Kekerasan Kepada Perempuan Hingga Stunting Dibahas Generasi Muda ChildFund Internasional di Maumere

MAUMERE, GlobalFlores.com – Sebanyak 30 orang generasi muda yang terdiri dari para pelajar di Kabupaten Sikka, bergabung dalam ChildFund, mereka membahas masalah sosial, diantaranya masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak, kesulitan air minum, masalah stunting, dan masalah lingkungan.
Kegiatan ChildFund ini dilaksanakan selama tiga hari dari Jumat 17/2/2023 hingga Minggu (19/2/2023) di Gading Bech Maumere.
Salah satu kelompok pelajar yang membahas soal stunting di Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, membeberkan bahwa di Kecamatan Hewokloang terdapat 31 anak mengalami yang stunting, hal itu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya, hamil diluar nikah dan belum cukup umur, asupan makanan bagi ibu hamil masih sangat kurang sehingga sangat berpengaruh bagi janin yang dikandungnya.
Revi salah satu anggota kelompok menyampaikan bahwa anak-anak yang mengalami stunting, selain fisik, juga akan berpengaruh pada psikologi anak itu sendiri, misalnya mental dan adanya diskriminasi oleh masyarakat.
Menurut Revi, banyak anak-anak hamil diluar nikah, dan selalu manjadi aib yang ditutupi, akibatnya, janin yang ada dalam kandungan kurang diperhatikan.
Revi, Butet dan Feni, mengaku akan menghubungi pihak dinas Kesehatan untuk bersama-sama melakukan sosialisasi terkait stunting di Kecamatan Hewokloang.
Menurut ketiga siswi ini, untuk menekan stunting di kecamatan Hewokloang perlu dilakukan penanganan yang serius baik pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.
“Untuk penanganan stunting di Kecamatan Hewokloang yang saat ini sudah mencapai 31 orang , perlu adanya ketelibatan berbagai pihak, diantaranya pemerintah dan masyarakat. Kami akan menghubungi Dinas Kesehatan untuk melakukkan sosialisasi di wilayah kecamatan Hewokloang,” kata Revi.
Sementara itu Feni, menjelaskan bahwa stunting juga dipengaruhi oleh pendapatan ekonomi keluarga yang rendah sehingga berujunga pada asupan makanan bagi janin dalam kandungan dan anak setelah melahirkan.
Atas beberapa faktor itu, serta dukungan data yang diperolehnya, ketiga pelajar ini kemudian mencoba mencari solusi dengan melibatkan berbagai stakeholder, diantaranya aparat pemerintah desa, tokoh masyarakat, hingga tokoh agama, dan tokoh pemuda.
Bersama masyarakat, aparat pemerintah, tokoh masyarakat maupun tokoh agama, ketiganya kemudian membahas soal penanganan stunting yang terjadi di wilayah Kecamatan Hewokloang.
Menurut Feni, masalah stunting harus menjadi masalah bersama seluruh stakeholder dan masyarakat pada umumnya.
“Masalah stunting ini harus menjadi masalah bersama seluruh masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi seacara terus menerus. Sebagai generasi muda kami sangat prihatin dengan meningkatnya stunting di Kecamatan Hewokloang,”kata Feni.
Menurut Feni, jika masalah stunting dibiarkan terus, maka dipastikan akan menciptakan generasi muda stunting.
Oleh karena itu pemerintah bersama masyarakat harus mampu menekan bahkan menghilangkan stunting dari wilayah Kecamatan Hewokloang.
Butet salah seorang dari ketiga siswa ini juga menyoroti soal peran orangtua terhadap anak – anaknya. Kepada orangtua Butet berharap untuk memberikan perhatian penuh kepada anak – anaknya.
Minimnya perhatian orangtua terhadap anak-anaknya lanjut Butet, maka banyak anak yang selalu mengambil jalan pintas dan berakibat pada hamil diluar nikah, belum siap untuk menjadi seoarang ibu bagi anaknya, asupan makanan bagi janin maupun bay yang telah melahirkan tidak diperhatikan, maka anak mengalami kekuarang gizi, fisik kerdil bahkan berakibat pada cacat mental. (rel)