Regional

Melki Laka Lena Bilang Jangan Ada Toleransi Bagi Intoleransi

ENDE,Global Flores.Com—Saat melakukan sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Wisma Emaus, CIJ, Jalan Diponigoro, Kota Ende, Sabtu (20/11/2021),Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena mengatakan jangan ada toleransi untuk intolerasi karena jika ditoleransi maka secara perlahan-lahan 4 pilar kebangsaan akan runtuh.

Saat melakukan sosialisasi Melki yang dalam kapasitas sebagai Anggota MPR RI mengatakan bahwa 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila dan UUD 1945 serta NKRI dan  Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar oleh semua elemen Bangsa Indonesia.

Oleh karena itu jika ada paham-paham radikalisme maupun hal-hal yang berbau intoleransi maka janganlah sekali-kali diberi toleransi agar 4 pilar kebangsaan dapat berdiri utuh memayungi segenap elemen anak bangsa.

Di hadapan para peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar juga tokoh masyarakat maupun biarawan, Melki mengatakan bahwa empat Pilar Kebangsaan yang dikenal saat ini dicetuskan oleh almarhum Taufiq Kiemas  saat  menjabat sebagai Ketua MPR RI

Dikatakan empat pilar yang menjadi sokoguru, tiang penyanggah yang kokoh bagi bangsa dan bernegara ini bertujuan  agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tenteram dan sejahtera serta terhindar dari berbagai macam gangguan dan bencana.

“Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara kokoh. Bila tiang rapuh maka bangunan akan mudah roboh. Keempat pilar ini saling kait-mengait yang terpisahkan,”katanya.

Melki Laka Lena mengharapkan kaum muda untuk berperan aktif untuk menjaga dan mempertahankan empat pilar kebangsaan.

 “Sebagaimana dikatakan oleh Bung Karno, Presiden RI pertama beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia,”kata Melki yang juga Ketua DPD Golkar Provinsi NTT.

Beberapa point penting yang ditemukan dalam sosialisasi ini sebagai bahan untuk direkomendasi ke MPR RI adalah pertama, kembalikan kurikulum sekolah mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi akan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Hal ini agar sejalan dengan kecemasan akan mulai pudar pemahaman akan nilai-nilai yang ditanamkan dalam empat pilar ini yang mengakibatkan terjadi krisis moral dan perpecahan.

Kedua, Penjabaran terhadap UUD 1945 dalam pembuatan UU oleh DPR bukan untuk kepentingan politik (partai) tetapi untuk kepentingan Masyarakat. Ketiga, peserta sosialisasi meminta pengakuan secara yuridis akan Ende sebagai Rahim atau tempat lahirnya Pancasila dan menjadikan Ende sebagai tempat dilaksanakan Hari Lahir Pancasila secara nasional.

Usai melakukan sosialisasi,  Melki Laka Lena menyerahkan bantuan bagi pengelola Rumah Bina Emaus Suster  CIJ. (rom)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan