Oase Kedamaian Di Tengah Kota Ende Kisah Inspiratif Rumah Bina Olangari

Di tengah hiruk pikuk Kota Ende, berdiri sebuah tempat yang menjadi oase bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang membutuhkan dukungan dan harapan,yakni Rumah Bina Olangari.
Pengelola Pondok Bina Olangari, RD Fransiskus Yance Sengga, S.Fil;Lic. Th, ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (17/1/2025) mengatakan bahwa Rumah Bina Olangari yang terletak di Jalan Melati Bawah, Kelurahan Mautapaga,Kecamatan Ende Selatan,Kabupaten Ende, adalah sebuah tempat yang kini menjadi simbol kedamaian, yang dibangun atas dedikasi dan cinta oleh seorang imam senior Keuskupan Agung Ende, yaitu Romo Yosef Lalu.
“Beliau adalah sosok sederhana dan brilian yang dikenal atas pengabdiannya kepada sesama. Dengan tekad dan kerja kerasnya, ia mewujudkan impiannya membangun Rumah Binaolangari,” kata pria yang disapa Romo Yance.
Romo Yance mengatakan bahwa saat membangun Rumah Bina Olangari dana yang digunakan berasal dari hasil kerja Romo Yosep sendiri, seperti memberikan retret, mencari donatur, dan bantuan dari berbagai pihak.

Semuanya dilakukan demi satu tujuan, yaitu membantu mereka yang membutuhkan.
Romo Yance mengatakan bahwa, Romo Yosef benar-benar memberikan seluruh hidupnya untuk orang-orang kecil.
“Tempat ini dibangun dari cinta, bukan hanya dari batu dan kayu.”ujarnya.
Rumah Bina Olangari dibangun dengan visi mulia untuk mendukung orang-orang kecil, terutama anak-anak dari keluarga kurang mampu di sekitar Ende.
Romo Yosef memahami kesulitan yang dihadapi para orang tua dari luar kota untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Karena itulah, ia mendirikan asrama putri untuk anak-anak SMA dan SMP, serta kos bagi mahasiswa STIPAR yang menghadapi kendala ekonomi.
Tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi anak-anak, Rumah Bina olangari juga menjadi pusat kegiatan masyarakat,ujar Romo Yance.

Aula serbaguna yang didirikan oleh Romo Yosef kini sering digunakan untuk berbagai acara, mulai dari rekoleksi hingga pertemuan dinas. “Aula ini adalah salah satu warisan paling berharga. Banyak pihak, termasuk pemerintah dan sekolah-sekolah, merasa terbantu dengan adanya fasilitas ini.” ungkap seorang Romo Yance.
Meski tidak meninggalkan banyak dokumen tertulis, Romo Yosef mempunyai keinginan besar yang tertuang dalam sebuah puisi sederhana:
“Rumah Bina Olangari ini hendaknya menjadi seperti oase di tengah Kota Ende. Oase berarti air di tengah padang gurun,”ujarnya.
filosofi tersebut menjadi pedoman utama dalam menjaga semangat rumah ini.
“Kami ingin siapa pun yang datang ke sini merasa tenang dan damai. Tidak hanya istirahat fisik, tetapi juga menemukan ketenangan batin. Banyak orang datang dengan hati yang berat, dan mereka pergi dengan sukacita,” tambahnya.
Kini Rumah Binaolangari telah menjadi saksi perjalanan hidup banyak individu yang sukses. Anak-anak yang pernah tinggal di sini membawa semangat dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh Romo Yosef ke dalam kehidupan mereka,ujar Romo Yance.
Romo Yance menegaskan pentingnya menjaga warisan tersebut.
“Kami berkomitmen untuk melanjutkan apa yang telah dimulai oleh Romo Yosef. Tempat ini adalah rumah bagi semua orang yang membutuhkan, sebuah oase yang tidak pernah kering. Rumah Binaolangari adalah bukti bahwa cinta dan pengabdian kepada sesama dapat membawa perubahan besar menjadikannya oase di tengah kehidupan yang penuh tantangan,”katanya.
Tulisan Ini Merupakan Hasil Kerja Tim Mahasiswa STIPAR Ende yang terdiri dari:
1.Maria Kalviana Ngole
2.Presilia Sivia Ria
3.Yunita Wija
4.Maria Akulina Weni
5.Maria Ursula Gua