Kesehatan

Sikka Terancam Rabies, Pemkab Ajukan 34.000 Vaksin HPR  

MAUMERE, GlobalFlores.com  –  Warga Sikka  saat ini  terancam rabies  dengan adanya kasus gigitan anjing rabies sepanjang  tahun 2022 yang kian marak.

Dari 14 spesimen otak anjing yang dikirim ke Laboratorium Balai Besar Veteriner Bali, 2 diantaranya dinyatakan positif.

Kini masyarakat diminta untuk harus waspada  atas kasus yang kian marak ini.

Menyikapi kejadian tersebut  Pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Peternakan mengajukan Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak 34..000 vaksin ke pemerintah Provinsi NTT.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Sastriawan,  Jumat (1/7/2022) siang.

“Saat ini kita waspada rabies. Dari 14 sampel yang dikirim ke laboratorium di Denpasar, dua sampel dinyatakan positif. Kita sedang upayakan 34.000 vaksin ke pemerintah provinsi,” kata  Jimi Sadipun sapaan akrabnya.

Menurut Jimi, penyebaran kasus gigitan anjing,  hampir merebak di 21 Kecamatan wilayah Kabupaten Sikka.  sementera  ketersediaan vaksin sangat terbatas sehingga dilakukan pemetaan wilayah.

“Vaksin hanya 8.000,  karena terbatas vaksin, kita petakan wilayah gigitan anjing terutama wilayah perbatasan agar segera dilakukan vaksin,”katanya.

Dikatakannya bahwa,  populasi anjing di Sikka mencapai 60.000 ekor. Sedangkan ketersediaan vaksin hanya 8.000, sehingga diajukan 34.000 ke provinsi NTT sehingga sedikitnya dapat memberikan vaksin kepada HPR  sebesar 70 persen dari populasi anjing di Kabupaten Sikka.

“Untuk mencegah rabies ini maka semestinya perlu dilakukan tindakan pencgahan dini,”kata  Jimi.

 Jimi juga mengakui adanya dua kasus  gigitan anjing yang terkonfirmasi positif rabies, sesuai  hasil pemeriksaan Laboratorium Balai Besar Veteriner Bali, yakni di desa Koting D, Kecamatan Koting dan Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok.

Kepada warga masyarakat lanjut Jimi,. diminta untuk tidak membiarkan HPR berkeliaran bebas dan melalulintaskan HPRnya antara wilayah, baik  desa, kelurahan, kecamatan, kota maupun antara kabupaten. Selain itu diwilayah perbatasan harus terus diperketat.

Jimi menyarankan,apabila terjadi gigitan anjing agar segera mencuci luka gigtan anjing dengan air menggalir  kurang lebih 15 menit, selanjutnya segera membawa korban ke Puskesmas terdekat. Selain itu segera melaporkan  ke pihak desa atau kelurahan dan petugas  kesehatan hewan di kecamatan terdekat. ( rel)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan