Jalan Riipua-Nirangkliung di Kabupaten Sikka Senilai Rp 1,6 Miliar Dikerjakan Asal Jadi
MAUMERE, GlobalFlores.com – Warga masyarakat di Nirangkliung kesal pasalnya pengerjaan ruas jalan yang menghubungkan Riipua – Nirangkliung yang dikerjakan CV. Golden Road nilai Rp 1,6 Miliar asal jadi.
Semestinya ruas jalan tersebut menggunakan agregat, tetapi justru menggunakan tanah dan bongkahan batu, bukan batu pecah sesuai yang tertuang di dalam RAB.
Kekesalan warga masyarakat itu kemudian diadukan ke DPRD Sikka.
Atas pengduan warga itu Ketua DPRD Sikka Donatus David dan Ketua Fraksi PDI P, Stef Sumadi, langsung terjun kelokasi, untuk melihat secara langsung kondisi ruas jalan tersebut.
Ruas jalan Riipua-Nirangkliung sesuai kalender kerja jangka waktu pelaksanaan 110 hari kerja, terhitung dari 12 September 2022 hingga 30 Desember 2022. Target pekerjaan 1,50 Km dengan sumber dari dana DAU.
Faktanya cukup mengagetkan, karena CV. Golden Road mengerjakan ruas jalan Riipua – Nirangkliung tanpa menggunakan agregat, tetapi menggunakan tanah dan batu bulat, bukan batu pecah seperti yang tertuang didalam RAB. Hal ini diungkapkan ketua DPRD Sikka Donatus David, Rabu (7/12/2022).
David mengaku mendapat pengaduan warga pada Kamis (1/12) terkait ruas jalan Riipua – Nirangkliung yang dikerjakan asal jadi oleh CV. Golden Raoad. Atas pengaduan tersebut. David dan Stef kemudian langsung melakukan peninjauan ke lokasi.
“Kami mendapat pengaduan masyarakat tanggal 1 Desember 2022, soal ruas jalan Riipua- Nirangkliung yang dikerjakan oleh CV Golden Roal, warga menyampaikan bahwa ruas jalan tersebut sangat memprihatinkan. Atas pengaduan itu kami langsung melakukan peninjauan ke lokasi, ”kata David.
David juga mengaku kesal terhadap konsultan pengawas, kontraktor dan PPK. Karena sebelumnya menjelaskan bahwa pengerjaan ruas jalan tersebut menggunakan agregat, faktanya ternyata menggunakan urugan pilihan (Purpil) yang hanya berakibatkan lumpur ketika musim hujan.
“Kelihatan batu bulat bukan batu pecah, ini urugan pilihan bukan agregat. Pada sebelumnya konsultan pengawas, kontraktor dan PPK mengaku agregat,”kata David.
Informasi yang diperolehnya dari sopir lanjut David bahwa material yang digunakan untuk ruas jalan tersebut diambil langsung dari kali dan kemudian dihamburkan ke jalan. Sopir juga tidak menjelaskan kali yang mana. Sementara PPK PU menyampaikan kalau sudah dilakukkan uji lab.
“Saat saya tanya ambil materialnya di kali mana, sopir tidak menjelaskannya. Ini jadi lucu, karena PPK sampaikan hasil uji lab, lalu hasilnya begini? Pengerjaan jalan seperti ini hasil kualitasnya rendah,”kata David.
David berharap kedepannya konsultan pengawas harus berada dipalangan, untuk mengontrol pendropingan material ke lokaksi, sehingga benar –benar sesuai yang tertuang didalam RAB. Masyarakat kata David juga berharap ruas jalan yang dikerjakan oleh CV. Golden Road harus berkualitas.
David meminta Dinas PU harus berkoodinasi dengan kkonsultas pengawas dan kontraktor, untuk segera memperbaiki ruas jalan tersebut, jika tidak dilakukan maka akan merugikan masyarakat. oleh karena itu Dinas PU semestinya harus rutin turun ke lokasi. (rel )