Renungan Kamis (14/4/2022)
Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao
SEMANGAT PAGI, pada hari ini gereja katolik sejagat memasuki pekan suci atau pun Tri hari suci, yakni Kamis putih, Jumat Agung, dan Sabtu suci. Dan Injil hari ini dikisahkan tentang Yesus Membasuh Kaki Para Murid Nya (Yoh. 13: 1 – 15). Hal ini dilakukan oleh Yesus saat perjamuan malam terakhir. Biasanya membasuh kaki dalam tradisi Yahudi dilakukan pelayan untuk tamu tamu yang terhormat sebelum perjamuan. Namun, yang dilakukan oleh Yesus justeru sebaliknya, Sang Gurulah yang justeru membasuh kaki para murid Nya. Mengapa? pertama Sebab, bagi Yesus para murid Nya adalah orang orang yang terhormat. kedua memberikan suatu ajaran baru atau perintah baru untuk saling membasuh kaki atau saling melayani. Dia sendiri telah memberikan suatu teladan, dengan menanggalkan jubah Nya. Menanggalkan jubah berarti menanggalkan kemuliaan Nya. Lalu Ia merendahkan diri Nya, tinggal diantara kita, diantara para murid Nya, bahkan makan bersama para murid Nya saat perjamuan malam terakhir. Dia tunduk membungkuk, juga bahkan mencium kaki, Simbol sikap kerendahan hati Nya. Pertanyaannya mengapa membasuh kaki? Umumnya kita berjalan dengan kaki. Kaki kita berpijak pada bumi, tanah, yang pasti ada debu, ada kotor atau bahkan kotoran. Karena itu, pasti tidak bersih. Maka, Yesus membersihkan kaki kita yang kotor penuh debu atau pun kotoran, simbol kedosaan kita. Dan lebih dari itu, bagi kita murid Nya yang hidup di zaman sekarang, kita memohon kepada Yesus untuk tidak membasuh kaki kita, tetapi lebih membasuh hati dan pikiran kita, dengan air kasih Nya, agar hati kita bersih dari iri, dengki, benci dan dendam, juga dari pikiran jahat, dan negatif. Dan pesan menarik dari Yesus sesudah membasuh kaki para murid Nya adalah ” jikalau Aku, Tuhan dan Guru mu , membasuh kaki mu, maka kamu pun WAJIB saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada mu, supaya kamu juga BERBUAT seperti yang telah Kuperbuat padamu”. Inilah inti pesan dari malam perjamuan Kudus. Tidak hanya saling membasuh kaki atau saling melayani, tetapi juga saling berbagi, saling memecah mecahkan roti. Sebab, malam perjamuan Kudus, Yesus sesungguhnya melakukan Ekaristi. Maka, jadilah pribadi yang Ekaristis, yang selalu bersyukur, yang rendah hati, saling berbagi, saling mengasihi, saling mengampuni dan saling melayani. Semoga demikian ππ