1 juta rupiah dengan durasi waktu menabung disesuaikan dengan waktu perkuliahan dalam semester berjalan dan hal itu memberikan dampak positig bagi mahasiswa karena bisa membayar uang SKS dari hasil menabung di celengan,ujarnya.