Regional

Politisi di Ende Jangan Berutang ke Kontraktor. Ingat itu Ya

ENDE,Global Flores.Com–Bupati Ende, Drs Djafar Achmad MM meminta kepada politisi di Kabupaten Ende agar jangan berutang kepada kontraktor sehingga dengan demikian yang bersangkutan tidak ada beban baik kalah maupun menang dalam konstelasi politik baik sebagai anggota DPRD maupun jalur politik lainnya.

Hal ini dikatakan  Bupati Ende, Drs Djafar Achmad dalam sapaan singkatnya pada kegiatan diskusi politik yang diselenggarakan oleh Politician Academy di Graha Kelimutu, Hotel Grand Wisata, Ende, Sabtu (27/11/2021).

Bupati Djafar meminta kepada politisi apabila hendak “bermain”politik maka usahakan menggunakan uang sendiri jangan meminjam atau memakai uang kontraktor.

Apabila menggunakan uang konraktor maka ketika yang bersangkutan menang dalam sebuah konstelasi politik maka yang bersangkutan akan sibuk mengembalikan uang kontraktor dan melupakan masyarakat yang semestinya menjadi tujuan utama dalam berpolitik.

“Usahakan pakai uang sendiri dan jika kalah iya anggap saja itu merupakan amal kepada masyarakat dan jika menang maka konsentrasi kerja untuk urus rakyat bukan urus kontraktor punya uang,”kata Bupati Djafar di hadapan para pimpinan Parpol maupun ormas di Kabupaten Ende.

Direktur Politician Academy, Bonggas Adi Chandra juga mengungkapan hal yang serupa.

Bonggas mengatakan  hendaknya para politisi terutama para calon Bupati dan Wakil Bupati maupun Walikota agar menggunakan uang  sendiri dan tidak memanfaatkan para cukong politik.

Apabila memanfatkan uang para cukong politik maka ketika yang bersangkutan terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati maupun Walikota atau Gubernur maka yang bersangkutan lebih sibuk mengurus para cukong dibandingkan mengurus rakyat.

Dikatakan dalam berbagai kasus di tanah air banyak kepala daerah baik itu Bupati dan  Walikota juga Gubernur yang ditangkap KPK karena mereka melakukan korupsi untuk mengembalikan uang para cukong politik.

“Sebaiknya indepen dalam hal keuangan agar tidak ada beban moril untuk mengembalikan uang para cukong politik baik ketika kalah maupun menang,”kata Bonggas

Dalam kesempatan itu Bonggas juga mengatakan bahwa dalam berpolitik hendaknya melakukan hal-hal yang fenomenal dan bukan biasa-biasa saja sehingga dengan demikian yang bersangkutan bisa dikenal dan disenanangi masyarakat.

“Ada beberapa Bupati dan Walikota yang cukup fenomenal seperti Walikota,Risma di Surabaya maupun Bupati di Kabupaten Banyuwangi,”kata Bonggas.

Mereka-mereka itu melakukan hal yang diluar kebiasaan dan fenomenal sehingga mereka bisa terpilih kembali untuk periode berikutnya,ujar Bonggas.

“Itu kerja-kerja petahana yang luar biasa sehingga mereka bisa terpilih kembali dan ada juga petahana yang tidak terpilih kembali karena mereka melakukan hal yang biasa-biasa saja,”kata Bonggas.

Secara umum ada 5 faktor yang membuat petahana tidak terpilih kembali ujar Bonggas.

Pertama yang bersangkutan lupa akan janji kampanye dan yang kedua tidak menghasilkan kebijakan yang fenomenal maupun  substansial serta tidak memiliki personal branding.

Serta yang ketiga tidak memiliki platform komunikasi yang baik dengan semua segmen pemilih dan terkenal elitis dan keempat, adanya calon lain yang memiliki karisma dan social invest yang tinggi serta  kelima, tingkat kecerdasan masyarakat dalam berpolitik yang tinggi,ungkap Bonggas.

Dikatakan sesuai dengan data yang ada di NTT menunjukan bahwa dari 23 penyelenggaraan Pilkada sejak 2018 dan  2019 serta 2020 hanya lima daerah yang diikuti petahana berhasil menang sementara lainnya kalah.

Pater Avent Saur SVD dalam materinya ‘Prevelensi Gangguan Moral dalam Pemilu’ mengurai moralitas sebagai orientasi para calon pemimpin dalam berpolitik mengatakan bahwa saat ini terkadang ada politisi yang mengalami gangguan moral.

Ada juga politisi yang tidak memiliki kepekaan sosial kepada masyarakat ataupun konsituen ketika yang bersangkutan terpilih menjadi anggota DPRD.

Pater Avent mencontohkan kasus ada rumah warga di Kota Ende yang rusak hingga roboh tidak ada satupun anggota dewan yang peka akan hal itu.

Diskusi public tersebut menghadirkan para pimpinan Parpol di Kabupaten Ende seperti Ketua DPD II Golkar, Herman Yosep Wadhi maupun Ketua DPC PKPI Kabupaten Ende, Azhar Ngga Ira juga Ketua DPC,Perindo , Kabupaten Ende, Aries Putra Lawa serta pengurus DPC PDIP, Hery Gani serta para pengurus Parpol lainnya di Kabupaten Ende. (rom)  

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan