Politik

Peserta Seleksi Pegawai Non ASN Protes Bawaslu Sikka,Ada Apa ?

MAUMERE, GlobalFlores.com  –Sejumlah peserta yang tidak lolos dalam proses seleksi pegawai Non ASN Panwascam melakukan protes ke Kantor Badan Pengawas Pemilu ( Bawaslu) Kabupaten Sikka,  Selasa (13/12/2022) siang.

Protes itu dilakukkan karena Bawaslu kabupaten juga dinilai tidak transparant.

Kedatangan para calon yang tidak lolos itu bertujuan untuk menemui langsung ketua dan sekretasi Bawaslu. Namun ketika itu ketua dan seretaris tidak berada di tempat.

Salah seorang peserta tes adminitrasi Panwascam  asal Kecamatan Hewokloang yang diketahui bernama Robi Kristian mengaku kedatangannya untuk menyampaikan  beberapa point keberatan berdasarkan hasil pengumuman yang disampaikan Bawaslu, terkait nama-nama yang  terpilih sebagai staf teknis non PNS atau pegawai kontrak. Robi menilai ada ketidak jujuran dalam proses  rekrutmen tenaga teknis tersebut.

Ketidakjujuran yang dimaksudkan Robi diantaranya,  seleksi tes tertulis  melalui Computer assited Test ( CAT) yang diberikan kepada masing-masing peserta di setiap kecamatan tidak menyertakan perolehan skor ataupun prosestase nilai.

Peserta yang telah  mengikuti seleksi CAT  tidak mengetahui hasil tesnya, sehingga tidak dapat membandingkan  nilai perolehannya dengan peserta lainnya.

“Saya ingin menayakan berapa bobot minimum untuk lolos dalam seleksi CAT,” ujar Robi.

Herannya,  ketika pihak sekretariat Bawaslu Kabupaten mengadakan sesi wawancara, Robi  sebagai peserta tes seleksi wawancara,  tidak pernah mendapatkan satu pertanyaan pun, kecuali pihak pewawancara menanyakan nama dan asal wilayahnya.

“Pihak pewawancara tidak pernah menanyakan sesuai indikator penilaian, seperti kompetisi terkait peran staf teknis atau materi-materi yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu, atau tugas khusus dan peran staf teknis kecamatan, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang pantas dan layak untuk dipertanyakan dalam sesi wawancara,”kata Robi.

Menurut Robi, jika ia sendiri yang masuk ruang wawancara  tanpa diwawancarai, lantas apa indikator untuk penilaian sesi ini dan berapa bobot yang menjadi kuantitas hasil wawancara terhadap dirinya ?.

Robi bahkan menduga  pihak Sekretariat Bawaslu selaku tim rekrutmen, telah melakukan tindakan  yang melenceng dari aturan Perbawaslu, yakni tidak jujur, tidak adil, tidak terbuka, tidak proporsional, tidak profesional dan tidak akuntabel.

Robi menilai tim seleksi  yang melakukan wawancara itu fiktif dan tidak obyektif dan transparan.

Hal senda juaga disampaikan peserta tes staf teknis dari Kecamatan Kangae, Tri Utari, mengaku dalam  tes CAT seleksi staf administrasi Panwascam mendapat skor nilai cukup tinggi yakni, 78. Herannya Tri tidak lolos  tes wawancara , padahal pertanyaannya hanya seputar  hal personal.

Pertanyaan yang dilontarkan pewawancara lant Tri diantaranya,  tinggal dimana, sudah berkeluarga atau belum, punya anak berapa,  pernah bekerja dimana sebelumnya,  pernah dengar kata Perbawaslu .

Terkait pertanyaan terakhir itu Tri mengaku sudah dengar hanya belum begitu tahu secara mendalam Perbawaslu seperti apa.

“Pertanyaannya sangat sederhana, seperti saya tinggal dimana, sudah berkeluarga atau belum, punya anak berapa, sudah dengar kata Perbawaslu, dan saya katakan saya dengar hanya belum mengetahui secara mendalam.” jelas Tri.

Tri mengaku jangal ada peserta yang berada pada urutan ke 5  dan ke 6 bisa lolos seleksi sementara dirinya yang berada pada urutan pertama dinayatakan tidak lolos.

“Kalau bisa secara transparan hasil CAT dan wawancara dipublikasikan supaya saya bisa tahu kapasitas saya. Bukan sekedar hanya umumkan nama-nama,” ujarnya.

Tri berharap   dengan adanya indikasi  kejanggalan tersebut, berharap test wawancara staf administrasi Panwascam bisa diulang.

Salah seorang peserta lainnya asal Kecamatan Paga,  Petrus Yosefan Ngaga Rada, mengaku membaca pengumuman kelulusan staf teknis Panwascam itu melalui Facebook Senin (12/12/2022). Tidak lama kemudian postingan hasil  wawancara itu dihapus.

Saya baca  hasil tes itu melalui  facebook, daatangya saya mabil tetapi kemudian saya lihat sudah terhapus. Ini saya lihat ada bukti kuat kecurangan,”ungkap Petrus.

Petrus juga mengaku  peserta tes asal  Kecamatan Paga memperoleh nilai tertinggi  urutan kedua dengan nilai Rp 65.  Wawancaranya sama seperti yang dialami teman lainnya.

Wawancarapun kata Petrus  hanya menanyakan soal rumah dimana  setelah itu pulang.  Herannya pasca pengumuman Petrus melihat ada nama yang diganti, karena nama yang lulus perempuan tetapi jenis kelamin laki laki.

“Saya pribadi menaruh curiga apakah nama saya diganti atau seperti apa karena nama perempuan tetapi jenis kelamin laki-laki. Ketika saya koment di akun Bawaslu Sikka, postingan itu langsung dihapus, setelah beberapa jam kemudian diposting lagi dengan ada perubahan. Ini yang secara pribadi, saya rasa ada kecurangan,” ujarnya.

Terkait adanya kesalahan teknis itu, Petrus meminta perlu dilakukan klarifikasi oleh Banwaslu Kabupaten Sikka, 

Terpisah Ketua Bawaslu Sikka, Harun |Al Rasyid  saat ditemui mengaku bahwa hasil tes wawancara seleksi calon staf teknis Panwacam tidak perlu dipublikkasikan.

Harun mengaku pihak pewawancara lebih fokus pada informasi tentang kepribadian orangnya maupun pekerjaannya.

“Pertanyaan seperti itu karena nanti tugas mereka itu bukan melakukan pengawasan dan  pencegahan tetapi mendukung dari aspek administrasi,”kata  Harun. ( rel )

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan