Proyek Yang Bersumber Dari Dana PEN Terancam Gagal,Cipayung Plus Gelar Aksi di Kejari Sikka

MAUMERE, GlobalFlores.com – Sebanyak 13 proyek di Kabupaten Sikka yang menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terancam gagal, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam tiga organisasi menggelar aksi di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari ) Sikka, Kamis (16/2/2023) sekitar pukul. 10.30 wita.
Tiga organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung plus tersebut diantaranya Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Sikka, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Ikatan Mahasiswa Muhamadyah (IMM).
Cipayung plus ini melakukan orasi di Depan Kantor Kejari Sikka, untuk mendesak Kejari Sikka untuk mengusut tuntas 13 proyek di Sikka yang terancam gagal.
Salah satu orator Yohanes Maro yang merupakan ketua GMNI cabang Sikka dalam orasinya menegaskan sebanyak 13 proyek di kabupaten Sikka yang menggunakan dana PEN bakal gagal, karena progresnya hingga saat ini masih jauh dibawah standar, bahkan beberapa proyek yang masih 0 persen.
“Yang kami laporkan sebanyak 13 proyek dengan total pagu anggaran sekitar Rp 14 M, yang hingga saat ini realisasi fisiknya masih dibawah 50 persen , yang semuanya masuk dalam dana pinjaman daerah Kabupaten Sikka yakni dana PEN,”kata Yohanes.
Yohanes menambahkan bahwa PEN untuk kabupaten Sikka dialokasi untuk pengerjaan berbagai fasilitas Kesehatan, pemasangan air dan jalan dengan total proyek sebanyak 159 paket, dengan rinciannya, dinas Kesehatan 18 paket dengan total anggaran senilai Rp 39, 5 M, dinas PUPR sebanyak 141 paket dengan total anggaran senilai Rp 76,6 M lebih.
Untuk dinas PUPR kata Yohanes, alokasi kegiatan pembangunan air minum bersih sebanyak 49 paket dengan total anggaran senilai Rp 50,5 M lebih, sementara untuk pembangunan jalan lingkungan di desa terdapat 38 paket dengan total anggaran sebanyak 10,9 M lebih, pengadaan barang 1 paket dengan anggaran senilai Rp 2,5 M.
Disamping itu untuk pembangunan jalan dan jembatan lanjut Yohanes dketahui sebanyak 42 paket dengan total anggaran sebanyak Rp 107,2 M dan jasa konsultasi pengawasan terdapat 11 paket dengan anggaran senilia Rp 5,3 M.
Herannya, pekerjaan proyek yang bersumber dari dana PEN di kabupaten Sikka tidak berjalan sesuai harapan bahkan sejumlah paket pekerjaan akan berujung gagal. Menurutnya seperti yang diberitakan media lokal di Sikka serta data yang diperoleh saat RDP antara DPRD Sikka dengan dinas PUPR pada 7 Februari lalu, menyebutkan bahwa sebanyak 13 paket pekerjaan di Dinas PUPR berpotensi gagal, sementara 2 paket proyek tidak terkontak.
Yohanes menambahkan secara keseluruhan total pagu anggaran senilai Rp 176 661 568 000 dan nilai kontrak senilai Rp 162 360 951 833, dengan realisasi keuangan senilai Rp 131 511 948 125. Realisasi dana yang hampir mendekati 100 persen ini kata Yohanes berbanding terbalik dengan realisasi proyek pekerjaan dilapangan.
Mirisnya lanjut Yohanes, sebanyak 13 paket proyek realisasinya masih dibawah 50 perse bahkan ada realisasi fisiknya 0 persen, hal itu pemerintah dinilai gagal merealisasikan dana PEN untuk pembangunan di Kabupaten Sikka.
“Kasus ini memunculkan dugaan bahwa ada praktek penyelewengan dana PEN “ujar Yohanes.
Hal senada juga disampaikan ketua komisariat HMI Sikka Muchsin A.A Umar yang dengan tegas mengatakan bahwa Cipayung Plus menilai 13 proyek yang terancam gagal itu, lantaran ulah oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab melakukan tindakan melawan hukum.
Untuk itu kata Umar, Cipayung Plus menuntut Kejari Sikka agar segera menindaklanjuti dan menggusur tuntas 13 paket proyek yang terancam gagal.
Menuntut Kejari Sikka untuk melakukan audit dan melakukan investigasi secara mendalam serta menyeluruh paket pekerjaan proyek yang bersumber dari dana PEN, terutama 13 paket proyek tersebut. Kejari Sikka juga dituntut untuk melakukan Pengumpulan Bahan dan keterangan (Pulbaket) terkait dana PEN.
Selain itu Cipayung Plus lanjut Umar, juga menuntut Kejari Sikka untuk melakukan koordinasi dengan BPK dan dan BPKP, dan mengusut tuntas makelar kasus pada kasus korupsi dana BTT di Kabupaten Sikka. (rel)