Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao – Ende,Minggu (8/10/2023).
Judul renungan hari ini: Para Penggarap Yang Tidak Tahu Berterima Kasih.
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan! Pada hari ini kita memasuki hari Minggu biasa ke XXVII. Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 21: 33 – 43, yakni Perumpamaan Tentang Penggarap – Penggarap Kebun Anggur. Ada beberapa tokoh pemeran di sini. Tuan tanah pemilik kebun anggur adalah Allah. Para penggarap adalah imam imam kepala, tua tua bangsa Yahudi, orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat atau singkatnya orang orang Yahudi atau bangsa Israel yang merupakan bangsa terpilih. Hamba hamba tuan kebun anggur adalah para pewarta Injil dan Anak Nya sendiri adalah Yesus yang merupakan ahli waris kebun anggur. Dari perumpamaan ini, kita mendengar bagaimana sikap orang orang Yahudi, khususnya Imam Imam kepala, tua tua bangsa Yahudi, ahli ahli Taurat dan orang orang Farisi, telah berubah menjadi sombong, munafik, dalam hidup beragama, padahal mereka mereka adalah bangsa terpilih. Dan lebih tragisnya lagi, mereka menolak atau tidak mau menerima Yesus sebagai Anak Allah, bahkan sampai mereka membunuh Yesus dengan sangat keji. Oleh karena itu, Imam Imam kepala, tua tua bangsa Yahudi, orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat adalah para penggarap yang tidak tahu berterima kasih kepada Allah yang telah mempercayakan mereka sebagai bangsa terpilih. Namun, cara hidup, cara bersikap, cara berperilaku, cara bertutur kata dan cara bertindak mereka tidak menunjukkan bahwa mereka sebagai bangsa terpilih. Dan sudah pasti mereka akan dibinasakan. Yang berarti kerajaan Allah akan diambil dari mereka. Bagaimana dengan kita? Kita pun telah dipercaya oleh Tuhan untuk menggarap kebun anggur Tuhan melalui tugas, profesi, pekerjaan dan tanggung jawab yang di berikan kepada kita masing-masing. Dan pada saatnya nanti, Tuhan akan meminta hasilnya atau meminta pertanggung jawaban dari kita. Jangan sampai mentalitas kita, seperti para penggarap orang Yahudi yang tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan, yang telah menganugerahkan segalanya, kepada kita, namun kita “pelit” untuk berbagi dengan sesama, yang berarti kepada Tuhan. Jika itu yang terjadi, maka kita jatuh dalam kesombongan, yang merasa bahwa segala yang diperoleh berkat kekuatan, kehebatannya. Padahal semua itu berasal dari Tuhan dan akan kembali ke pada Tuhan. Ad maiorem Dei Gloriam: Untuk Keagungan Allah Yang Lebih Besar. Akhirnya, semoga kita menjadi para penggarap kebun anggur Tuhan yang tahu berterima kasih kepada Tuhan. Kita patut berterima kasih kepada Tuhan, karena kita telah dipercaya atau diberi amanah untuk menjadi penggarap penggarap kebun anggur Nya, melalui tugas, profesi, pekerjaan dan tanggung jawab yang kita emban masing-masing. Mudah mudahan. Selamat Berhari Minggu 🙏🙏