Ini Deretan Korban Penipuan Oknum Yang Mengaku Pendeta Mulai Ibu RT Hingga Pastor
MAUMERE, GlobalFlores.com – Wenseslaus Purwanto warga Asal Desa Namang Kewa, Kecamatan Kewapante,Kabupaten Sikka mendesak polisi untuk segera menangkap Aris Melkyanus Ninef yang mengaku seorang pendeta beralamat di Jalan Yoahanis Fanggi, Rt 27 Rw.007, Kelurahan Lasiana Kelapa Lima, karena telah melakukan pembohongan terhadap sejumlah warga di Kabupaten Sikka, termasuk diantaranya salah satu Pastor yang bertugas di Kewapante.
Hal ini disampaikan, Wenseslaus, Minggu (2/7/2023) di Maumere.
Wenseslaus menjelaskan, selain melakukan penipuan terhadap ibu kos yang merupakan ibu kandungnya, Aris juga melakukan penipuan terhadap ayah kandungnya Yohanes. Pasalnya selama satu tahun kos yang digunakan Aris tidak dibayar, Aris juga melakukan pinjaman uang puluhan juga pada ayahnya, dan berjanji akan membayar setelah gaji sebagai pendeta ia dan isterinya terima.
“Awalnya dia datang sendiri, untuk melihat kos dan setelah ia melihat kos dan merasa cocok, Aris ke Maumere untuk membawa isteri dan seorang anak yang masih berumur kurang lebih 5 tahun,”kata Wenseslaus.
Selain Wenseslaus dan keluarganya yang menjadi korban, korban lainnya itu salah satu Warga Hikong, Kecamatan Talibura yang datang ke kos untuk menagih utang pada Aris yang mengaku sebagai pendeta tersebut.
Sebelumnya Aris juga melakukan penipuan terhadap salah seorang pastor yang bertugas di Kecamatan Kewapante senilai Rp 2.500.000.
Wenseslaus maupun ibu dan ayahnya meminta agar Aris segera ditangkap sebab jika tidak ditangkap maka dipastikan akan menambah korban baru di Kabupaten Sikka.
Wenseslaus menambahkan bahwa Aris pendeta palsu karena mengaku sebagai pendeta penginjil, dan mengaku melakukan penginjilan di Larantuka, sementara isterinya melakukan penginjilan di di Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka.
“Kami minta polisi segera menangkap Aris dan keluarganya, karena dipastikan tukang tipu, salah satu korbannya adalah kami sendiri. Belum termasuk warga Sikka lainnya,”kata Wenseslaus.
Kepada Yohanes dan keluarganya Aris juga mengaku berasal dari Soe TTS, yang selama ini melalang buana melakukan penginjilan dari Papua, Jawa dan sejumlah wilayah lainnya di Indonesia.
Sejumlah file pribadinya yang tercecer Aris ternyata memiliki sejumlah KTP dengan alamat yang berbeda. Bahkan file lainya berupa foto diduga Aris beragama Islam.
Bukti kebohongan Aris dan keluarganya itu juga terlihat ketika ditemukan sejumlah file di kamar kosnya berupa foto-foto yang diduga sedang berdaqwa di wilayah lain di luar Flores. Dalam foto tersebut Aris mengenakan busana Muslim Bersama sejumlah jemaaah, isteri dan anaknya mengenakan Jilbab ditengah kerumunan para Muslimah.
Kebohongan lain yang patut diduga bahwa selama di Friport Papua Aris mengaku sebagai ketua pendeta penginjil di Friport dan sekitarnya, dengan gaji puluhan juta yang saat ini belum di cairkan. Gaji tersebut diluar perannya sebagai pendeta.
Aris bahkan mengaku kalau dirinya gaji pendeta perbulan senilai Rp 6 juta, sementara gaji isterinya yang juga adalah pendeta senilai Rp 5 juta.
Wenseslaus menyampaikan bahwa total uang kos dan uang yang dipinjam Aris yang belum dibayar hingga saat ini mencapai Rp 68.500.000.
Lantaran selama satu tahun uang kos belum dibayar dan pinjaman belum dilunasi maka Ibu kos dan Yohanes secara baik-baik meminta Aris untuk mengambil uang untuk melunasi pinjaman dan uang kos yang belum dibayar segera di lunasi. Sebab jika Aris tinggal menetap di kos itu maka dipastikan beban uang kos yang harus dibayar akan terus bertambah.
Penipuan yang dilakukan Aris terhadap keluarga Yohanes terus berlanjut, ketika Keisa Ninef anaknya itu tiba dari Malang, dan hendak bekerja di bank Mandiri.
Kepada Yohanes , Aris mengaku kalau anaknya itu sudah siap masuk bekerja, karena kepala bank mandiri sudah dikenalnya sejak dulu, sehingga otomatis anaknya siap kerja.
Karena Keisa anaknya siap bekerja di Bank Mandiri dan harus membutuhkan transportasi, kata Yohanes, Aris kemudian meminjamkan uang untuk kredit motor dan akan dibayar setelah gaji anaknya terima.
Lantaran merasa yakin atas penyampaian Aris, Yohanes kemudian meminjamkan uang senilai Rp 5 juta. Ternyata saat di Diler motor, pengajuan kredit tidak dapat diterima lantaran KTP Aris bukan berada di wilayah Kabupaten Sikka.
Aris kemudian mendatangi Yohanes dan melakukan penipuan dengan modus barunya, bahwa anaknya ingin membeli motor besar Honda Vario secara tunai. Harga motor tersebut senilai Rp 32 juta.
Lantaran tidak memiliki uang sejumlah itu, maka ibu kos bersama Yohanes melakukan peminjaman pada salah satu koperasi di Sikka senilai Rp 35 juta, namun lantaran masih terdapat potongan di korpeasi tersebut, maka uang yang berhasil dipinjam itu hanya senilai Rp 30 juta.
Setelah uang Rp 30 juta diserahkan ke Aris untuk mengambil motor yang diinginkan anaknya itu, ternyata Aris bukannya mengambil motor yang dibayar secara tunai, namun melakukan kredit dengan menggunakan KTP saudari kandung Wenseslaus, Viktoria yang saat itu dipegang Aris, tanpa sepengetahuan pemilik KTP atau Yohanes selaku orangtua kandungnya.
Sementara itu Aris yang dikonfirmasi media ini mengaku tidak pernah melakukan pinjaman uang pada Yohanes atau ibu kos. Aris hanya mengaku kalau ia dan isteri anaknya di usir oleh Yohanes dan ibu kos, serta menyita barang-barangnya.
Ketika menyinggung soal uang yang dipinjamnya saat mengikuti wisuda anaknya di Malang, Aris langsung menutup telponnya. (rel )