Ada Warga Yang Meninggal, Kabupaten Sikka Saat Ini Berstatus Waspada DBD

MAUMERE,GlobalFlores.com – Memasuki tahun 2022 Kabupaten Sikka kembali diserang Demam Berdarah Danguage (DBD) , hal ini dibuktikan dengan meninggalnya salah seorang bocah berusia empat tahun.
Atas kondisi itu kepala bidang pengedalian mutu dan Sistim Informasi Manajemen (SIM) RSU.TC Hillers Maumere, Kosmas Wera, mengeluarkan status waspada, Jumat (14/1/2022) di Maumere.
Kosmas menjelaskan, hingga saat ini sebanyak 39 kasus DBD dengan rincian 34 orang anak termasuk salah satunya yang meninggal dunia dan sisanya 5 orang dewasa.
Sementara pasien yang tengah dirawat saat ini sebanyak 10 orang, dengan rincian 4 oprang pasien baru dan 6 orang pasien yang lama.
Sebaran kasus DBD lanjut Kosmas, hingga saat ini masih dimoninasi oleh tiga kecamatan di wilayah kota Maumere, tiga kecamatan tersebut diantaranya, kecamatan Alok Barat, kecamatan Alok, dan kecamatan Alok Timur.
“Soal sebaran kasus DBD masih didominasi oleh tiga Kecamatan, yakni Kecamatan Alok Barat dan Kecamatan Alok dan Kecamatan Alok Timur,”kata Kosmas.
Terkait kasus DBD itu kata Kosmas, Pemerintah Daerah ( Pemda) Sikka melalui dinas kesehatan, sejak Kamis (13/1/2022) mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat kabupaten Sikka tetang kewaspadaan dini penyakit DBD.
Pengumuman itu dikeluarkan lanjut Kosmas, mengingat karena saat ini sudah memasuki musim hujan, bahkan sudah terkonfirmasi kasus baru DBD di sejumlah kecamatan, dan berupaya untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa ( KLB) dan kematian akibat DBD.
Kosmas mengharapkan masyaraat untuk mentaati himbauan pemerintah untuk melaksanakan 4 M plus dirumah masing-masing. 4 M plus itu diantaranya, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, baik didalam maupun diluar rumah, menguras penampungan air minimal seminggu sekali.
Selain itu mengubur dan mendaur ulang kaleng-kaleng, botol-botol bekas juga memantau dan membasmi jentik-jentik nyamuk didalam lingkungan sekitar rumah juga menggunakan obat nyamuk dan penggunaan kelambu, serta tidak lupa memberikan abate pada tempat penampungan air yang sulit untuk dikuras.
“Kami berharap masyarakat perlu memperhatikan air minum kemasan gelas dan botol yang dapat menjadi tempat berkembangnya namuk DBD secara teratur dan menguras air tampungan secara teratur,”kata Kosmas. (rel )