Penduduk Miskin Di Sikka Mencapai 12,61 Persen
MAUMERE, GlobalFlores.com – Prosentase penduduk miskin di Kabupaten Sikka tahun 2022 sebesar 12,61 persen atau mengalami penurunan sebesar 0,74 persen poin dibanding tahun 2021.
Hal ini disampaikan kepala BPS Sikka, Kristanto Setyo Utomo SST. Msi, Kamis (1/12/2022) di Maumere.
Kris menjelaskan bahwa, dilihat dari jumlah agregat penduduk miskin di kabupaten Sikka tahun 2022 sebesar 40,87 000 orang, menurun menjadi 2,22 000 orang terhadap tahun 2021.
Untuk mengukur kemiskinan lanjut Kris, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Melalui pendekatan itu, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Kabupaten Sikka pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp389.455,-/kapita/bulan.
“Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan,”kata Kris.
Dikatakannya, bahwa Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index/P1) Kabupaten Sikka pada Tahun 2022 sebesar 1,80 mengalami peningkatan setelah sebelumnya, pada tahun 2021 hanya 1,26.
Begitu juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index/P2) pada Tahun 2022 yang juga mengalami peningkatan menjadi sebesar 0,40 setelah sebelumnya 0,21 pada tahun 2021.
“Menurunnya angka penduduk miskin ini tentu merupakan pencapaian keberhasilan pembangunan yang baik di Kabupaten Sikka. Namun ternyata penurunan jumlah penduduk miskin tidak sejalan dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan yang justru mengalami peningkatan,”kata Kris.
Hal ini lanjut Kris, berarti jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sikka memang mengalami penurunan tetapi rata-rata pengeluaran penduduk miskin tersebut justru semakin jauh dari Garis Kemiskinan dan kesenjangan pengeluaran diantara penduduk miskin juga semakin lebar.
Oleh karena itu diperlukan kebijakan yang tepat sasaran serta kerja kolaborasi semua stakeholder agar persoalan kemiskinan di Kabupaten Sikka dapat ditangani dengan baik. (rel )