Religi

Manusia Diajak Menyampaikan Kabar Baik  Bukan Hoax

Renungan Minggu (26/1/2025) oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans Bhk

SEMANGAT PAGI, saudaraku ytk. Apa kabar para saudaraku di hari ini? Saya berharap Anda dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani. Pada hari ini kita memasuki hari Minggu biasa III.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 1: 1 – 4; 4: 14 – 21, yakni pendahuluan Injil Lukas, Yesus kembali ke Galilea dan Yesus ditolak di Nazaret. Sabda Tuhan yang diwartakan kepada kita, telah ditulis oleh para penulis Injil melalui terang dan bimbingan Roh Kudus.  Roh Kudus yang sama membawa Yesus ke padang gurun dan kembali ke Galilea untuk mengajar di rumah-rumah ibadat, termasuk di Nazaret tempat Ia dibesarkan.

Dalam kuasa Roh Kudus yang telah mengurapi Yesus, sehingga Yesus menyampaikan kabar baik kepada para pendengar-Nya, teristimewa kepada orang-orang miskin, orang-orang tawanan, orang-orang buta dan orang-orang tertindas, termasuk kepada kita orang-orang yang percaya kepada-Nya. Jika kita renungkan dengan sungguh sabda Yesus, yang mengatakan Roh Tuhan ada pada-Ku.

Itu artinya Roh Tuhan itulah yang berkarya dalam diri Yesus, untuk menyampaikan kabar baik atau kabar gembira kepada orang-orang kecil atau kaum marginal yang sering kali tidak diperhitungkan keberadaannya di masyarakat. Tugas perutusan Yesus di dunia ini belum selesai.

Sebagai murid-Nya, kitalah yang melanjutkan tugas perutusan Yesus. Namun, Dia tetap menyertai kita melalui Roh Kudus-Nya, untuk menyampaikan kabar baik atau kabar gembira atau Injil kepada sesama yang belum mengenal Yesus. Tetapi pertanyaannya adalah apakah kita bisa menyadari atau merasakan kehadiran Roh Kudus dalam diri kita? Jawabannya bisa, yang ditandai dengan suasana hati kita yang damai, pikiran kita jernih, selalu ramah, selalu tergerak hati untuk berbuat baik, selalu bicara baik, sopan dan santun dengan orang lain, selalu ingin menolong, tidak mudah marah, tidak mudah emosi, tidak cepat tersinggung, sabar, tidak mudah maki, tidak mudah menjelek-jelekkan sesama, tetangga, selalu omong hal-hal yang baik.

Jika itu yang terjadi, berarti Roh Kudus ada dalam diri kita. Sebaliknya, jika kita cepat marah, mudah emosi karena hal-hal yang sepele, sulit memaafkan atau mengampuni sesama, selalu kasar, selalu menjelek-jelekkan orang lain, cepat tersinggung, suka omong orang punya nama alias gosip murahan, selalu iri hati dan cemburu, selalu menyebarkan berita bohong, atau hoax. itu artinya dalam diri kita ada roh jahat. 

Maka, mari jangan pelihara roh jahat dalam diri kita. Sebab jika kita memelihara roh jahat, maka hidup kita akan dikuasai oleh roh jahat. Tetapi peliharalah Roh Kudus, agar Roh Kudus menguasai dan merajai hidup dan diri kita, hati dan pikiran. Dengan demikian, diri kita yang dikuasai oleh Roh Kudus Allah akan menjadi kabar baik atau kabar gembira atau Injil yang hidup bagi sesama. Semoga demikian. Selamat berhari Minggu.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan