Regional

71 Desa di Ende Alami Rawan Pangan Berat

ENDE,GlobalFlores.com-Sebanyak 71 desa dari 278  di Kabupaten Ende masuk dalam kategori rawan pangan berat dan 46 desa lainnya rawan pangan sedang serta 30 desa rawan pangan ringan dan 131 desa lainnya tidak mengalami rawan pangan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Ende, Mathilda Gaudensia Ilmoe mengatakan hal itu kepada GlobalFlores.com  di ruang kerjanya, Kamis (4/5/2023).

Mathilda mengatakan desa-desa yang masuk dalam kategori rawan pangan berat karena tidak memiliki lahan pertanian atau pertanaman.

Selain desa ada 6 kecamatan dari 21 kecamatan di Kabupaten Ende juga yang diketegorikan sebagai daerah rawan pangan berat yakni Kecamatan  Pulau Ende dan Kecamatan Ende Selatan serta Ende Timur dan Kecamatan Ende Tengah serta Kecamatan Ndona.

Sementara kecamatan yang masuk dalam kategori rawan pangan sedang yaitu Kecamatan Ende dan Kecamatan Ndori.

Dua kecamatan tersebut ujar Mahtilda meskipun tidak memiliki lahan pertanian yang luas tetapi masih memiliki perkebunan dan kelautan.

Sedangkan kecamatan yang masuk dalam kategori rawan pangan ringan yakni Kecamatan  Nangapanda dan Kecamatan  Wolojita serta Kecamatan Wolowaru dan Kecamatan Lio Timur.

Sementara wilayah Kecamatan Maukaro, Ndona Timur, Detusoko, Wewaria, Maurole, Detukeli, Kotabaru dan Kecamatan Kelimutu tidak masuk dalam kategori rawan pangan.

Sama seperti 71 desa 6 kecamatan tersebut masuk dalam kategori rawan pangan berat karena tidak memiliki lahan pertanian.

Menjawab pertanyaan tentang kondisi rawan pangan mempengaruhi penghidupan masyarakat terutama daerah-daerah yang dikategorikan rawan pangan berat, Mathilda mengatakan bahwa meskipun masuk dalam kategori rawan pangan berat tetapi tidak berdampak pada pada kehidupan sehari-hari penduduknya karena masih memiliki akses untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Kalaupun tidak memiliki lahan pertanian para penduduk di daerah yang diketegorikan rawan pangan masih bisa mendapatkan pangan dengan cara membeli di pasar terutama dalam wilayah perkotaan,”katanya.

Begitupun daerah yang tidak memiliki lahan pertanian masih bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan cara menjual hasil-hasil perkebunan dan ataupun penghidupan dari laut menjadi nelayan,ujar Mahtilda.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan