Warga Sikka Tagih Hasil Kerja Pansus Wair Puan
MAUMERE, GlobalFlores.com – Warga masyarakat Sikka hingga saat ini terus mempertanyakan, ratusan juta uang negara yang digunakan untuk kerja Panitia khusus ( Pansus ) Wair Puan yang dilakukan oleh anggota DPRD Sikka dalam mencari bukti, menganalisis, apakah peruntukan uang negara untuk proyek Wair Puan sesuai ketentuan perundang-undangan atau tidak.
Sorotan terkait Mata Air Wair Puan datang dari putera daerah kabupaten Sikka, Marianus Gaharpung SH yang juga merupakan salah satu Dosen Universitasa Surabaya (Ubaya).
Marianus bahkan mempertanyakan, apa sebenarnya Pansus yang merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap.
Panitia khusus kata Marianus, dibentuk berdasakan kebutuhan untuk membahas masalah-masalah tertentu yang berkembang di masyarakat atau timbulnya kondisi darurat yang perlu mendapat perhatian pemerintah.
“Pansus itu untuk membahas masalah yang berkembang di masyarakat yang perlu mendapat perhatian pemerintah,”kata Marianus, Selasa (24/5/2022) di Maumere.
Marianus menambahkan bahwa, di DPRD Sikka, biasanya dibentuk untuk membahas suatu rancangan peraturan daerah ataupun membahas persetujuan DPRD yang membentuk suatu keputusan DPRD, terkait masalah tertentu.
Pansus dibentuk dalam rapat Paripurna DPRD atas usulan anggota setelah mendengar pertimbangan Badan Musyawarah dan pada akhirnya ditetapkan dengan keputusan DPRD.
Pansus Wair Puan dbentuk, karena adanya dugaan penyalahgunaan wewenang dan melawan hukum dalam penggunaan uang negara terkait proyek Wair Puan tersebut.
“Ini artinya ada anggota Pansus, ada rencana kerja, dan target pencapaian kerja, satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya yakni honor anggota Pansus,”kata Marianus.
Menurut Marianus, anggota Pansus sudah mulai bekerja. Hal ini terbukti dengan pergi ke Jakarta untuk mencari informasi, termasuk bukti-bukti formal sehubungan dengan pembelajaan item peralatan proyek Wair Puan.
“Mulai mengundang pihak Pemerintah Kabupaten Sikka dan selanjutnya kami sudah tidak dengar lagi gregetannya. Apakah pansus ini punya semboyan “diam itu emas” semua kita tidak tahu karena kerja pansus jarang dipublikasikan,”kata Marianus.
Kurang lebih 4 bulan lanjut Marianus, Pansus bekerja melakukan investigasi tetapi sayangnya gema atau gregetannya kerja Pansus semakin redup alias adem ayem. Publik Sikka bahkan anggota dewan yang berada diluar Pansuspun bertanya kepada tim pansus, terkait masalah Wair Puan tersebut.
“Kami mempertanyakan bagaimana dengan masalah Wair Puan, sampai dimana? Wajarlah kami sebagai warga nian Sikka dan yang berada di luar Sikka bertanya,. Sekaligus menagih kerja Pansus selama ini, progersnya sudah sampai dimana,”kata Marianus.
Marianus mengaku, tidak ada satupun penjelasan resmi dari Pansus tentang perkembangan atau temuan dari kerja Pansus terhadap proyek Wair Pu’an. Pembentukan Pansus kata Marianus dilakukan melalui pembahasan serius dalam sidang paripurna DPRD, sehingga melahirkan suatu keputusan DPRD untuk dibentuknya pansus tersebut.
Herannaya lanjut Marianus, ketika kerja pansusnya terasa adem ayem, maka siapapun warga Nian Sikka akan bertanya bahkan patut mencurigai apakah anggota pansus tersebut kerja benar atau apa ?.
“Semua, kami wajib menagih, karena menggunakan uang rakyat sudah sampai dimana kerja pansus bagaimana temuannya, ada kerugian negara atau tidak, perlu disampaikan kepada warga Nian Sikka melalui media online karena semua kerja pejabat atau anggota dewan dan siapa saja ketika menggunakan uang negara wajib hukumnya adanya transparansi, jujur serta akuntabilitas,”kata Marianus.
Jika kerja tidak terukur lanjutnya, maka patut diduga Pansus kerja tidak maksimal, asal-asalan dan barangkali menghamburkan uang rakyat dan boleh jadi ada dugaan penyalagunaan uang negara.
Masyarakat kata Marianus boleh – boleh saja menduga jika tidak ada kejelasan awal dan akhir dari kerja pansus terhadap Proyek Wair Pu’an,ujar. ( rel )