Rela Jualan Pulsa Mahasiswa Uniflor Ende Ini Keluar Dari Zona Nyaman
Irtania Ule
Diantara 174 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Flores (Uniflor) Ende yang mengikuti Yudisium di Kafe Kaki Lena Hills,Kota Ende,pada Jumat (10/11/2023) terdapat satu orang peserta yudisium yang diketahui bernama,Irtania Ule.
Sepintas memang tidak ada yang luar biasa dari gadis tersebut.
Namun setelah berbincang-bincang dengan GlobalFlores.com ternyata gadis ini memiliki sejumlah hal yang patut diteladani.
Salah satunya adalah soal kemandirian selama menjadi mahasiswa dan hal itu bukan sekedar basa-basi namun dia buktikan selama menempuh pendidikan di Universitas Flores.
Menurutnya menjadi seorang mahasiswa yang baik adalah mampu menjadi seorang yang bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban yang diberikan terlebih khusus mempunyai komitmen untuk berkuliah dengan rajin dan selesai tepat waktu.
Menjadi mahasiswa yang baik juga harus berani membuka diri dan harus keluar dari zona nyaman.
Zona nyaman dalam artian bahwa tidak semestinya hanya melakukan hal yang itu-itu saja dan mempunyai tingkat ketergantungan tinggi terhadap orang tua dan orang-orang sekitar namun mampu mengubah diri melawan rasa ketergantungan dan malas terlebih khusus gengsi sehingga berani belajar untuk membuka diri menghadapi situasi-situasi sulit yang tidak terduga,ujar gadis kelahiran Utaseko, 2 Januari 2001.
Dan apa yang dikataknnya itu tidak sekedar kata-kata namun dia telah membuktikan sendiri yakni sejak tahun 2021 dia telah membuka usaha jual pulsa kecil-kecilan dengan modal sedikit yang ditabung dan di bantu oleh teman-teman.
“Sehingga sampai saat ini saya masih berjualan pulsa karena di lihat dari omset yang lumayan besar dan mampu memenuhi kebutuhan saya. Saya juga dapat mengurangi sedikit beban orang tua saya dari hasil yang saya peroleh selama berjualan pulsa,”ujarnya.
Tentang kesannya terhadap generasi muda saat ini menurutnya masih ada adanya kesadaran mahasiswa dalam menata masa depan.
Sedikit dari banyaknya mahasiswa yang benar-benar sadar bagaimana kerasnya hidup sedangkan yang lainnya terlena dengan sesuatu yang bersifat instan sehingga membuat mereka enggan untuk merubah pola pikir dan memulai sesuatu yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Dan yang harus diperbuat oleh generasi muda saat ini ditengah kesulitan mencari lapangan kerja adalah kaum muda harus mampu memanfaatkan situasi saat ini terlebih adanya gadget atau HP bisa dengan mudah mengakses situs-situs positif peluang melakukan pemasaran secara online dengan mudah atau jenis bisnis lainnya yang bisa dibuat tutur gadis yang saat ini tinggal di Jalan Sam Ratulangi, Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende.
Asalkan tidak merugikan pihak lain dalam arti bisnis -bisnis yang berbau negatif,ujar putri dari Bapak Isidorus Djawa dan Mama Agustina Sato.
Menurutnya bekal yang harus dimiliki oleh seorang anak muda agar dia bisa berkompetitif adalah anak muda harus membentuk karakter yang tangguh serta mempunyai mental yang kuat dalam menghadapi persaingan.
Tentang politik saat ini dan keterlibatkan kaum muda dengan politik gadis yang disapa Irtan mengatakan bahwa sebagai mahasiswa harus mampu terlibat dan menyesuaikan diri karena ada hal-hal yang tidak didapatkan dalam lingkungan kampus banyak ditemui diluar termasuk politik praktis tentunya.
“Di sana juga kita mempunyai kesempatan untuk belajar,”ujarnya.
Saat ini jebolan SMA Swasta Katolik Regina Pacis Bajawa sedang magang di Kantor Pegadaian.
Kepada GlobalFlores,com dia menceritakan bahwa saat ini dia sedang mengikuti program Magang Bertalenta (Magenta) di Pegadaian Syariah Ende.
Hal itu merupakan program kerjasama yang dibuat oleh pemerintah dan Unflor, masuk dalam kerjasama itu tetapi hanya mahasiswa dari fakultas ekonomi saja yang mempunyai kesempatan untuk magang selama 6 bulan dan bisa ikut harus mahasiswa yang sudah selesai skripsi.
“Dari fakultas ekonomi kami 10 orang yang dipilih. Melalui seleksi di pusat saya dan teman-teman lolos semua dan kami di bagi ke beberapa cabang pegadaian yang ada di Ende, Maumere, Ruteng dan Larantuka. Saya sendiri ditempatkan di Cabang Pegadaian Syariah Ende,”ujarnya.
Program Magenta ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja bagi mahasiswa yang sudah selesai pendidikan dan siap menghadapi dunia kerja.
“Kami juga di berikan sertifikat ketika kami sudah selesai melakukan program magang ini. Kami di beri kesempatan untuk belajar dan melalukan kegiatan pemasaran dan penjualan produk-produk Pegadaian,ungkapnya.
Pada bagian lain kisah hidupnya Irtan menceritakan alasan dirinya kuliah di Kampus Unflor.
“Sebetulnya saya lolos seleksi Bidik Misi di Jakarkata. Karena di waktu bersamaan ibu saya mengalami sakit berat dan keluarga mengalami masa kesulitan Ekonomi, sebagai anak pertama saya harus mampu membuka jalan bagi kedua adik saya dari sisi pendidikan,”ujarnya.
Ada berbagai macam pertimbangan akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Kampus Universitas Flores.
“Salah satu pertimbangannya dari sisi jangkauan jarak lebih dekat dengan orangtua dan keluarga. Misalnya ketika orang tua sakit saya bisa ijin untuk pulang jenguk ke kapung. Di sini lain juga di Unflor ada jurusan yang saya minati yaitu manajemen,”ujarnya.
Tentang alasan memilih Fakultas Ekonomi Jurusan Manajamen.
“Semasa di bangku SMA saya memilih jurusan IPS jadi saya berpikir bahwa jurusan Manajemen cocok untuk saya. Karena yang paling penting agar saya mampu memanajemen diri saya terlebih dahulu sehingga saya lebih matang dalam segala urusan,”ungkapnya.
Di sini lain saya menyukai jurusan manajemen karena bisa belajar manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumberdaya manusia juga manajemen operasional. Saya juga belajar berbisnis dalam program studi ini.
Di semester 3 saya mengikuti seleksi beasiswa VDMS. seleksi yang sangat Ketat. Awalnya saya ragu-ragu untuk mengikuti seleksi tersebut karena saya berpikir bahwa saingannya banyak jadi tidak mungkin saya lolos dan mendapatkan beasiswa tersebut.
Berkat bantuan dan dorongan dari teman-teman dan orang tua saya memberanikan diri untuk mendaftar dan mengikuti seleksinya tahap demi tahap. Dan Puji Tuhan pada akhirnya saya lolos beasiswa tersebut dari semester 3 sampai dengan semester 8 ungkap wanita yang beralamat di Utaseko, Desa Were III, Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada.
Adanya beasiswa ini membuat semangat belajar saya semakin tinggi selain karena kewajiban saya sebagai mahasiswa harus belajar, saya juga di beri syarat jika nilai atau IPK kurang dari 3,0 maka beasiswa diberhentikan sampai nilai memenuhi syarat.
Saya bersyukur karena saya mempunyai IPK yang lumayan bagus sehingga beasiswa saya terima dengan lancar. Berkat beasiswa VDMS sangat membantu mengurangi beban orang tua saya pada saat saya kuliah di Unflor,ujarnya.