MENINGKATKAN KINERJA BANDARA DI INDONESIA MELALUI AUDIT SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN ( SMAP) : PERAN KAROLUS KARNI LANDO

Hari ini saya memulai pertemuan dengan Angkasa Pura Support, langkah pertama dalam rangkaian persiapan audit yang akan saya pimpin mulai pertengahan November 2024. Audit ini, akan mencakup 15 bandara yang tersebar di Jawa, Bali dan Indonesia Timur, termasuk bandara strategis seperti Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar. Audit kali ini berfokus pada penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001:2016. Tujuannya jelas: menjaga integritas, transparansi, dan profesionalisme dalam operasional bandara, yang tak hanya menjadi gerbang bagi para penumpang, tetapi juga titik sentral bagi perekonomian dan logistik nasional.
Sebagai seorang Lead Auditor Internasional, saya, memiliki tanggung jawab untuk meninjau secara menyeluruh berbagai aspek kritis dari kinerja bandara. Fokus audit kali ini meliputi Corporation Plan and Performance, teknologi peralatan, manajemen keuangan dan risiko, fasilitas, human capital, pengadaan, sektor komersial, serta pengelolaan fasilitas lainnya. Ini bukan sekadar audit biasa, tetapi sebuah upaya komprehensif untuk memastikan bandara di Indonesia memenuhi standar tertinggi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Mengapa Audit Bandara Sangat Penting?
Audit bandara adalah langkah penting untuk memastikan bahwa standar keselamatan, keamanan, dan layanan terpenuhi di seluruh sektor transportasi udara. Bandara adalah titik pertemuan antara wisatawan, bisnis, dan logistik, yang artinya setiap kesalahan atau kekurangan dapat berdampak luas. Oleh karena itu, peninjauan berkala terhadap bandara menjadi suatu keharusan.
Dalam konteks audit SMAP ISO 37001:2016, perhatian khusus diberikan pada upaya pencegahan penyuapan. Penyuapan dapat merusak reputasi, menurunkan kualitas pelayanan, dan memicu gangguan operasional yang bisa mengancam keselamatan penumpang. Melalui audit ini, kami memastikan bahwa setiap bandara memiliki sistem yang kuat untuk mendeteksi, mencegah, dan menangani segala bentuk praktik penyuapan.
Standar Nasional dan Internasional untuk Bandara
Bandara di Indonesia harus mematuhi regulasi dari berbagai badan nasional dan internasional. Ini termasuk standar yang ditetapkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) serta aturan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia. Ada beberapa hal utama yang harus dipenuhi:
- Kepatuhan terhadap ICAO: Bandara harus mengikuti standar keselamatan dan keamanan yang diatur dalam Annex 14 dan Annex 17 ICAO.
- Sertifikasi SMAP (ISO 37001:2016): Bandara harus memiliki sistem manajemen yang mampu mengendalikan risiko penyuapan dengan kebijakan yang jelas dan mekanisme pelaporan yang efektif.
- Standar Nasional Indonesia (SNI): Bandara harus memenuhi standar SNI, terutama terkait keselamatan penerbangan, pengelolaan fasilitas, dan pelayanan penumpang.
- Komitmen terhadap Lingkungan: Bandara juga harus menjaga kepatuhan terhadap standar lingkungan, termasuk dalam hal pengelolaan limbah, penggunaan energi, dan pengendalian polusi.
Karolus Karni Lando: Kontribusi Nyata untuk Transportasi Udara Indonesia
Sebagai putra Nusa Tenggara Timur (NTT), saya merasa bangga dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas transportasi udara di Indonesia. Keahlian saya sebagai Lead Auditor Internasional telah memungkinkan saya untuk menerapkan pendekatan multidisipliner, menggabungkan pemahaman yang mendalam terhadap budaya lokal dengan standar audit yang ketat di tingkat global.
Keunggulan yang saya tawarkan terletak pada pendekatan yang berimbang: menjaga transparansi dan integritas, sambil menghormati kearifan lokal dan kebutuhan daerah. Dalam audit kali ini, saya meninjau bandara-bandara penting di Jawa dan Indonesia Timur, termasuk di Kupang, yang merupakan pintu gerbang utama bagi NTT. Saya percaya bahwa melalui audit yang komprehensif dan objektif, kami dapat memberikan rekomendasi yang signifikan bagi peningkatan kinerja bandara di kawasan ini.
