Pendidikan

Wisuda Uniflor Ende Kental Dengan Budaya Nagekeo

ENDE,GlobalFlores.com—Pelaksanaan wisuda Sarjana Universitas Flores (Uniflor) Ende semester ganjil tahun 2022,Rabu (8/6/2022) kental dengan budaya dari Kabupaten Nagekeo.

Hal ini terlihat dari tarian juga music pengiring maupun pakain yang dikenakan oleh panitia semuanya bercorak etnis Nagekeo.

Menurut Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Flores (Yapertif), Dr Laurentius Gadi Djou, Akt penggunaan atribut etnis daerah dalam setiap pelaksanaan wisuda menunjukan bahwa kampus Universitas Flores selalu mengedepankan kebudayaan atau yang lazim dikenal dengan mediator budaya.

“Mahasiswa di Uniflor datang dari berbagai kabupaten di NTT khususnya di Pulau Flores maka setiap kali pelaksanaan wisuda selalu memakai atribut dari masing-masing daerah secara bergantian. Seperti pada wisuda tahun 2021 lalu menggunakan pakain dari etnis Kabupaten Ngada maka kali ini berganti dengan etnis Nagekeo,”kata Laurentius.

Pesan yang hendak disampaikan dari pengggunaan atribut tersebut selain bentuk penghargaan kepada masing-masing daerah dari pihak kampus juga media untuk memperkenalkan budaya kepada mahasiswa dari daerah lain dan dengan demikian para mahasiswa semakin mencintai budaya sendiri ditengah gempuran budaya asing,”kata Laurentius.

Seperti disaksikan saat senat Universitas Flores memasuki ruangan mereka diiringi dengan tarian dan gong gendang (music tradsional-red) bercirikan etnis Nagekeo. Begitupun panitia juga tampak mengenakan pakain adat dari etnis Nagekeo.

Para Wisudawan Unifor Ende

Warna etnis Nagekeo dalam pelaksanaan wisuda semakin terasa  karena dalam kesempatan itu Bupati Kabupaten Nagekeo, dr Yohanes Don Bosco Do juga diberi kesempatan untuk memberikan sambutan.

Dalam sambutannya,Bupati Nagekeo, dr Yohanes Don Bosco Do menyampaikan terima kasih kepada Universitas Flores yang telah memberikan kesempatan untuk menyampaikan sambutan dan juga yang telah menampilkan warna Kabupaten Nagekeo dalam pelaksanaan wisuda.

Kepada para wisudawan,Bupati Don berpesan agar tidak cepat puas dengan ijazah sarjana maupun momentum wisuda namun harus terus mengasah diri dengan ketrampilan dan terus belajar agar memiliki skiil yang memadai saat memasuki dunia kerja.

Dikatakan kalau senang dengan pelaksanaan wisuda itu adalah hal yang lumrah namun demikian jangan merasa itu adalah akhir dari pendidikan karena wisuda hanyalah sebuah proses dari pendidikan itu sendiri dia bukan jalan akhir.

Bupati Don mengatakan dengan terus mengasah diri maka seorang sarjana dari Uniflor akan bisa berkompetitif dengan para sarjana lain  tidak saja di Pulau Flores namun dari luar Pulau Flores seperti ketika mengikuti ujian ASN.

Apalagi pasing grade saat mengikuti ujian  ASN  juga semakin tinggi setiap tahun maka dengan demikian harus terus meningkatkan kompetensi diri agar bisa bersaing dengan para sarjana dari daerah lain,ujar Bupati Don.

Sebanyak 426 orang mahasiswa Universitas Flores (Uniflor) Ende mengikuti prosesi wisuda secara ofline (Langsung-red) pada, Rabu (8/6/2022) di Auditorium H.J Gadi Djou Jalan Sam Ratulangi Ende.

Ketua Panitia Wisuda, Dr Virginia Nona, S.E, MMA mengatakan wisuda kali ini  mengambil nuansa dari Kabupaten Nagekeo dengan tema, Melatih Kebijakan Merdeka Kampus Merdeka Kita Wujudkan Generasi Yang Unggul dan Terpercaya Sebagai Mediator Budaya.

Seluruh panitia mengenakan busana etnik Nagekeo. Setiap periode wisuda Universitas Flores selalu berganti nuansa etnik dari seluruh Kabupaten yang ada di NTT,jelas Virginia.

Wisuda kali ini dihadiri langsung Bupati Nagekeo, dr Yohanes Don Bosco Do dan dibuka oleh Rektor Uniflor, Dr Simon Sira Padji serta dihadiri oleh para dekan dan peserta wisuda secara keseluruhan maupun pengurus Yayasan Yapertif. (rom)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan