Kata TA Madya Provinsi NTT,Natal Jadi Proyek Keselamatan
MAUMERE,GlobalFlores.com- Tenaga Ahli (TA) Madya Provinsi NTT, Kandidatus Angge, mengatakan bahwa natal merupakan projek keselamatan dan tahun baru harus menjadi projek perubahan.
Hal ini disampaikan Tenaga Ahli (TA) Madya Provinsi NTT, Kandidatus Angge, saat natal bersama seluruh pendamping desa,Rabu (3/1/2024) di Desa Lepolima, Kecamatan Nele,Kabupaten Sikka.
Angge meminta kepada pendamping desa harus lebih professional untuk mengatasi semua permasalah yang ada di desa.
Angge juga mengingatkan agar para pendamping desa untuk tidak saling menjual satu sama lain, karena dipastikan akan menimbulkan masalah.
Pendamping desa harus memanfaatkan ruang unuk memberdayakan dan harus mampu untuk menyatukan dalam diri sendiri bahwa persoalan sederhana yang dialami masyarakat harus dapat diselesaikan.
“Saya tidak mau dengar anak – anak putus sekolah hanya karena tidak ada HP android, padahal desa memiliki dana ratusan juta. Kalau bilang dana tidak ada itu mustahil karena pos anggarannya ada disana. Ini persoalan sederhana yang harus bisa diselesaikan,”kata Angge.
Sementara itu tenaga ahli pendamping desa Kabupaten Sikka, Albert Ben Bao, mengatakan apabila ada desa yang tidak memiliki jaringan listrik bisa menggunakan dana desa.
Jika sudah ada RKPDes maka pendamping desa wajib bekerja sama dengan Pemdes. Selain listrik, desa yang belum ada ketersediaan air minum bersih maka dana desa dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air minum,ujar Albert.
“Masih ada desa yang tidak ada jaringan listrik, maka gunakan dana desa, masih ada desa yang belum ada ketersediaan air minum bersih maka gunakan dana desa. Kalau sudah ada RKPDes maka mari kita kerja sama dengan Pemdes,”kata Albert.
Albert menambahkan bahwa ada banyak desa yang belum memiliki air minum bersih maka harusnya dapat memanfaatkan dana desa untuk kebutuhan air minum.
Tidak adanya air minum bersih merupakan penyebab sumbernya stunting. Hal ini semestinya harus segera dilakukan oleh para pendamping desa bekerja sama dengan Pemdes.
Albert juga menyebutkan bahwa banyak desa di Kabupaten Sikka tidak memiliki potensi yang lebih, terutama potensi sumber daya alam.
Oleh karena itu lanjut Albert, kedepannya setiap desa pesisir akan memanfaatkka potensi sumber daya alam, yakni sumber data laut.
Hingga saat ini baru dua desa yang memanfaatkan sumber daya laut, yakni desa Waerbeler dan desa Geliting.
“Sampai dengan saat ini baru dua desa dari 39 desa yang memanfaatkan sumber daya laut yaitu Desa Waerbeler dan desa Geliting, mereka sudah sudah memanfaatkan 80 rompong, ini harus kita optimalkan,”kata Albert.
Albert juga menegaskan tahun 2024 akan berusaha untuk mengurangi semua desa yang bermasalah. Terutama 34 desa baru, harus menjadi prioritas yang sudah mendapatkan dana desa, sehingga kerja menjadi terukur.
“RJPDes harus disusun lebih baik, untuk menjawab dua potensi yakni potensi sumber daya manusia dan potensi sumber daya alam. Dari 34 desa sebanyak 10 desa yang masih sangat tertinggal terutama desa berkembang dan salah satu desa maju. Hal itu menjadi kesempatan bagi pendamping desa untuk mengoreksi semua kelemahan di tahun 2023,”katanya.
“Hari ini merupakan kesempatan bagi kita bersama untuk mengoreksi diri selama tahun 2023, dan tahun 2024 ini setiap bulan datang mau menerima gaji harus membawa laporan, bukan hanya datang foto-foto lalu pulang dengan tidak membawa hasil apa –apa,“kata Albert.
Albert menegaskan bahwa data setiap bulan akan menjadi catatan bagi tenaga ahli Kabupaten Sikka, dengan demikian jika tidak mengirim data maka dipastikan tenaga ahli tidak akan merekomendasikan untuk menerima gaji, karena ternyata pendamping desa hanya membutuhkan gaji namun tidak mau bekerja. (rel)