Di tengah pesatnya perkembangan daerah seperti Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Balikpapan, audit ini memberikan jaminan bahwa sistem manajemen di setiap bandara dapat bersaing di tingkat global. Keikutsertaan saya dalam proses ini juga menjadi wujud nyata dari kontribusi putra daerah dalam mendorong pembangunan nasional. Saya berkomitmen untuk memastikan bahwa bandara di Indonesia Timur tidak hanya memenuhi standar internasional, tetapi juga menjadi contoh terbaik bagi bandara lain di Indonesia.
Dengan kepemimpinan dan pengalaman saya, audit ini akan memberikan sumbangsih besar terhadap kredibilitas bandara, serta memperkokoh perannya sebagai tulang punggung perekonomian nasional dan internasional.
Sebagai putra NTT, saya ingin menyampaikan harapan besar kepada para pemimpin, khususnya calon gubernur dan wakil gubernur yang tengah berkompetisi untuk masa depan daerah kita. NTT, dengan segala potensinya yang luar biasa, memiliki peluang untuk menjadi salah satu provinsi yang maju di Indonesia. Namun, langkah menuju kemajuan ini sering kali terhambat oleh masalah serius yang sudah lama mencengkeram negeri ini, yakni korupsi.
Korupsi bukan hanya melukai kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan, tetapi juga menghambat pembangunan dan kesejahteraan. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia saat ini berada di angka 34 dari skala 100, menunjukkan bahwa korupsi masih menjadi masalah signifikan yang perlu segera ditangani. Di tengah tantangan ini, NTT yang masih berjuang dengan keterbatasan infrastruktur, pendidikan, dan pelayanan kesehatan, membutuhkan kepemimpinan yang jujur, bersih, dan berkomitmen penuh untuk memerangi korupsi.
Para pemimpin NTT yang terpilih harus menjadikan pemberantasan korupsi sebagai prioritas utama dalam program kerja mereka. Transparansi anggaran, akuntabilitas dalam penggunaan dana publik, dan penguatan sistem pengawasan internal adalah langkah penting untuk meminimalisir kebocoran anggaran yang selama ini merugikan masyarakat. Selain itu, kita perlu memastikan bahwa para pemimpin tidak hanya melayani kepentingan politik jangka pendek, tetapi benar-benar hadir untuk melayani masyarakat dengan sempurna, khususnya dalam bidang *kesehatan, pendidikan, dan *pembangunan infrastruktur*.
Kesehatan adalah hak dasar setiap warga, dan masih banyak wilayah di NTT yang kekurangan fasilitas medis yang memadai. Akses layanan kesehatan yang merata dan pemberantasan korupsi dalam sektor Kesehatan harus menjadi perhatian utama, karena seringkali anggaran untuk kesehatan tidak sampai kepada masyarakat yang membutuhkannya.
Sebagai putra NTT, saya berharap agar kita semua dapat bersatu dalam memilih pemimpin yang berintegritas, pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata dengan membangun sistem yang bersih dari korupsi dan fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Mari kita jadikan momen ini sebagai langkah awal menuju NTT yang lebih sejahtera, adil, dan bermartabat.
Pemimpin yang kita pilih hari ini akan menentukan masa depan anak cucu kita. Mari kita bijak dalam memilih, dan berharap bahwa para pemimpin terpilih akan mengedepankan kebersihan moral, transparansi, dan tanggung jawab dalam setiap kebijakan yang mereka buat. NTT butuh pemimpin yang tulus bekerja untuk rakyat, bukan untuk keuntungan pribadi atau kelompok.
Dengan demikian, kita bisa berharap NTT yang lebih sehat, lebih sejahtera, dan lebih bebas dari korupsi dalam waktu yang akan datang.
NTT Maju Bersama: Mengurangi Korupsi, Meningkatkan Integritas, Mewujudkan Kesejahteraan.”