Regional

Di Kabupaten Ende Ada 1.300 Orang Dengan Gangguan Jiwa

ENDE,GlobalFlores.com-Di Kabupaten Ende hingga saat ini tercatat sekitar 1.300 orang dengan gangguan jiwa (OGDJ). Sedangkan secara keseluruhan wilayah Provinsi NTT tercatat ada sekitar 8000 orang.

Ketua Kelompok Kasih Insanis (KKI),Pater Avent Saur,SVD mengatakan hal itu pada kegiatan seminar dengan tema, mengubah diskriminasi dan stigma terhadap pada ODGJ yang diselenggarakan oleh Seksi KPKC   Paroki St. Yosef Onekore,Ende,Sabtu (9/9/2023) di Aula Paroki  St. Yosef Onekore.

Pater Avent mengatakan bahwa OGDJ saat ini kerap dalam kondisi terpasung dan menggelandang (gelandang psikotik) maupun mengurung diri di kamar serta diam saja di rumah dan ada juga yang tinggal menyendiri di rumah maupun tinggal menyendiri di pondok atau kebun.

Dikatakan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik dan  mental serta  sosial atau  pertumbuhan atau perkembangan dan kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa.

Sedangkan ODGJ adalah Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) atau “penyandang disabilitas psikososial’ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan terwujud dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsinya sebagai manusia.

Sedangkan sehat jiwa kondisi dimana seseorang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial menyadari kemampuan sendiri serta dapat mengatasi tekanan (stres) dan dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Pater Avent mengatakan bahwa saat ini masih kerap terjadi tindakan diskriminatif kepada orang yang mengalami gangguan jiwa seperti dipasung sendirian di kebun atau pondok dengan alasan agar yang bersangkutan tidak melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan diri maupun orang lain ataupun keluarga.

Dikatakan secara umum Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sering mendapatkan pandangan negatif (stigma) dari keluarga dan masyarakat seperti kurang iman dan tidak waras maupun berbahaya juga suka ngamuk dan terkena karma juga dirasuki roh jahat.

“Stigma ini dapat memperburuk kondisi ODGJ dan membuat mereka semakin sulit diterima masyarakat,”kata Pater Avent.

“Berhenti memberikan stigma kepada ODGJ! Mari kita ciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan mengutamakan kesehatan jiwa bersama,”ujarnya.

Dikatakan ada  masalah psikososial adalah masalah sosial yang mempunyai dampak negatif dan berpengaruh pada munculnya gangguan jiwa. Atau masalah sosial yang muncul sebagai dampak dari gangguan jiwa.

Penyebabnya berupa bencana dan pandemi juga kemiskinan dan adiksi atau  pornografi maupun  urbanisasi juga  game online dan lainnya.

Oleh karena itu perlu dukungan psikososial dan kesehatan jiwa.

Dukungan Psikososial dan kesehatan jiwa dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk meminimalkan tekanan dan masalah psikososial

Rehabilitasi psikososial adalah upaya proses integrasi sosial, peran sosial yang aktif dan peningkatan kualitas hidup.

                                Rubah Stiga

Ketua panitia seminar, Herlina Sanga Timugale dalam laporannya mengatakan stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa, ternyata menjadi penyakit sosial yang parah, terlihat maupun tidak terlihat sangat mendiskreditkan serta mendiskualifikasikan orang dengan gangguan jiwa dari penerimaan sosial.

Dalam bentuknya yang paling parah stigma mampu mengucilkan ODGJ dari berbagai bidang fungsi pergaulan bermasyarakat.

Oleh karena itu Gereja dalam hal ini Paroki St. Yosef Onekore melalui pelayanan diakonia merasa terpanggil untuk mengubah diskriminasi dan stigma terhadap pada ODGJ

Kegiatan dengan tema mengubah stigma dan diskriminasi sosial terhadap ODGJ yang dilakukan oleh rumpun pemberdayaan masyarakat bidang keadilan perdamai dan keutuhan ciptaan melalui donasi yang diberikan dengan kerelaan hati oleh umat Paroki St. Yosef Onekore diharapkan mampu melahirkan revolusi pola pikir dan mental generasi tua maupun generasi muda terhadap stigma ODGJ demi kemajuan Gereja dan kemanusiaan di tanah air,ujar Herlina. (rom)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan