Budayawan Asal Ende Ini Minta Agar Bahasa Daerah Bisa Dipergunakan di Sekolah
ENDE,GlobalFlores.com-Budayawan asal Kabupaten Ende yang juga selaku Ketua Komunitas Adat Kabupaten Ende,Yohanes Don Bosco Watu,S.H, M.H, meminta agar bahasa ibu atau bahasa daerah wajib dipergunakan oleh peserta didik di sekolah minimal seminggu sekali.
Hal itu dengan harapan agar para peserta didik bisa lebih mengenal bahasa dan budaya daerah masing-masing sehingga dengan demikian di masa mendatang mereka tidak tercabut dari budaya sendiri.
Hal ini dikatakan Don Bosco Watu kepada GlobalFlores.com,Senin (28/10/2024) menyikapi pelaksanaan festival budaya tunas bahasa ibu yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende yang bekerjasama dengan Kantor Bahasa NTT, 24-26 Oktober 2024 bertempat di Museum Tenun ikat.
Don Watu mengatakan bahwa sebagai budayawan dan Ketua Komunitas Adat Kabupaten Ende pihaknya memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende bekerja sama dengan kantor bahasa NTT telah menyelenggarakan kegiatan festival budaya tunas bahasa ibu pada tanggal 24-26 Oktober 2024 bertempat di Museum Tenun ikat.
Don WatuM yang juga selaku salah satu juri dalam kegiatan itu mengatakan adapun tujuan dari kegiatan dimaksud adalah menggali dan mengangkat kembali bahasa ibu untuk tetap digunakan anak didik kendatipun bahasa ibu dinilai sudah tidak relevan untuk digunakan.
Kegiatan tersebut melibatkan anak didik baik di tingkat SD maupun SMP dengan mengikuti perlombaan sesuai dengan jenis lomba yang disiapkan oleh panitia. Adapun mata lomba yang dilombakan adalah pidato, puisi, cerita rakyat, tembang tradisional dan stand up comedi.
Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan peserta lomba dapat mengikuti lomba dengan baik sehingga mereka bisa tahu bahasa ibu dan tetap menggali dan mempertahankan apa yang merupakan warisan budaya yang sudah seharusnya dilestarikan.
Don Watu mengatakan dengan adanya festival budaya tunas bahasa ibu para peserta dapat menggali dan mempertahankan bahasa ibu sehingga peserta tidak lupa dan terus mempertahankan dan melestarikannya.
Pihaknya juga mengharapkan kedepannya kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan melalui kebijakan Pemerintah Kabupaten Ende.
“Selama ini kita lihat di sekolah-sekolah tertentu mewajibkan para siswa mempergunakan Bahasa Inggris seminggu sekali atau yang lazim dikenal dengan Englis Day. Saya rasa sekolah juga bisa mewajibkan para siswa mempergunakan bahasa daerah seminggu sekali di sekolah ataupun memperkenalkan budaya daerah di sekolah,”kata Don Watu.